5 Mitos Skizofrenia yang Masih Banyak Dipercaya Orang, Penting Diketahui
Merdeka.com - Skizofrenia merupakan satu gangguan psikotik yang kronik, sering mereda, namun hilang timbul dengan manifestasi klinik yang amat luas variasinya. Gejala dan perjalanan penyakit ini juga sangat bervariasi.
Skizofrenia dapat didefinisikan sebagai suatu sindrom dengan variasi penyebab (banyak yang belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya.
Masuk dalam kelompok gangguan berat pada otak, umumnya penderita skizofrenia kerap kali menafsirkan realitas dengan abnormal, tidak seperti orang pada umumnya. Orang yang menderita skizofrenia sering merasakan beberapa hal seperti halusinasi, khayalan, gangguan pada pemikiran dan perilaku. Mayoritas dari penderita mengalami rasa takut yang luar biasa. Biasanya, penyakit ini mulai muncul pada usia dewasa muda.
-
Apa itu sindrom skizofrenia? Sindrom skizofrenia adalah gangguan mental serius di mana penderitanya kesulitas menafsirkan realitas secara normal.
-
Bagaimana sindrom skizofrenia terjadi? Para peneliti percaya bahwa kombinasi genetika, kimia otak, dan lingkungan berkontribusi terhadap perkembangan gangguan tersebut.
-
Mengapa skizofrenia dianggap sebagai penyakit kompleks? Schizofrenia adalah gangguan mental yang kompleks dan sering kali membingungkan, mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku. Dianggap sebagai salah satu gangguan mental paling serius, schizofrenia memiliki sejarah panjang yang mencerminkan perubahan pandangan dan pemahaman masyarakat tentang penyakit ini dari masa ke masa.
-
Kapan gejala sindrom skizofrenia muncul? Perawatan dini dapat membantu mengendalikan gejala sebelum komplikasi serius berkembang dan dapat membantu meningkatkan pandangan jangka panjang.
-
Apa yang dirasakan orang dengan skizofrenia? Orang dengan skizofrenia sering mengalami gejala positif, negatif, dan kognitif. Gejala positif mencakup halusinasi, delusi, dan pikiran atau bicara yang kacau. Gejala negatif mencakup kurangnya motivasi, emosi, atau minat. Gejala kognitif mencakup gangguan pada fungsi mental seperti memori, perhatian, atau penalaran.
-
Apa gejala awal yang umum dari skizofrenia? Gejala awal yang paling umum dari skizofrenia meliputi gelisah, depresi, kecemasan, kesulitan berpikir dengan jelas atau berkonsentrasi, kekhawatiran, kurangnya rasa percaya diri, energi yang rendah atau kelesuan, penurunan yang mengkhawatirkan dalam nilai atau kinerja pekerjaan, penarikan sosial, dan/atau ketidaknyamanan dalam berinteraksi dengan orang lain.
Karena merupakan kondisi yang kronis, setiap orang tak boleh menganggap remeh kondisi tersebut. Selain mengenali gejala, penyebab hingga cara mengatasinya, kamu juga perlu tahu mengenai mitos seputar skizofrenia yang berkembang di tengah masyarakat untuk mencegah kamu menerima informasi yang salah.
Berikut ini informasi mengenai 5 mitos skizofrenia yang masih banyak dipercaya orang, penting diketahui telah dirangkum merdeka.com melalui liputan6.com pada Jumat, (03/12/2021).
1. Skizofrenia Adalah Kepribadian Ganda
Mitos skizofrenia yang pertama adalah kepribadian ganda. Padahal keduanya sama sekali berbeda. Pada skizofrenia, orang menafsirkan realitas dengan cara yang tidak biasa melalui halusinasi, seperti melihat atau mendengar hal-hal yang tidak ada. Kondisi ini ditafsirkan sebagai memiliki kepribadian ganda yang diduga dapat menyebabkan kekerasan.
Tidak seperti skizofrenia, gangguan kepribadian ganda diinduksi oleh trauma yang terjadi selama masa kanak-kanak, seperti kekerasan fisik atau seksual. Pasien mengembangkan kepribadian tambahan ini sebagai cara untuk mengatasi peristiwa traumatis, menurut Cleveland Clinic.
2. Skizofrenia Hanya Melibatkan Delusi dan HalusinasiMitos skizofrenia berikutnya adalah penderita skizofrenia hanya melibatkan delusi dan halusinasi. Dalam hal ini delusi dan halusinasi adalah dua ciri utama yang kerap digunakan media pada umumnya untuk mendeskripsikan skizofrenia.
Karena itu adalah penyakit otak kronis, hal itu mempengaruhi beberapa fungsi otak, termasuk kemampuan untuk berpikir jernih, menangani emosi, membuat keputusan, dan berhubungan dengan orang lain. Orang dengan skizofrenia memiliki delusi yaitu, didasarkan pada keyakinan palsu, yang mana memicu perasaan tidak nyaman lantaran merasa ada orang lain yang membuntuti atau memantau setiap gerakan.
Namun, ada berbagai macam jenis skizofrenia yang diklasifikasikan oleh pakar sesuai dengan gejala yang dialami oleh penderita. Gejala pun bisa berubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, sangat mungkin untuk si penderita mengembangkan lebih dari satu jenis skizofrenia.
3. Orang dengan Skizofrenia Tidak CerdasPasien skizofrenia terbukti cerdas, atau lebih tepatnya ‘jenius gila’. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature menganalisis keterkaitan antara orang sukses dan potensi mereka sebagai penderita gangguan mental.
Studi tersebut membuktikan adanya 17% akurasi pada pemikiran tersebut. Keyakinan kian membulat setelah menyadari gen dari aktor, penari, musisi, seniman visual, dan penulis di Islandia, memiliki kemungkinan sebesar 17% untuk membawa varian terkait dengan gangguan mental, seperti skizofrenia dan gangguan bipolar. Ini membuktikan adanya kondisi tumpang tindih antara gangguan mental tertentu dan kreativitas seorang individu.
4. Skizofrenia adalah Murni GenetikGen memang kerap menjadi alasan umum untuk menjustifikasi keberadaan suatu penyakit di dalam tubuh atau pikiran manusia. Meski begitu, ini bukan berarti setiap individu ditakdirkan untuk menjadi sosok berpenyakit semasa hidupnya.
Seperti dimuat dalam jurnal PLoS ONE, sebuah studi yang dilakukan terhadap pasangan kembar identik menunjukan bahwa prevalensi pengembangan skizofrenia mencapai 48 persen.
Ini berarti, tanpa harus ada bawaan gen atau keturunan dari orang tua atau kakek dan nenek, dua individu pasangan kembar, baik identik maupun tidak, masing-masing memiliki potensi terserang penyakit mental jenis skizofrenia.
Faktor seperti stres dan tekanan dalam lingkungan berkeluarga bisa menjadi pemicu yang membuat seseorang rentan akan penyakit skizofrenia.
5. Skizofrenia Dapat DiobatiHingga detik ini, belum ada obat atau teknik pengobatan khusus yang terbukti mampu menyembuhkan pasien sepenuhnya dari penyakit skizofrenia. Sejauh ini, penderita hanya bisa dibantu dengan obat antipsikotik dan juga praktik terapi bicara untuk mengurangi gejala.
Seperti yang telah disimpulkan dalam The American Journal of Psychiatry, penderita skizofrenia kemungkinan besar bisa pulih lebih cepat apabila dirinya mau aktif berpartisipasi dalam sesi terapi bicara selama proses penyembuhan diri.
Selain itu, alangkah baiknya apabila hal tersebut dikombinasikan dengan pengonsumsian obat antipsikotik sesuai dosis dan aturan pakai yang telah dianjurkan dokter. Proses pemulihan pun akan lebih singkat dan lebih efektif apabila dukungan keluarga juga tidak pernah berhenti.
Namun kembali lagi, pulih dalam konteks ini adalah gejala berkurang secara signifikan, bukan penyakit tersebut hilang sepenuhnya. (mdk/nof)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sindrom skizofrenia merupakan gangguan yang melibatkan halusinasi.
Baca SelengkapnyaTingginya kepercayaan masyarakat terhadap hantu bisa menjadi salah satu petunjuk terkait hubungan tingginya tingkat skizofrenia.
Baca SelengkapnyaSejumlah masalah kesehatan mental kerap disalahpahami sehingga bisa sangat berdampak pada penanganannya.
Baca SelengkapnyaKondisi skizofrenia perlu diatasi dan dicegah secepatnya sebelum memburuk dengan menyadari tanda-tanda awalnya.
Baca SelengkapnyaMelantur saat berbicara bisa disebabkan oleh kondisi bernama psikosis yang merupakan keadaan mental yang kompleks.
Baca SelengkapnyaPsikosis bipolar adalah kondisi di mana seseorang sulit membedakan realita di sekitarnya dengan imajinasi di pikirannya.
Baca SelengkapnyaDelusi dan halusinasi merupakan masalah yang kerap tertukar di antara keduanya.
Baca SelengkapnyaKeterbatasan pengetahuan masyarakat di masa lalu menyebabkan sejumlah penyakit kerap dikira sebagai hasil perbuatan sihir.
Baca SelengkapnyaKesehatan mental adalah kondisi yang kompleks dan melibatkan aspek-aspek psikologis, emosional, perilaku, dan sosial.
Baca SelengkapnyaSkizofrenia adalah gangguan kejiwaan kronis ketika pengidapnya mengalami halusinasi, delusi, kekacauan dalam berpikir, dan perubahan sikap.
Baca SelengkapnyaHal ini yang menurut ilmuwan menjadi alasan manusia takut hantu.
Baca SelengkapnyaGangguan psikosis merujuk pada kondisi mental yang melibatkan hilangnya kontak dengan realitas.
Baca Selengkapnya