9 Fakta tentang Kesehatan Mental, Perlu Tahu
Kesehatan mental adalah kondisi yang kompleks dan melibatkan aspek-aspek psikologis, emosional, perilaku, dan sosial.
Dalam era modern ini, kesehatan mental telah menjadi topik yang semakin mendapat perhatian dari masyarakat luas. Bukan hanya karena stigma yang pernah melingkupinya, tetapi juga karena semakin banyaknya kasus yang menunjukkan betapa pentingnya menjaga kebugaran mental. Artikel ini bertujuan untuk membuka mata Anda tentang beberapa fakta tentang kesehatan mental yang menarik dan penting yang perlu Anda ketahui.
Kesehatan mental adalah kondisi sejahtera di mana setiap individu dapat mewujudkan potensi mereka sendiri, mengelola stres yang dimiliki, beradaptasi dengan baik, bekerja secara produktif, dan berkontribusi untuk lingkungannya. Bila seseorang mengalami masalah kesehatan mental, umumnya terdapat perubahan yang terjadi dalam pikiran, perasaan, dan perilaku.
-
Apa itu mental health? Mental health adalah kondisi kesehatan yang mencakup kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial seseorang. Hal ini mencakup bagaimana seseorang merasakan, berpikir, dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
-
Apa pentingnya kesehatan mental? Mental health is just as important as physical health.
-
Kenapa kesehatan mental penting? Kesehatan mental merupakan bagian penting dari kondisi kesehatan kita secara keseluruhan.
-
Kenapa kesehatan mental penting untuk diperhatikan? Menyadari kondisi kesehatan mental bisa sangat penting dalam mengatasinya sebelum terlambat.
-
Apa saja tanda gangguan kesehatan mental? Berikut ini adalah beberapa tanda atau gejala yang bisa menjadi indikasi bahwa kita perlu memeriksakan kesehatan mental kita: Perubahan suasana hati yang ekstrem atau tidak stabil. Misalnya, merasa sangat sedih, marah, cemas, takut, atau bahagia tanpa alasan yang jelas. Perubahan perilaku yang signifikan atau tidak biasa. Misalnya, menjadi penyendiri, agresif, impulsif, atau tidak peduli dengan orang lain. Perubahan pola tidur atau nafsu makan yang drastis. Misalnya, sulit tidur atau tidur terlalu banyak; tidak nafsu makan atau makan terlalu banyak. Perubahan kinerja atau produktivitas di sekolah atau tempat kerja. Misalnya, sulit berkonsentrasi, sering lupa, kurang motivasi, atau sering absen. Perubahan minat atau kesenangan terhadap aktivitas yang biasa dilakukan. Misalnya, tidak lagi menikmati hobi, olahraga, atau bersosialisasi dengan teman. Perasaan tidak berharga, bersalah, putus asa, atau ingin bunuh diri. Mengalami halusinasi (melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada) atau delusi (percaya pada sesuatu yang tidak nyata). Mengonsumsi alkohol atau obat-obatan secara berlebihan untuk mengatasi masalah. Mengalami gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan secara medis. Misalnya, sakit kepala, nyeri dada, mual, atau sesak napas.
-
Kenapa kesehatan mental jadi isu besar? Mengingat kesehatan mental akhir-akhir ini menjadi isu besar generasi mendatang yang harus kita hadapi melalui terobosan-terobosan pada program Health Tourism ke depan yang perlu diadakan sebagai jawaban,' jelas dia.
Kesehatan mental bukanlah hal yang remeh atau tidak penting. Sebaliknya, ini adalah aspek yang sangat fundamental dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dari gangguan kecemasan yang umum hingga depresi yang lebih serius, setiap kondisi memiliki dampak yang signifikan pada kualitas hidup seseorang. Oleh karena itu, memahami apa yang terjadi di dalam otak dan bagaimana mengelola emosi serta perilaku adalah langkah awal yang sangat penting.
1. Kecemasan sebagai Penyakit Mental yang Paling Umum
Kecemasan adalah jenis penyakit mental yang paling umum ditemukan. Gangguan kecemasan dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti gangguan kecemasan umum (Generalized Anxiety Disorder/GAD), gangguan kecemasan sosial (Social Anxiety Disorder/SAD), gangguan stres pascatrauma (Post-Traumatic Stress Disorder/PTSD), gangguan panik (Panic Disorder/PD), gangguan obsesif-kompulsif (Obsessive-Compulsive Disorder/OCD), dan fobia. Di Amerika Serikat, sekitar 18,1% orang dewasa diperkirakan mengalami setidaknya salah satu gangguan mental ini pada tahun tertentu.
2. Depresi sebagai Penyakit Mental Paling Banyak Kedua
Depresi adalah penyakit mental paling banyak kedua setelah kecemasan. Penyakit ini menimpa 6,9% orang dewasa di AS setiap tahunnya atau sekitar 16 juta orang. Menurut data WHO pada 2016, terdapat sekitar 35 juta orang di dunia yang terkena depresi.
3. Gangguan Mental Kronis yang Dimulai Sebelum Usia 14 Tahun
Hampir setengah gangguan mental kronis dimulai sebelum usia 14 tahun. Kesehatan mental para remaja di dunia tampak semakin memburuk, dan ada hubungannya dengan kecanduan terhadap smartphone. Menurut Mental Health America, 8,2% anak di bawah 18 tahun mengalami depresi berat pada 2015, naik dari 5,9% pada 2012. Secara keseluruhan, diperkirakan bahwa sekitar 20% remaja dunia mengalami masalah kesehatan mental.
4. Penyakit Mental yang Meningkatkan Risiko Penyakit Lain
Penyakit mental dapat memicu timbulnya berbagai penyakit lain. Penyakit mental dapat memengaruhi cara sistem kekebalan tubuh dan saluran pencernaan. Hasil studi-studi sebelumnya telah mengaitkan penyakit mental dengan komplikasi fisik yang lebih serius, seperti gangguan metabolisme, penyakit pernapasan, penyakit kardiovaskular, dan penyakit terkait sistem kekebalan tubuh seperti HIV.
5. Faktor Risiko Penyakit Mental
Faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit mental, seperti:
- Riwayat penyakit mental pada kerabat darah.
- Situasi kehidupan yang penuh tekanan, seperti masalah keuangan, kematian orang yang dicintai, atau perceraian.
- Kondisi medis kronis yang sedang berlangsung, seperti diabetes.
- Kerusakan otak akibat cedera serius.
- Pengalaman traumatis, seperti pertempuran militer atau penyerangan.
- Penggunaan alkohol atau narkoba.
- Riwayat pelecehan atau penelantaran masa kecil.
- Sedikit teman atau sedikit hubungan yang sehat.
6. Komplikasi Penyakit Mental
Penyakit mental yang tidak diobati dapat menyebabkan masalah kesehatan emosional, perilaku, dan fisik yang parah. Komplikasi yang terkadang dikaitkan dengan penyakit mental adalah:
- Ketidakbahagiaan dan penurunan kenikmatan hidup.
- Kesulitan menjalani hubungan.
- Isolasi sosial.
- Masalah dengan tembakau, alkohol, dan obat-obatan lainnya.
- Kehilangan pekerjaan atau sekolah, atau masalah lain yang berhubungan dengan pekerjaan atau sekolah.
- Masalah hukum dan keuangan.
- Kemiskinan dan tunawisma.
- Menyakiti diri sendiri dan menyakiti orang lain, termasuk bunuh diri atau pembunuhan.
- Sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga tubuh Anda kesulitan melawan infeksi.
- Penyakit jantung dan kondisi medis lainnya.
7. Pentingnya Kesehatan Mental bagi Remaja
Gangguan kesehatan mental atau depresi merupakan masalah kejiwaan yang rentan terjadi pada remaja. Data di Indonesia menunjukkan sebanyak 6,1% penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan kesehatan mental. Remaja sering mengalami kesulitan dalam mengendalikan perilaku dan emosi, yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian. Penting bagi orang tua dan guru untuk membimbing dan menjadi panutan para remaja dalam membangun kecerdasan emosi dan mengambil pilihan yang lebih sehat. Membantu mendapatkan bantuan profesional ke psikolog, memberi dukungan dalam menjalani terapi, menghilangkan stigma, dan meluangkan waktu untuk diri sendiri akan sangat membantu dalam menangani masalah kesehatan mental.
8. Faktor Risiko dan Pelindung Gangguan Mental Remaja
Hasil survei I-NAMHS menunjukkan bahwa gangguan mental yang paling banyak diderita oleh remaja adalah gangguan cemas (3,7%), diikuti oleh gangguan depresi mayor (1,0%), gangguan perilaku (0,9%), serta gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) masing-masing sebesar 0,5%. Faktor risiko dan pelindung yang berhubungan dengan gangguan mental remaja termasuk perundungan, sekolah dan pendidikan, hubungan teman sebaya dan keluarga, perilaku seks, penggunaan zat, pengalaman masa kecil yang traumatis, dan penggunaan fasilitas kesehatan.
9. Mitos tentang Kesehatan Mental
Gangguan kesehatan mental tidak ada hubungannya dengan lemahnya kepribadian atau kurangnya kegigihan. Kondisi ini bukanlah suatu pilihan, melainkan suatu kondisi medis yang umum ditemukan dan bisa diatasi. Misconceptions seperti ini seringkali membuat pengidap mental illness malu untuk berobat ke dokter, padahal mental illness bukanlah hal yang memalukan.