Ini Alasan Mengapa Manusia Takut Hantu
Hal ini yang menurut ilmuwan menjadi alasan manusia takut hantu.
Kepercayaan pada hantu adalah hal yang lucu, sebenarnya. Tidak sedikit bahkan di Indonesia sendiri banyak yang percaya atau sering mengkaitkan sesuatu yang mengganggu dengan hal-hal mistis.
Meskipun tidak ada bukti yang bisa mendukung keberadaan hantu, tapi mereka telah menghantui manusia kapanpun dan dimanapun di setiap tempat di planet ini. Melihat setiap zaman dan setiap budaya memiliki jenis hantu dan ceritanya sendiri, masing-masing dibentuk oleh konteks yang unik.
-
Kenapa orang percaya hantu? Kepercayaan tersebut bisa timbul dari berbagai hal, mulai dari kepercayaan agama dan kebiasaan masyarakat.
-
Mengapa orang melihat hantu? Orang bisa melihat hantu ada kaitannya dengan 'pareidolia'. Ini adalah kecenderungan otak kita untuk melihat pola, terutama wajah dan bentuk manusia, dalam hal-hal yang tidak terlalu jelas.
-
Bagaimana hantu mempengaruhi pikiran manusia? Harga yang harus dibayar untuk melihat pola-pola yang ada adalah bahwa terkadang kita menjadi berlebihan dan melihat pola-pola yang tidak ada,' ungkap Wiseman.
-
Apa yang membuat orang takut? Melihat layar kapal viking di kejauhan saja sudah membuat orang-orang ketakutan.
-
Apa bukti hantu menurut sains? Dengan foto, misalnya, dahulu terdapat banyak eksposur ganda (teknik fotografi yang menggabungkan dua eksposur ke dalam satu gambar), tetapi saat ini tidak banyak lagi. Hantu semcam itu sudah pergi semenjak kedatangan kamera ponsel,'
-
Siapa yang percaya hantu? Sebagian besar orang-orang percaya hantu.
Meskipun pemikiran ilmiah sudah meningkat pada abad ke-20 dan ke-21, kepercayaan pada roh yang gelisah masih sangat hidup. Mengutip iflscience, Sabtu (26/10), Survei YouGov tahun 2020 telah menemukan 6 persen orang Amerika percaya pada hantu, sementara di tahun 2021, ditemukan 20 persen mengaku bahwa mereka telah bertemu langsung dengan roh.
Bahkan di tahun 2014, telah ditemukan juga bahwa satu dari tiga orang Inggris (34 persen) percaya pada hantu. Meski saat ini belum jelas apakah angka-angka tersebut meningkat selama dekade terakhir, tapi ada alasan juga yang tidak menutup kemungkinan bahwa itu terjadi.
Beberapa Alasan
Beberapa alasannya yakni, Pertama, hantu, kejadian angker, dan hal-hal paranormal muncul dimana-mana, baik dalam film, gim video, podcast, dan lainnya. Penggunakan platform media sosial seperti Facebook atau Tiktok pasti pernah melihat atau mendengar kejadian angker yang tertangkap kamera.
Dalam masa-masa penuh ketidakpastian banyak orang cenderung beralih pada agama, dan penelitian menunjukkan bahwa hal ini juga berlaku untuk kepercayaan paranormal.
Alasannya sederhana, ketika kita merasa stres, otak kita akan mencari cara untuk memaknai dunia dan menenangkan diri. Dan jika benar, maka lonjakan konsumsi konten tentang hantu selama pandemi Covid bukanlah hal yang mengejutkan. Ada pula kemungkinan bahwa kepercayaan semacam ini memiliki akar evolusi.
Profesor Chris French dari Unit Penelitian Anomalistik di Goldsmiths pernah berkata, “Dalam hal evolusi, otak kita telah berkembang untuk satu tujuan, yakni memastikan kita bertahan hidup cukup lama untuk meneruskan gen kita. Itu saja. Bukan untu memahami kebenaran mendalam tentang alam semesta.”
Otak kita pun selalu terprogram untuk waspada terhadap berbagai bahaya. Akibatnya, kita cenderung memiliki bias kognitif yang membuat kita mencari penjelasan atas kejadian yang tidak Terduga. Seperti yang dijelaskan French, salah satu bias tersebut adalah anggapan bahwa setiap peristiwa pasti disebabkan oleh sesuatu atau seseorang yang memiliki niat tertentu pada kita.
Contohnya, suara aneh di tengah malam mungkin membuat kita yakin ada pencuri yang masuk atau hantu yang bergentayangan. Bias serupa juga yang mungkin membuat orang zaman dulu mengaitkan gagal panen dengan sihir jahat.
“Saya pikir, banyak bias yang mendasari kecenderungan kita terhadap kepercayaan paranormal dapat dijelaskan melalui bias kognitif ini,” tambah French.
Namun, alasan emosional juga bisa berperan besar dalam kepercayaan manusia terhadap hantu. Hantu sering kali jadi bahan hiburan, bahkan bagi mereka yang skeptis. Kisah-kisah misterius yang akan memancing rasa penasaran dan kegembiraan.
Selain itu, bagi sebagian orang juga kepercayaan terhadap hantu dan kehidupan setelah kematian adalah bagian dari pandangan dunia yang lebih besar. Gagasan bahwa ada “kehidupan setelah mati” seperti menawarkan kenyamanan, terutama bagi mereka yang takut dengan kematian.
“Saya pribadi tidak percaya pada hal-hal supranatural. Tetapi saya tidak punya masalah jika orang lain mempercayainya, selama itu membawa hal positif dalam hidup mereka. Asalkan mereka tidak memaksakan keyakinan mereka kepada orang lain, tidak apa-apa," kata dia.
Dua faktor psikologis utama yang berperan dalam pengalaman “melihat” hantu adalah konteks dan keyakinan di awal. Seperti misal, seseorang mengunjungi tempat yang angker, berbagai macam rangsangan seperti suara samar-samar, angin, atau perubahan suhu tiba-tiba akan dianggap sebagai aktivitas paranormal dengan mudah.
Tetapi, apabila dalam kondisi normal, mereka mungkin tidak akan menyadari hal-hal tersebut.
“Menurut saya kedua faktor ini sangat penting,” ujar French. “Namun, banyak faktor lainnya adalah kelumpuhan tidur, sebuah kondisi yang cukup sering dialami seseorang dan kerap disalahartikan sebagai pengalaman mistis."
Pembuktian
Ada kisah menarik yang menyoroti poin ini. Seorang pensiunan tukang pos bernama Rodney Holbrook menyadari bahwa barang-barang di meja kerjanya sering kali "dirapikan" pada malam hari.
Merasa aneh, ia memasang kamera untuk mencari tahu apa yang terjadi, berharap menemukan bukti adanya gangguan paranormal. Namun, hasilnya justru di luar dugaan, ternyata itu seekor tikus kecil yang rajin telah merapikan barang-barangnya!
Menurut French, kejadian ini menunjukkan bahwa kenyataan seringkali lebih mengejutkan dan lucu daripada yang kita bayangkan. Kadang-kadang, pikiran yang terbuka adalah hal terbaik untuk menghadapi hal-hal yang tampak aneh.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia