Penjelasan Vulkanolog ITB Terkait Suara Dentuman Misterius di Jakarta dan Depok
Merdeka.com - Jumat (10/4) lalu warga Jakarta dan Depok dikejutkan dengan suara dentuman yang terjadi pada dini hari. Suara dentuman tersebut banyak dikaitkan oleh masyarakat sebagai efek dari aktivitas gunung berapi Anak Krakatau yang baru saja meletus.
Suara dentuman juga membuat beberapa rumah dan kaca dari gedung bergetar layaknya gempa bumi dan mengejutkan penghuni yang sedang beristirahat. Terkait hal itu Vulkanolog Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurrahman memberikan penjelasan.
Berasal dari Aktivitas Magmatik
-
Kapan Gunung Krakatau meletus? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
-
Dimana letusan gunung berapi terjadi? Pertanyaan tersebut menjadi fokus perhatian para peneliti yang mengunjungi dataran tinggi luas dan berbatu di India Barat yang terbentuk oleh lava cair, di mana mereka melakukan pengeboran batu dan mengumpulkan sampel untuk dianalisis.
-
Bagaimana gempa bumi memicu letusan? Gempa ini terjadi ketika terjadi pergeseran lempeng tektonik di bawah permukaan bumi. Akibat pergerakan ini, magma yang tersimpan di dalam bumi dapat naik ke permukaan dan menyebabkan gunung meletus.
-
Dimana suara ledakan terdengar? Di Ganges Delta dan Teluk Bengal, fenomena ini dikenal sebagai Barisal guns, di Shikoku Jepang disebut 'yan', dan di Belgia dinamai 'mistpouffers' atau letusan kabut.
-
Kapan gunung meletus? Dengan adanya faktor-faktor tersebut, terjadilah letusan gunung meletus yang dapat berdampak pada kerusakan lingkungan dan ancaman terhadap kehidupan manusia.
Dikutip dari Liputan6, Mirzam Abdurrahman mengungkapkan jika pihaknya belum mengetahui secara pasti sumber dentuman tersebut. Namun Ia mengungkapkan bahwa suara tersebut kemungkinan berasal dari aktivitas perpindahan magma secara tiba-tiba dari dapur magma ke tempat yang lebih rendah.
Menurutnya kejadian tersebut biasa disebut dengan istilah underground explosion.Ia menambahkan jika suara gemuruh itu berasal dari dua kemungkinan, bisa dipicu dari aktivitas vulkanis gunung berapi maupun di luar itu.
"Kejadian ini mengakibatkan terjadinya kekosongan dan ambruknya dapur magma dalam, sehingga menghasilkan dentuman dan getaran di daerah sekitarnya," kata Mirza dalam keterangannya di laman ITB.
Mengacu pada Aktivitas 3 Gunung Berapi
Akun Instagram @krakatau_ca_cal 2020 Merdeka.com
Dosen Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB tersebut juga menjelaskan jika hipotesisnya tersebut didasarkan pada peristiwa serupa yang terjadi di 3 gunung berapi di 3 negara berbeda.
Ketiga gunung api tersebut adalah Gunung Api Miyakejima Jepang sekitar tahun 2000, Gunung Piton de La Fournaise Pulau Reunion (2007), dan gunung di Kepulauan Mayotte Prancis (2018).
Perlu Kajian Lebih Lanjut
Mirza menambahkan jika fenomena aktivitas dari dalam perut bumi tersebut perlu dikaji lebih lanjut. Menurutnya ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi, selain karena faktor erupsi gunung berapi, bisa juga dari aktivitas alam lainnya.
Seperti diketahui, Gunung Api Anak Krakatau kembali erupsi pada Jumat (10/4/) lalu. Letusan dari gunung yang berada di Selat Sunda tersebut terjadi sebanyak dua kali yaitu pada pukul 21.58 WIB dan pukul 22.35 WIB. Menurut Mirza, Tipe letusan tersebut adalah strombolian dengan menyemburkan debu vulkanik setinggi kurang lebih 500 meter. Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) juga memastikan jika tidak ada suara gemuruh yang dihasilkan dari erupsi rutin tersebut. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
warga dan pemilik rumah panik, sehingga petugas terpaksa mengungsikan kelima penghuni rumah tersebut ke tempat yang lebih aman.
Baca SelengkapnyaKejadian itu terjadi saat para pekerja galian sedang menggali tanah di sekitar area.
Baca SelengkapnyaHeboh! Suara misterius terdengar dari dalam tanah hingga membuat warga di Kabupaten Sumenep, Madura panik. Bagaimana ulasan selengkapnya?
Baca SelengkapnyaDentuman Terdengar saat Erupsi Gunung Marapi, Ini Penjelasan Badan Geologi
Baca SelengkapnyaLedakan di bangunan barang rongsokan itu terjadi sekitar pukul 09.00 WIB.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi meletus pukul 06.03 WIB namun tinggi kolom abu tidak teramati.
Baca SelengkapnyaDari info yang ada, satu orang meninggal akibat kejadian ini.
Baca SelengkapnyaKemudian, terlihat adanya api yang menyala pada rumah kontrakan tersebut
Baca SelengkapnyaGunung Slamet punya karakteristik yang "tenang namun menghanyutkan"
Baca SelengkapnyaDikenal sebagai negara kepulauan yang berada di Cincin Api Pasifik, Indonesia memiliki lebih dari 130 gunung berapi aktif.
Baca Selengkapnyawarga sipil berada di lokasi telah dievakuasi ke tempat lebih aman
Baca SelengkapnyaMenurut BMKG, gempa bumi terjadi pada hari Minggu 25 Februari 2024 sekitar pukul 20.07 WIB.
Baca Selengkapnya