Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hampir Punah, Ini Upaya BKSDA Jabar Jaga Kelangsungan Hidup Merak Hijau

Hampir Punah, Ini Upaya BKSDA Jabar Jaga Kelangsungan Hidup Merak Hijau Pelepasan burung merak hijau di Taman Nasional Ujung Kulon. ©2020 Liputan6/Editorial Merdeka.com

Merdeka.com - Dalam rangka melestarikan kelangsungan Pavo Muticus atau Merak Hijau, Jumat (6/11) lalu Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jabar Wilayah I Serang berhasil melepasliarkan tiga ekor di Pulau Handeuleum, yang merupakan bagian dari Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).

Upaya melepaskan ketiga ekor merak hijau tersebut menyusul adanya beberapa warga Bogor yang menyerahkan ketiga hewan unik dan langka tersebut.

“BKSDA bersama Lembaga Konservasi Animal Sanctuary Trust Indonesia (ASTI) Bogor melepaskan tiga burung merak, satu ekor berjenis kelamin jantan dan dua lagi betina, berumur tujuh tahun,” kata Kepala Seksi (Kasie) BKSDA Jabar Wilayah I Serang, Andre Ginson melansir dari Liputan6.

Mengupayakan Agar Hidup Layak

pelepasan burung merak hijau di taman nasional ujung kulon

©2020 Liputan6/Editorial Merdeka.com

Andre mengungkapkan jika upaya tersebut merupakan langkah dari BKSDA Jabar untuk menjaga kelestarian hewan langka. Menurutnya, lokasi pelepasan saat ini merupakan lokasi yang aman agar merak hijau bisa hidup sesuai habitatnya.

"Burung merak hijau yang dilepasliarkan hasil serahan warga Bogor, kemudian dititipkan dulu ke ASTI untuk dikarantina. Lama karantina burung merak hijau ini sudah dua tahun, sudah cukup lama. Itu dilakukan agar sifat asli dari hewan itu kembali, agar layak dikembalikan ke alam," jelas Andre.

Menjaga Proses Reproduksi Merak Hijau

Alasan TNUK dipilih menjadi lokasi pelepasan satwa yang dipantau oleh The Internasional Union for Conservation of Nature (IUCN) atau lembaga internasional yang berfokus dalam kelestarian alam dan spesies langka tersebut, karena lokasinya yang disebut sesuai untuk perkembangbiakan merak hijau.

"Kalau pelepasliaran di TNUK ini kita sudah kedua kalinya. Kita juga lakukan keluar Jawa, seperti Sumatera dan Kalimantan, tergantung dari mana habitat hewan tersebut," kata perwakilan ASTI, drh Amira Putri Pertiwi, Jumat (6/11/2020).

Merupakan Lokasi dengan Jumlah Pangan yang Memadai

Terkait pelepasan tersebut, Kasie Wilayah I Panaitan Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Husen menjelaskan bahwa lokasi Taman Nasional Ujung Kulon memiliki ketersediaan pangan alami yang memadai bagi merak hijau.

Pangan alami seperti biji-bijian, pucuk rumput muda, dedaunan, serangga, laba-laba, cacing, hingga kadal bisa menjaga ketahanan pangan demi kelangsungan hidup dari hewan yang memiliki warna keemasan dan panjangnya bisa mencapai 300 cm tersebut.

"Harapan kami, tentunya satwa ini bisa langsung beradaptasi dan berkembang biak dengan baik, serta bisa lestari disini (Pulau Handeuleum) untuk anak cucu kita dapat menikmati adanya burung merak di sini. Untuk daya dukung pakan saat ini Insyaallah kawasan dan habitatnya mendukung untuk keberlangsungan spesies merak hijau," terang Husein. (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
25 Burung Langka Dilepasliarkan ke Habitatnya di Papua dan Maluku
25 Burung Langka Dilepasliarkan ke Habitatnya di Papua dan Maluku

BKSDA Jawa Tengah melepasliarkan 25 ekor burung langka ke Papua dan Maluku. Satwa endemik itu umumnya diserahkan warga yang memeliharanya secara ilegal.

Baca Selengkapnya
Empat Ekor Landak yang Dimiliki Warga Secara Ilegal Dilepasliarkan di Kaki Gunung Batukaru Bali, Dikembalikan ke Habitat Aslinya
Empat Ekor Landak yang Dimiliki Warga Secara Ilegal Dilepasliarkan di Kaki Gunung Batukaru Bali, Dikembalikan ke Habitat Aslinya

Pelepasan satwa yang dilindungi ini dilaksanakan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bali.

Baca Selengkapnya
7 Kucing Liar Asal Indonesia Ini Langka dan Hampir Punah
7 Kucing Liar Asal Indonesia Ini Langka dan Hampir Punah

7 kucing liar di Indonesia yang langka dan terancam punah

Baca Selengkapnya
Pegawai Kehutanan Temukan 10 Butir Telur Paling Langka, Mirip Batu dengan Warna Hijau Gelap
Pegawai Kehutanan Temukan 10 Butir Telur Paling Langka, Mirip Batu dengan Warna Hijau Gelap

Sekilas, telur-telur ini mirip batu kerikil dengan warna hijau gelap.

Baca Selengkapnya
Kabar Gembira dari Pulau Dewata, Populasi Jalak Bali di TNBB Melonjak
Kabar Gembira dari Pulau Dewata, Populasi Jalak Bali di TNBB Melonjak

Populasi jalak bali atau curik di Taman Nasional Bali Barat (TNBB) terus bertambah. Burung ini merupakan salah satu satwa langka dari Pulau Dewata

Baca Selengkapnya
7 Jenis Kura-kura yang Dilindungi di Indonesia, Penting untuk Diketahui
7 Jenis Kura-kura yang Dilindungi di Indonesia, Penting untuk Diketahui

Merdeka.com merangkum informasi tentang 7 jenis kura-kura yang dilindungi di Indonesia yang penting untuk diketahui.

Baca Selengkapnya
Karakteristik Burung Kuau Raja, Memiliki Kemampuan Unik
Karakteristik Burung Kuau Raja, Memiliki Kemampuan Unik

Burung Kuau Raja memiliki ciri khas ekor yang unik namun terancam punah.

Baca Selengkapnya
Wajib Dilindungi! Ini 12 Satwa Endemik Indonesia yang Hampir Punah, Diantaranya Komodo dan Harimau Bali
Wajib Dilindungi! Ini 12 Satwa Endemik Indonesia yang Hampir Punah, Diantaranya Komodo dan Harimau Bali

Semakin kesini hewan endemik Indonesia sudah banyak yang hampir punah bahkan banyak juga yang sudah punah, seperti komodo dan harimau bali.

Baca Selengkapnya
Mencari Kicauan Elang Bondol di Pusat Keramaian
Mencari Kicauan Elang Bondol di Pusat Keramaian

Perdagangan satwa lindung masih sering ditemui di pasar burung.

Baca Selengkapnya
Potret Terkini Taman Nasional Alas Purwo, Satwa yang Terancam Punah Terus Berkembang Biak
Potret Terkini Taman Nasional Alas Purwo, Satwa yang Terancam Punah Terus Berkembang Biak

Wilayahnya terdiri dari hutan bambu, hutan pantai, hutan bakau, hutan tanaman, hutan alam, dan padang rumput.

Baca Selengkapnya
Tembok Penangkaran Jebol, Buaya Milik Pengusaha di Cianjur ke Sawah Dekat Permukiman Warga
Tembok Penangkaran Jebol, Buaya Milik Pengusaha di Cianjur ke Sawah Dekat Permukiman Warga

Baru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.

Baca Selengkapnya
Desa di Kulon Progo Ini Jadi Wilayah Konservasi yang Dikelola secara Mandiri, Dihuni hingga 105 Jenis Burung
Desa di Kulon Progo Ini Jadi Wilayah Konservasi yang Dikelola secara Mandiri, Dihuni hingga 105 Jenis Burung

Kawasan konservasi itu memiliki wilayah geografis perbukitan. Di dalamnya terdapat banyak keragaman flora dan fauna.

Baca Selengkapnya