Melihat Anak-anak Korban Gempa Cianjur Sekolah di Tenda Darurat, Tampak Antusias
Merdeka.com - Anak-anak korban gempa bumi di Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mulai kembali bersekolah sejak awal pekan ini. Pada Selasa (6/12) pagi, mereka tampak begitu antusias mengikuti kegiatan pembelajaran walau hanya berlangsung di tenda darurat.
Tercatat 276 siswa atau 90 persen dari total anak-anak yang bersekolah di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Panyaweuan mengikuti sekolah di tenda darurat. Mereka merupakan siswa kelas satu hingga kelas enam.
“Saat hari pertama sekolah (Senin), saya sempat khawatir karena kemungkinan hanya 75 persen siswa yang masuk,” kata Kepala Sekolah SDN Panyaweuan, Ani Murhayani.
-
Apa dampak gempa Cianjur terhadap pendidikan? Tak sedikit sekolah rusak parah, berdampak pada para siswa dan tenaga pengajar terpaksa belajar dalam kondisi yang tidak layak.
-
Apa yang muncul di halaman sekolah setelah gempa? Lebih dari satu sumber mata air tampak muncul dari sela-sela lantai paving.
-
Bagaimana kondisi mereka setelah gempa? Saat gempa usai, anak perempuan dan ibunya itu ditemukan warga sedang menangis histeris. Wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu yang sangat tebal karena kondisi rumah mereka yang sudah hancur.
-
Siapa yang membantu pemulihan pendidikan di Cianjur? Sebagai respons atas bencana ini, Direktorat Prasarana Strategis, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengambil langkah cepat untuk membantu memulihkan pendidikan di Cianjur.
-
Bagaimana anak-anak belajar di Kampung Saungkuriang? 'Akhir KKN ini, kami menerima kunjungan empat sekolah SD di Kecamatan Cipondoh, untuk merasakan langsung pesona Kampung Saungkuriang. Dengan kegiatan memberi makan hewan, membuat ekoprint, dan beberapa kerajinan dari barang bekas. Serta membuat aquaponik di mana anak-anak dapat menanam sekaligus memelihara ikan,' paparnya.
-
Dimana anak-anak bisa belajar? Aktivitas seperti berjalan-jalan di alam, memasak bersama, atau mengunjungi taman atau kebun binatang memberi anak-anak kesempatan untuk bertanya dan belajar.
Belajar di Tiga Unit Tenda Darurat
©2022 YouTube Liputan6 SCTV/Merdeka.com
Kegiatan belajar mengajar sendiri dilakukan seperti biasanya dengan sejumlah mata pelajaran. Tidak tampak raut sedih dari anak-anak itu, walau kondisinya tidak senyaman saat berada di ruangan kelas.
Mereka justru bersemangat, termasuk saat kegiatan belajar interaktif bersama para guru di sekolah darurat.
“Keseluruhan siswa yang hadir di sekolah ini mencapai 90 persen, alhamdulillah,” kata Ani.
Kelas Dibagi Dua Sesi
©2022 YouTube Liputan6 SCTV/Merdeka.com
Ani menambahkan, kegiatan sekolah tatap muka di tenda darurat itu dilakukan melalui dua sesi. Untuk siswa kelas satu sampai dengan tiga, pembelajaran dimulai pukul 07.30 WIB sampai jam 10.00 WIB. Sedangkan siswa kelas empat sampai enam, kegiatan belajar mengajar dilakukan pada siang hari mulai jam 10.00 WIB sampai 12.00 WIB.
Ani mengaku kegiatan belajar mengajar tersebut belum bisa diterapkan secara maksimal, lantaran hanya dua jam. Selain itu keterbatasan tempat juga menjadi kendala pelaksanaan sekolah darurat tersebut.
“Mulai kemarin (Senin) kita lakukan pembagian melalui dua sesi, jadi kita memang belum maksimal dalam pembelajaran lantaran hanya dua jam,” lanjut Ani.
Diberikan Trauma Healing
©2022 YouTube Liputan6 SCTV/Merdeka.com
Selain diterapkan materi akademis, siswa siswi di sana juga diberikan materi trauma healing agar dampak psikis akibat bencana beberapa pekan lalu tidak kembali dirasakan para korban.
Ani menambahkan, sistem pembelajaran di sekolah tersebut akan dilanjutkan dengan kegiatan ujian semester pada pekan depan. Lokasinya pun akan tetap diadakan di tenda darurat tersebut.
“Saya merasa terharu kepada anak-anak di sekolah ini, mereka begitu antusias untuk belajar” tandasnya (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak sedikit sekolah rusak parah, berdampak pada para siswa dan tenaga pengajar terpaksa belajar dalam kondisi yang tidak layak.
Baca SelengkapnyaAktivitas-aktivitas tersebut dirancang untuk mengembalikan keceriaan anak-anak, mengurangi rasa takut, dan membangun kembali semangat mereka.
Baca SelengkapnyaBantuan itu dilakukan setelah warga yang sebelumnya sempat mengungsi akibat penyerangan OPM.
Baca SelengkapnyaSejumlah bangunan tampak rusak diterjang gempa darat tersebut
Baca SelengkapnyaKegiatan simulasi ini diadakan untuk mengedukasi para pelajar agar memahami kesiapsiagaan menghadapi gempa sejak dini.
Baca SelengkapnyaAda 400 rumah terdampak kebakaran dan 1.109 warga terpaksa mengungsi di tenda pengungsian.
Baca SelengkapnyaBantuan yang diberikan berupa kebutuhan pokok serta barang-barang lain yang sangat dibutuhkan oleh warga yang terdampak bencana alam.
Baca SelengkapnyaPelatihan Tanggap Bencana bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pembelajaran tentang mitigasi bencana alam gempa bumi.
Baca SelengkapnyaMasa orientasi ini menjadi langkah awal yang penting dalam perjalanan pendidikan pelajar di SDN Anyelir 1 dan sekolah-sekolah lainnya di wilayah Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaSDN yang ruang kelasnya ambruk akibat goncangan gempa berada di Kampung Cilangiri, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi.
Baca SelengkapnyaTidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran.
Baca SelengkapnyaDi Garut, getaran gempa memang sangat terasa kencang dan lama.
Baca Selengkapnya