Mengenal Ruwat Jagat Mapag Hujan, Cara Warga Subang untuk Sambut Musim Hujan
Dalam perhelatan Ruwat Jagat Mapag Hujan tahun ini tema yang diusung ialah 'Seba Tangkal Muru Cai'.

Dalam perhelatan Ruwat Jagat Mapag Hujan tahun ini tema yang diusung ialah 'Seba Tangkal Muru Cai'.

Mengenal Ruwat Jagat Mapag Hujan, Cara Warga Subang untuk Sambut Musim Hujan
Ruwat Jagat Mapag Hujan menjadi tradisi lokal tahunan yang dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Masyarakat kemudian melakukan sejumlah prosesi adat untuk menyambut datangnya musim penghujan.

Termasuk kenduri rakyat
Jika dilihat dari sejarahnya, tradisi ini berangkat dari kenduri rakyat atau kegiatan gotong royong dalam menyambut musim hujan.
Dikutip dari ANTARA, Senin (30/10), dalam perhelatan Ruwat Jagat Mapag Hujan tahun ini tema yang diusung ialah 'Seba Tangkal Muru Cai'.
Saat pelaksanaannya, warga juga terlihat membawa bendera putih dan berpakaian pangsi ala masyarakat Sunda serta dipimpin oleh tokoh masyarakat Lembur Pakuan Subang, Dedi Mulyadi.
Merawat mata air
Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan sarana dan prasarana desa saat musim basah (hujan).
Untuk tahun ini, kegiatan utamanya yakni merawat mata air dengan menanam pohon di sekitar Kaki Gunung Sunda, Desa Sukamandi, Kecamatan Sagalaherang, Subang.
Keramaian sudah terlihat dari rombongan warga yang berkonvoi menuju lokasi mata air tersebut.

Menanam ratusan pohon besar
Dalam kegiatan tersebut dilakukan penanaman ratusan pohon besar di sekitar mata air sebagai langkah untuk membuat cadangan air.
Warga tampak antusias membawa bibit-bibit pohon berbagai ukuran, karena nantinya saat sudah ditanam, pohon tersebut bisa memberikan cadangan air khususnya di wilayah desa mereka.
"Saya sengaja bawa pohon ukuran besar untuk contoh. Jadi jangan memberi bibit yang kecil-kecil, nanti belum tumbuh sudah mati duluan," katanya.
Mencegah kekeringan di musim kemarau
Adapun tujuan utama dari kegiatan ini adalah menjaga mata air agar tetap bisa menampung cadangan saat musim kemarau mendatang.
Pasalnya di musim kering air kerap kali tidak mengalir, dan membuat masyarakat setempat kesulitan. Dari situ Dedi meminta warga setempat untuk menjaga bibit-bibitnya agar berfungsi dengan baik.
"Saya minta dua orang untuk menjaga pohon-pohon ini. Jadi tugasnya nanti merawat pohon sampai enam bulan ke depan, nanti dua orang itu akan digaji oleh saya. Kalau tidak seperti itu nanti sehabis ditanam tidak dirawat akan mati pohonnya," kata dia.

Bersihkan irigasi
Selain berfokus ke penjagaan mata air, kegiatan tersebut juga dilakukan salah satunya dengan menjaga kondisi irigasi.
Dikutip dari akun X @inisibudicilok, pada 2019 lalu, kegiatan tersebut dilakukan dengan membereskan saluran air agar pengaliran ke ladang bisa lancar saat musim kering.
Kegiatan ini juga dilakukan melalui pagelaran budaya Sunda di wilayah perkotaan dan dihadiri ratusan warga yang tumpah ruah.
