Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Stres Oksidatif beserta Dampaknya bagi Kesehatan Tubuh

Mengenal Stres Oksidatif beserta Dampaknya bagi Kesehatan Tubuh Ilustrasi sel kanker. ©2012 Shutterstock/Juan Gaertner

Merdeka.com - Stres oksidatif adalah ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh Anda. Radikal bebas sendiri adalah molekul yang mengandung oksigen dengan jumlah elektron yang tidak merata.

Jumlah yang tidak merata ini memungkinkan mereka untuk bereaksi dengan mudah pada molekul lain. Radikal bebas dapat menyebabkan reaksi kimia berantai besar dalam tubuh Anda karena mereka sangat mudah bereaksi dengan molekul lain. Reaksi ini disebut oksidasi, dan bisa bermanfaat atau berbahaya.

Kemudian ada juga antioksidan, yaitu molekul yang dapat mendonorkan elektron kepada radikal bebas dengan tetap membuat dirinya stabil. Itulah kenapa, radikal bebas bisa menjadi stabil dan menjadi kurang reaktif ketika bersama antioksidan.

Stres oksidatif terjadi secara alami dan berperan dalam proses penuaan. Sejumlah besar bukti ilmiah menunjukkan bahwa stres oksidatif jangka panjang berkontribusi pada perkembangan berbagai kondisi kronis, seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung.

Berikut ini kami akan sampaikan lebih lanjut tentang stres oksidatif dan dampaknya bagi tubuh.

Stres Oksidatif

Stres oksidatif dapat terjadi ketika ada ketidakseimbangan radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh.

Dikutip dari medicalnewstoday.com, sel-sel tubuh menghasilkan radikal bebas selama proses metabolisme normal. Namun, sel juga menghasilkan antioksidan yang dapat menetralisir radikal bebas ini. Secara umum, tubuh mampu menjaga keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas.

Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap stres oksidatif dan produksi radikal bebas yang berlebihan. Faktor-faktor ini mencakup diet, gaya hidup, hingga faktor lingkungan seperti polusi dan radiasi.

Respons imun alami tubuh juga dapat memicu stres oksidatif untuk sementara waktu. Jenis stres oksidatif ini menyebabkan peradangan ringan yang hilang setelah sistem kekebalan melawan infeksi atau saat memperbaiki cedera.

Stres oksidatif yang tidak terkontrol dapat mempercepat proses penuaan dan dapat berkontribusi pada perkembangan sejumlah kondisi.

Efek Stres Oksidatif

Efek stres oksidatif bervariasi dan tidak selalu berbahaya. Misalnya, stres oksidatif yang dihasilkan dari aktivitas fisik mungkin memiliki efek regulasi yang menguntungkan pada tubuh.

Olahraga meningkatkan pembentukan radikal bebas, yang dapat menyebabkan stres oksidatif sementara pada otot. Namun, radikal bebas yang terbentuk selama aktivitas fisik mengatur pertumbuhan jaringan dan merangsang produksi antioksidan.

Stres oksidatif ringan juga dapat melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit. Dalam sebuah studi pada tahun 2015, para ilmuwan menemukan bahwa stres oksidatif membatasi penyebaran sel kanker melanoma pada tikus.

Namun, stres oksidatif jangka panjang juga dapat merusak sel-sel tubuh, protein, dan DNA. Ini dapat berkontribusi pada penuaan dan mungkin memainkan peran penting dalam pengembangan berbagai kondisi, seperti berikut ini:

Peradangan kronis

Infeksi dan cedera memicu respons imun tubuh. Sel-sel kekebalan yang disebut makrofag menghasilkan radikal bebas sekaligus melawan kuman yang menyerang. Radikal bebas ini dapat merusak sel-sel sehat, sehingga menyebabkan peradangan.

Dalam keadaan normal, peradangan akan hilang setelah sistem kekebalan menghilangkan infeksi atau memperbaiki jaringan yang rusak. Namun, stres oksidatif juga dapat memicu respons inflamasi, yang, pada gilirannya, menghasilkan lebih banyak radikal bebas yang dapat menyebabkan stres oksidatif lebih lanjut, sehingga ini akan menciptakan siklus.

Peradangan kronis akibat stres oksidatif dapat menyebabkan beberapa kondisi, seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, dan radang sendi.

Penyakit neurodegeneratif

Otak sangat rentan terhadap stres oksidatif karena sel-sel otak membutuhkan sejumlah besar oksigen. Menurut sebuah tinjauan tahun 2018, otak mengonsumsi 20 persen dari jumlah total oksigen yang dibutuhkan tubuh sebagai bahan bakar dirinya sendiri.

Sel-sel otak menggunakan oksigen untuk melakukan aktivitas metabolisme intensif yang menghasilkan radikal bebas. Radikal bebas ini membantu mendukung pertumbuhan sel otak, neuroplastisitas, dan fungsi kognitif.

Ketika mengalami stres oksidatif, radikal bebas berlebih dapat merusak struktur di dalam sel otak dan bahkan menyebabkan kematian sel, sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit Parkinson.

Stres oksidatif juga mengubah protein esensial, seperti peptida amiloid-beta. Menurut satu tinjauan sistematis tahun 2018, stres oksidatif dapat memodifikasi peptida dengan cara berkontribusi pada akumulasi plak amiloid di otak. Ini adalah penanda utama penyakit Alzheimer.

Cara Mencegah

Penting untuk diingat bahwa tubuh tetap membutuhkan radikal bebas dan antioksidan. Memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit dari keduanya dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Gaya hidup dan langkah-langkah diet dapat membantu mengurangi stres oksidatif dalam tubuh, seperti:

  • makan makanan yang seimbang dan sehat yang kaya buah-buahan dan sayuran
  • membatasi asupan makanan olahan, terutama yang tinggi gula dan lemak
  • berolahraga secara teratur
  • berhenti merokok
  • mengurangi stres
  • menghindari atau mengurangi paparan polusi dan bahan kimia keras
  • Mempertahankan berat badan yang sehat dapat membantu mengurangi stres oksidatif. Menurut tinjauan sistematis tahun 2015, sel lemak berlebih menghasilkan zat inflamasi yang memicu peningkatan aktivitas inflamasi dan produksi radikal bebas dalam sel kekebalan. (mdk/ank)

    Geser ke atas Berita Selanjutnya

    Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
    lihat isinya

    Buka FYP
    Penyebab Oksidasi dalam Tubuh dan Bahayanya
    Penyebab Oksidasi dalam Tubuh dan Bahayanya

    Ketika oksidasi tidak diimbangi dengan jumlah antioksidan yang cukup, dapat menyebabkan stres oksidatif yang berbahaya bagi kesehatan.

    Baca Selengkapnya
    Apa itu Antioksidan? Cari Tahu Fungsi, Manfaat dan Jenis Makanan yang Mengandungnya
    Apa itu Antioksidan? Cari Tahu Fungsi, Manfaat dan Jenis Makanan yang Mengandungnya

    Ketahui apa itu antioksidan beserta fungsi dan manfaat serta jenis makanan yang mengandungnya berikut ini.

    Baca Selengkapnya
    Minuman Kaya Antioksidan yang Wajib Dicoba, Bantu Turunkan Risiko Kanker
    Minuman Kaya Antioksidan yang Wajib Dicoba, Bantu Turunkan Risiko Kanker

    Antioksidan adalah senyawa yang dapat melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Anda bisa mendapatkan senyawa ini dari sejumlah minuman sehat.

    Baca Selengkapnya
    Awas, Dampak Stress Bisa Terjadi dari Otak hingga ke Perut!
    Awas, Dampak Stress Bisa Terjadi dari Otak hingga ke Perut!

    Dampak stress bukan hanya ke masalah psikologis saja, tetapi juga dapat berdampak ke fisik.

    Baca Selengkapnya
    6 Manfaat Antioksidan untuk Kulit, Bantu Cegah Kanker
    6 Manfaat Antioksidan untuk Kulit, Bantu Cegah Kanker

    Antioksidan adalah senyawa penting yang memiliki berbagai manfaat kesehatan, termasuk untuk kesehatan kulit.

    Baca Selengkapnya
    Waspada! Ini Ragam Dampak Buruk dari Stres yang Dapat Memengaruhi Kualitas Hidupmu
    Waspada! Ini Ragam Dampak Buruk dari Stres yang Dapat Memengaruhi Kualitas Hidupmu

    Bukan hanya mental saja yang akan terpengaruh, tetapi juga fisik serta aspek sosial yang penting.

    Baca Selengkapnya
    Cemas dan Stres Berkepanjangan Bisa Memicu Terjadinya Penyakit Jantung
    Cemas dan Stres Berkepanjangan Bisa Memicu Terjadinya Penyakit Jantung

    Kondisi cemas dan stres berkepanjangan yang kita alami bisa menjadi pemicu munculnya masalah kesehatan jantung.

    Baca Selengkapnya
    Kenali 4 Manfaat Utama Skincare dengan Antioksidan untuk Kulit Sehatmu!
    Kenali 4 Manfaat Utama Skincare dengan Antioksidan untuk Kulit Sehatmu!

    Lantas, apa saja sih manfaat lainnya yang bisa didapatkan dari menggunakan skincare dengan antioksidan?

    Baca Selengkapnya