Parenting adalah Keterampilan Orang Tua Mengasuh Anak, Kenali Dampak dan Tantangannya
Peran orang tua dalam membimbing, mendidik, dan merawat anak-anak mereka memiliki dampak yang signifikan pada pertumbuhan dan kesejahteraan anak.
Orang tua adalah pembimbing dan pendidik pertama bagi anak. Itulah pentingnya ilmu parenting bagi ayah dan ibu.
Parenting adalah Keterampilan Orang Tua Mengasuh Anak, Kenali Dampak dan Tantangannya
Sebagai fondasi dari perkembangan anak, peran orang tua dalam membimbing, mendidik, dan merawat anak-anak mereka memiliki dampak yang signifikan pada pertumbuhan dan kesejahteraan anak-anak.
Parenting lebih dari sekadar sebuah tugas. Ini adalah seni mendidik dan membimbing anak-anak menuju masa depan yang cerah. Peran dalam parenting menggabungkan kelembutan seorang pengasuh, ketegasan seorang pendidik, dan cinta seorang pahlawan dalam kehidupan anak-anak.
-
Apa itu parenting? Parenting adalah proses untuk mendidik dan menyelaraskan anak-anak dengan nilai-nilai sosial yang diterima di masyarakat.
-
Kenapa parenting penting? Parenting juga dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan kemampuan emosional, intelektual, dan sosial yang diperlukan untuk menjadi orang dewasa yang matang dan bertanggung jawab.
-
Siapa yang punya peran penting dalam parenting? Parenting atau pengasuhan anak adalah cara orang tua mendidik dan mengasuh anak-anak mereka agar tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik, sehat, dan bahagia. Parenting tidak hanya menjadi tanggung jawab ibu, tetapi juga ayah.
-
Siapa yang bertanggung jawab dalam parenting? Kontribusi dan dukungan yang setara antara laki-laki dan setara merupakan hal penting yang harus dilakukan orang tua.
-
Dimana parenting diterapkan? Parenting meliputi pemenuhan kebutuhan fisik yaitu makanan dan minuman, dan kebutuhan psikologi seperti kasih sayang, rasa aman, serta sosialisasi dengan masyarakat sekitar agar anak bisa beradaptasi dengan lingkungannya.
-
Apa saja yang perlu diperhatikan saat mendidik anak? Setiap anak pasti akan mencontoh kedua orang tuanya, mereka akan selalu melakukan apa yang dilihat, dengar dan juga rasakan di lingkungan sekitarnya.
Parenting meliputi pemenuhan kebutuhan fisik yaitu makanan dan minuman, dan kebutuhan psikologi seperti kasih sayang, rasa aman, serta sosialisasi dengan masyarakat sekitar agar anak bisa beradaptasi dengan lingkungannya.
Pengertian Parenting Menurut Para Ahli
Pengetahuan parenting adalah kemampuan mengenai cara menumbuhkembangkan dan mendidik anak melalui interaksi antara anak dan orang tua. Pengetahuan parenting dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti buku, media, pengalaman, atau pelatihan.
Parenting merupakan pekerjaan dan keterampilan orang tua dalam mengasuh anak. Berikut ini pengertiannya menurut para ahli:
Beliau adalah seorang psikologi perkembangan, yang mendefinisikan parenting sebagai serangkaian keputusan tentang sosialisasi pada anak, yang mencakup apa yang harus dilakukan oleh orang tua agar mampu bertanggung jawab dan memberikan konstribusi sebagai anggota masyarakat.
Jadi pengasuh di sini bagaimana orang tua harus menjelaskan kepada anak bagaimana anak bisa memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap semua hal yang dilakukan. Keluarga juga harus selalu mendukung kegiatan yang dilakukan anak selagi itu merupakan hal yang baik untuk dilakukan.
Hetherington dan Whiting (1999)
Parenting menurut Heterington dan Whiting adalah proses interaksi total antara orang tua dengan anak, seperti pemeliharaan, pemberian makan, membersihkan, melindungi dan proses sosialisasi anak dengan lingkungan sekitar.
Gunarsa (2002)
Parenting merupakan pola interaksi antara anak dengan orang tua yang meliputi bukan hanya pemenuhan kebutuhan fisik (makan, minum, pakaian, dan lain sebagainya) dan kebutuhan psikologis (afeksi atau perasaan) tetap juga norma-norma yang berlaku di masyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan lingkungan.
Pengaruh Parenting terhadap Perkembangan Anak
Parenting yang baik dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan anak, seperti:
• Meningkatkan kecerdasan dan kreativitas anak. Parenting yang baik dapat memberikan stimulasi yang tepat bagi perkembangan otak dan kognitif anak. Orang tua yang memberikan kesempatan, dukungan, dan apresiasi kepada anak untuk belajar dan bereksplorasi akan membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir, berbahasa, dan memecahkan masalah.
• Membentuk karakter positif pada anak. Parenting yang baik dapat menanamkan nilai-nilai moral dan etika pada anak. Orang tua yang menjadi panutan yang baik bagi anak akan membantu anak belajar tentang kejujuran, kepedulian, kemandirian, dan tanggung jawab.
• Meningkatkan kesehatan fisik dan mental anak. Parenting yang baik dapat memberikan nutrisi, perawatan, dan perlindungan yang cukup bagi kesehatan tubuh dan jiwa anak. Orang tua yang memberikan kasih sayang, perhatian, dan komunikasi yang baik kepada anak akan membantu anak merasa aman, bahagia, dan percaya diri.
• Meningkatkan hubungan antara orang tua dan anak. Parenting yang baik dapat menciptakan ikatan yang kuat antara orang tua dan anak. Orang tua yang meluangkan waktu untuk bersama-sama dengan anak akan membantu anak merasa dihargai, dimengerti, dan dicintai.
Jenis-Jenis Parenting
Bukan hanya memahami pengertian mengenai parenting, jika hendak menjadi orang tua sangat perlu juga memahami jenis-jenis parenting itu sendiri, yaitu sebagai berikut:
1. Authoritarian Parenting
Pengasuhan ini mengombinasikan tingginya demandingness/control dan rendahnya acceptance/ responsive. Orang tua memaksakan peraturan, mengharapkan kepatuhan yang ketat, jarang menjelaskan mengapa anak harus memenuhi peraturan-peraturan tersebut, dan biasanya mengandalkan taktik kekuasaan seperti hukuman fisik untuk memenuhi kebutuhannya.
Orang tua authoritative lebih flexibel sebab meskipun mereka mengendalikan dan menggunakan kontrol, tetapi mereka juga menerima dan responsif. Orang tua membuat peraturan yang jelas dan konsisten melakukannya, mereka juga menjelaskan rasionalisasi dari peraturan orang tua dan pembatasannya.
Artinya orang tua, memberi anak pengertian yang masuk akal mengenai aturan dan batasan yang diberlakukan. Meskipun orang tua mutlak yang mengambil keputusan, namun orang tua tetap berinteraksi dengan menghormati pendapat anak.
3. Permissive Parenting
Pola asuh permisif merupakan bentuk pengasuhan di mana orang tua memberikan kebebasan sebanyak mungkin pada anak untuk mengatur dirinya. Anak tidak dituntut untuk bertanggung jawab dan tidak banyak dikontrol oleh orang tua.
Pola asuh permisif memandang anak sebagai seorang pribadi dan mendorong anak untuk tidak berdisiplin dan anak diperbolehkan untuk mengatur tingkah lakunya sendiri. Dengan pola asuh seperti ini, maka anak mendapat kebebasan sebanyak mungkin dari keluarganya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka.
4. Neglectful Parenting
Pola asuh tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anak-anaknya. Waktu orang tua umumnya banyak digunakan untuk keperluan ekonomi seperti bekerja dan kadangkala mereka terlalu hemat biaya untuk anak mereka.
Orang tua yang depresi adalah termasuk dalam kategori ini, mereka cenderung menelantarkan anak-anak mereka secara fisik dan psikis. orang tua yang depresi tidak mau memberikan perhatian fisik dan psikis pada anaknya.
Dampak dari pola asuh ini yaitu akan menghasilkan karakteristik anak yang moody, impulsive, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah, self ekstrem(harga diri) yang rendah, sering membolos dan sering bermasalah dengan teman-temannya.
5. Overprotective Parenting
Pola asuh ini memiliki kekhawatiran yang berlebihan terhadap kehidupan anak. Lebih dari pola asuh otoriter, orang tua dengan pola asuh ini sangat khawatir apabila kebutuhan anaknya tidak terpenuhi, takut dan cemas hal yang tidak baik terjadi pada anaknya.
Contohnya, orang tua memarahi anaknya jika bergaul dengan anak tetangga karena takut menjadi nakal. Orang tua tidak mengizinkan anaknya untuk pergi camping, karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan. Ini membuat anak menjadi tidak bebas. Anak akan mengalami terlalu banyak larangan yang menghambat aktivitas mereka.
Akibatnya mereka lebih banyak menghabiskan waktnya di dalam rumah. Dalam jangka panjang anak-anak tipe ini akan lebih mudah bergantung pada orang lain, mudah menjadi cemas, kurang dewasa, tidak dapat menyelesaikan hal mendasar.
Tantangan Parenting di Era Digital
Tantangan parenting di era digital seperti saat ini adalah tantangan yang membutuhkan pengetahuan, keterlibatan, dan strategi yang tepat dari orang tua. Beberapa tantangan yang dihadapi oleh orang tua di era digital adalah:
• Anak-anak memiliki pengetahuan tentang internet yang lebih baik daripada orang tua, sehingga orang tua perlu terus belajar dan mengikuti perkembangan teknologi.
• Anak-anak memiliki akses internet yang mudah dan tidak terbatas, sehingga orang tua perlu mendampingi dan mengawasi aktivitas online anak-anak.
• Anak-anak dapat dengan mudah membuat dan mengunggah konten di dunia maya, sehingga orang tua perlu mengajarkan anak-anak untuk berpikir kritis dan kreatif dalam membuat konten yang bermanfaat, positif, dan bertanggung jawab.
• Anak-anak menginginkan kebebasan dalam berinternet, sehingga orang tua perlu memberikan ruang dan kepercayaan kepada anak-anak, tetapi juga tetap melakukan pengawasan dan komunikasi yang baik.
Untuk menghadapi tantangan parenting di era digital ini, orang tua dapat menerapkan beberapa strategi terbaik, seperti:
• Menetapkan tujuan pengasuhan yang jelas dan bersama-sama dengan anak-anak.
• Membangun kedekatan fisik dan emosional dengan anak-anak.
• Berbicara baik-baik dengan anak-anak dan mendengarkan pendapat mereka.
• Memberikan contoh dan teladan yang baik kepada anak-anak.
• Menggunakan teknologi sebagai alat bantu belajar dan hiburan yang sehat bagi anak-anak.
• Mengajak anak-anak untuk beraktivitas offline yang menyenangkan dan bermakna, seperti bermain, berolahraga, atau berkreasi.
• Mengikuti perkembangan informasi dan edukasi tentang parenting di era digital.