Sejarah 22 Februari 1978: Peresmian Istiqlal, Masjid Terbesar di Asia Tenggara
Merdeka.com - Pada 22 Februari 1978, rakyat Indonesia menyambut peresmian bangunan megah di ibu kota. Bangunan tersebut tidak lain ialah Masjid Istiqlal, yang menjadi masjid terbesar se-Asia Tenggara.
Masjid ini bukan hanya sebagai simbol yang dibanggakan oleh umat muslim di Indonesia, tapi juga menjadi simbol toleransi dalam kehidupan beragama. Keindahan toleransi ini terlihat dari lokasi masjid yang berseberangan dengan Gereja Katedral.
Selain itu, dikutip dari laman duniamasjid.islamic-center.or.id, dibangunnya Masjid Istiqlal juga menjadi bentuk rasa syukur dari bangsa dan rakyat Indonesia, yang mayoritas beragama Islam, atas berkah dan rahmat dari Allah SWT yang memberikan anugerah nikmat kemerdekaan. Karena itulah masjid ini dinamakan Istiqlal, yang berarti merdeka.
-
Kenapa Masjid Istiqlal diberi nama Istiqlal? Arti Nama Istiqlal Nama 'ISTIQLAL' yang berarti 'MERDEKA' dipilih dengan harapan bahwa masjid ini akan menjadi simbol kemerdekaan bagi seluruh bangsa.
-
Di mana Masjid Istiqlal dibangun? Masjid ini mulai dilaksanakan pekerjaannya pada Agustus 1961 dan diresmikan Presiden Soeharto pada tahun 1978.
-
Kapan Masjid Istiqlal diresmikan? Pembangunan Masjid Istiqlal berlangsung selama 17 tahun sebelum akhirnya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978, dengan pemasangan prasasti di area tangga pintu As-Salam.
-
Siapa yang meresmikan Masjid Istiqlal? Pembangunan Masjid Istiqlal berlangsung selama 17 tahun sebelum akhirnya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978, dengan pemasangan prasasti di area tangga pintu As-Salam.
-
Siapa yang membangun Masjid Istiqlal? Friedrich Silaban lahir di Tapanuli, Sumatra Utara pada 16 Desember 1912, ia menempuh pendidikan formas di H.I.S Narumonda pada tahun 1927.
-
Apa arti nama 'Istiqlal'? Arti Nama Istiqlal Nama 'ISTIQLAL' yang berarti 'MERDEKA' dipilih dengan harapan bahwa masjid ini akan menjadi simbol kemerdekaan bagi seluruh bangsa.
Ide membangun Masjid Istiqlal sendiri sebenarnya sudah muncul sejak 1950, tidak lama setelah pengakuan kedaulatan secara penuh dari Belanda kepada Indonesia pada Desember 1949. Namun, usul ini baru diajukan kepada Presiden Sukarno pada tahun 1953.
Ide Pendirian Masjid
Pada tahun 1950, Menteri Agama RI saat itu, KH. Wahid Hasyim, dan H. Anwar Tjokroaminoto dari Partai Syarikat Islam, melangsungkan pertemuan bersama dengan beberapa tokoh Islam di Deca Park, gedung pertemuan yang berlokasi di jalan Merdeka Utara. Pertemuan yang dipimpin oleh KH. Taufiqurrahman tersebut bertujuan untuk membahas rencana pembangunan masjid.
Masjid tersebut disepakati akan diberi nama Istiqlal, yang secara harfiah, berasal dari bahasa Arab yang berarti: kebebasan, lepas atau kemerdekaan. Nama ini tentu sesuai dengan gambaran kondisi Indonesia yang baru saja lepas dari cengkeraman penjajahan, sekaligus sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat berupa kemerdekaan bangsa.
Penentuan Lokasi Masjid
Pada 1953, Presiden Soekarno menerima laporan rencana pembangunan masjid dari panitia pembangunan Masjid Istiqlal. Sang Presiden kala itu pun menyambut baik rencana tersebut dan mulai aktif dalam proyek pembangunan Masjid Istiqlal.
Namun, sempat terjadi perbedaan pendapat mengenai pemilihan lokasi pembangunan Masjid Istiqlal ini. Wakil Presiden Indonesia, Ir.H. Mohammad Hatta, menyarankan agar pembangunan masjid dilakukan di Jl. Moh. Husni Thamrin, yang kini menjadi lokasi dari Hotel Indonesia. Beliau berpendapat dengan mempertimbangkan bahwa lokasi tersebut di lingkungan masyarakat muslim dan memang belum ada bangunan di atasnya pada waktu itu.
Bung Hatta juga khawatir dengan biaya yang lebih mahal jika masjid di bangun di Taman Wilhelmina. Hal ini karena sebelum mulai pembangunan, perlu dilakukan pembongkaran terhadap bangunan-bangunan yang ada di atas dan sekitar lokasi, yang pastinya membutuhkan biaya besar.
Sementara itu, Sang Presiden RI mengusulkan lokasi pembangunan Masjid Istiqlal berada di Taman Wilhelmina, yang di bawahnya sudah ada reruntuhan benteng Belanda dan dikelilingi oleh bangunan-bangunan pemerintah serta dekat dengan Istana Merdeka. Hal ini sesuai dengan simbol kekuasaan Kraton di Jawa dan daerah-daerah di Indonesia lainnya, bahwa masjid selalu berdekatan dengan Kraton.
Setelah dilakukan musyawarah, akhirnya ditetapkan bahwa lokasi pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan sesuai saran dari Presiden, yaitu di Taman Wilhelmina bekas benteng Belanda.
Tiang Pancang Pertama
Tanggal 24 Agustus 1961, yang waktu itu bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Presiden Ir. Soekarno melakukan pemancangan tiang pertama, dengan disaksikan oleh ribuan umat muslim.
Setelahnya, pembangunan Masjid Istiqlal tidak berjalan dengan baik. Sejak awal direncanakan sampai pada tahun 1965, pembangunan tidak mengalami banyak kemajuan. Proyek pembangunan ini tersendat, karena situasi politik yang kurang kondusif.
Setelah situasi politik mereda,pada 1966, KH. M. Dahlan, yang menjabat sebagai Menteri Agama saat itu, mempelopori kembali pembangunan Masjid Istiqlal ini. Kepengurusan dipegang oleh KH. Idham Chalid yang bertindak sebagai Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal.
Peresmian Masjid Istiqlal
Setelah menunggu selama tujuh belas tahun, Masjid Istiqlal akhirnya selesai dibangun. Tercatat, pembangunan masjid ini dimulai pada tanggal 24 Agustus 1961, dan akhirnya diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978. Peresmian Masjid Istiqlal ini ditandai dengan prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam. (mdk/ank)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setiap tanggal 22 Februari 2024, Indonesia memperingati Hari Istiqlal.
Baca Selengkapnya10 negara yang memiliki jumlah bangunan masjid paling banyak di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaPria ini merupakan arsitek Masjid Istiqlal yang kini menjadi primadona dan ikon dari Kota Jakarta dan masjid terbesar di Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaMenurut Paus Fransiskus, keberadaan Masjid Istiqlal menjadi anugerah bagi Bangsa Indonesia.
Baca SelengkapnyaArsitektur terowongan silaturahmi dibangun dengan gaya modern.
Baca SelengkapnyaSaat itu keberadaan dua masjid agung di satu kota dianggap tak wajar.
Baca SelengkapnyaPaus Fransiskus memuji watak masyarakat Indonesia dan menyerukan menjaga Bhinneka Tunggal Ika.
Baca SelengkapnyaIntip potret masjid di Uganda yang dibandung oleh Ivan Gunawan.
Baca SelengkapnyaMasjid Negara IKN ini semakin megah dengan dikelilingi air pada embung buatan.
Baca SelengkapnyaNantinya masjid negara IKN ini bisa menampung sekitar 61 ribu jemaah.
Baca SelengkapnyaMasjid itu sudah eksis bahkan sebelum Indonesia merdeka.
Baca SelengkapnyaLanggar Merdeka merupakan salah satu tempat wisata di Solo.
Baca Selengkapnya