Tata Cara Aqiqah pada Orang Dewasa, Penting Diketahui
Merdeka.com - Dalam Islam, anak yang baru lahir akan diaqiqahkan sebagai bagian dari sunah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Amalan ini dilakukan dengan menyembelih kambing pada hari ketujuh setelah kelahiran bayi. Namun, melakukan aqiqah di hari lain juga tidak mengapa.
Menurut Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, aqiqah dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran sang buah hati. Dalam pelaksanaannya, aqiqah untuk bayi laki-laki adalah 2 ekor kambing, sedangkan untuk bayi perempuan adalah 1 ekor kambing.
Baca juga: Boleh Atau Tidak, Hukum Berkurban Idul Adha Untuk Orang Yang Sudah Meninggal
-
Bagaimana cara melakukan aqiqah? Secara umum, tata cara aqiqah dimulai dengan niat untuk beribadah kepada Allah, memotong hewan kurban pada hari ke-7 setelah kelahiran anak, dan memberikan bagian daging hewan kurban kepada orang miskin dan sanak saudara.
-
Apa itu aqiqah? Aqiqah adalah rambut yang tumbuh di kepala bayi ketika dilahirkan. Hewan yang disembelih dinamakan aqiqah sebab rambut bayi dipotong ketika prosesi penyembelihan hewan.
-
Bagaimana tata cara aqiqah saat Idul Adha? Tata cara aqiqah saat Idul Adha dilakukan seperti aturan pada umumnya. Syarat hewan yang disembelih untuk aqiqah juga sama seperti kurban, mulai dari aturan usia, jenis hewan, dan ada tidaknya cacat pada hewan tersebut.
-
Kenapa aqiqah dilakukan? Menunaikan aqiqah merupakan bentuk ungkapan syukur kepada Allah SWT.
-
Apa yang dimaksud dengan aqiqah? Aqiqah adalah momen ketika orang tua menyembelih hewan sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran bayi.
-
Kenapa aqiqah bisa dilakukan bersamaan dengan kurban? Namun, jika menginginkan keduanya, menurut pendapat Imam Ramli, aqiqah dapat dilakukan sekaligus dengan kurban. Pelaksanaan aqiqah dan kurban ini dilakukan dengan dua niat dalam penyembelihan satu ekor hewan.
Selain menjadi ungkapan rasa syukur, aqiqah yang dilakukan juga untuk mengumumkan kelahiran si bayi. Tujuan lainnya adalah mengundang anggota keluarga, tetangga, dan teman untuk merayakan keberkahan tersebut. Dan akan lebih baik, untuk mengundang orang-orang kurang mampu di sekitar.
Aqiqah yang dilakukan identik dengan bayi yang baru lahir. Lalu, bagaimana dengan orang dewasa, yang belum sempat diaqiqahkan ketika masih bayi? Bagaimana tata cara aqiqah untuk orang dewasa?
Dalam artikel kali ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang tata cara aqiqah untuk orang dewasa yang dikutip dari beberapa sumber.
Dalil Aqiqah
Sebelum masuk ke pembahasan tentang tata cara aqiqah pada orang dewasa, akan lebih baik jika Anda mengenal terlebih dulu dalil tentang anjuran aqiqah.
Menurut rumaysho.com, aqiqah secara bahasa adalah sebutan untuk rambut yang ada di kepala bayi ketika ia lahir. Sedangkan secara istilah, aqiqah memiliki arti sesuatu yang disembelih ketika menggundul kepala si bayi.
Salah satu dalil pensyariatan aqiqah adalah hadis dari Salman bin ‘Amir, yang artinya:
“Dari Salman bin ‘Amir Adh Dhabbi, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada (setiap) anak laki-laki (yang lahir) harus diaqiqahi, maka sembelihlah (aqiqah) untuknya dan hilangkan gangguan darinya.” (HR. Bukhari).
Kemudian hadis dari Samuroh bin Jundub, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelihkan untuknya pada hari ketujuh, digundul rambutnya dan diberi nama.” (HR. Abu Daud, An Nasai, Ibnu Majah, Ahmad).
Dan terakhir hadis dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengaqiqahi Al Hasan dan Al Husain, masing-masing satu ekor gibas (domba jantan).” (HR. Abu Daud).
Aqiqah ketika Dewasa
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan terkait seseorang yang hendak aqiqah ketika dewasa,
“Hukum aqiqah adalah sunah mu’akkad. Aqiqah bagi anak laki-laki dengan dua ekor kambing, sedangkan bagi wanita dengan seekor kambing. Apabila mencukupkan diri dengan seekor kambing bagi anak laki-laki, itu juga diperbolehkan. Anjuran aqiqah ini menjadi tanggung jawab ayah (yang menanggung nafkah anak). Apabila ketika waktu dianjurkannya aqiqah (misalnya tujuh hari kelahiran), orang tua dalam keadaan fakir (tidak mampu), maka ia tidak diperintahkan untuk aqiqah. Karena Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Bertakwalah kepada Allah semampu kalian” (QS. At Taghobun: 16). Namun apabila ketika waktu dianjurkannya aqiqah, orang tua dalam keadaan berkecukupan, maka aqiqah masih tetap jadi perintah bagi ayah, bukan ibu dan bukan pula anaknya.” (Liqo-at Al Bab Al Maftuh, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin).
Aqiqah sendiri bukanlah amalan yang memaksa. Dan aqiqah bisa gugur jika tidak ada kemampuan dari orang tua untuk mengaqiqahi anaknya. Dan mengakikahi diri sendiri ketika dewasa juga bukan hal yang wajib, ditambah aqiqah merupakan tanggung jawab orang tua dan bukan anak.
Jika ingin beraqiqah ketika dewasa, maka hal ini tetap jadi tanggungan dari orang tua. Dilihat apakah saat kelahiran, orang tua dalam keadaan mampu atau tidak. Jika saat itu tidak mampu, maka tidak perlu ada aqiqah karena aqiqah. Tapi jika mampu saat itu, maka hendaknya orang tua menunaikan aqiqah untuk anaknya.
Tata Cara Aqiqah untuk Orang Dewasa
Tapi jika Anda tetap ingin aqiqah ketika dewasa, maka tidak mengapa. Aqiqah ketika dewasa bisa berasal dari orang tua atau anak itu sendiri. Tata cara aqiqah untuk orang dewasa juga tidak berbeda jauh dari tata cara aqiqah pada bayi.
Ketika seorang ayah ingin mengaqiqahi anaknya yang sudah balig atau sudah dewasa, maka tata cara aqiqah untuk orang dewasa yang bisa ia lakukan adalah membeli kambing atau memberi uang kepada anaknya untuk dipakai membeli kambing yang akan disembelih.
Aqiqah akan lebih baik jika ditunaikan oleh ayahnya, karena amalan ini adalah tanggungan dari ayah.
Dikutip dari konsultasisyariah.com, Imam Ahmad menjelaskan ketika ditanya tentang masalah ini, ia menjawab, “Itu adalah kewajiban orang tua, artinya tidak wajib mengakikahi diri sendiri. Karena yang lebih sesuai sunah adalah dibebankan kepada orang lain (bapak).
Sementara Imam Atha dan Hasan Al-Bashri menjelaskan, “Dia boleh mengakikahi diri sendiri, karena akikah itu dianjurkan baginya, dan dia tergadaikan dengan akikahnya. Karena itu, dia dianjurkan untuk membebaskan dirinya.” (mdk/ank)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aqiqah adalah tradisi yang dilakukan umat muslim sebagai bentuk syukur atas kelahiran seorang bayi.
Baca SelengkapnyaAqiqah merupakan amalan sunah yang telah menjadi tradisi bagi kaum Muslim di Indonesia.
Baca SelengkapnyaApabila ditafsirkan, penanda datangnya malam merupakan ketika matahari tenggelam
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang doa cukur rambut bayi dalam Islam saat aqiqah lengkap dengan tata caranya yang perlu Anda ketahui.
Baca SelengkapnyaKebiasaan qurban bergilir marak di kalangan masyarakat Indonesia. Tradisi ini terbilang unik sebab belum pernah ditemukan dalam kitab-kitab fikih.
Baca SelengkapnyaDoa menyembelih hewan kurban penting diketahui setiap muslim.
Baca SelengkapnyaOrangtua perlu mengetahui apakah sebenarnya ada usia terbaik atau ideal bagi anak untuk dikhitan?
Baca SelengkapnyaHewan kurban perlu dipilih dengan kondisi baik dan memenuhi syarat.
Baca SelengkapnyaBerikut bacaan niat sholat jumat beserta tata caranya yang benar buat iman dan makmum.
Baca SelengkapnyaDalam tradisi lokal masyarakat Batak, terdapat upacara khusus untuk orang tua sebagai bentuk penghormatan dan balas budi.
Baca Selengkapnya