Fakta Penelusuran Insiden Sultan Terjerat Kabel, Bukan Kasus Pertama Ada yang Sampai Meledak
Seorang mahasiswa bernama Sultan mengalami celaka lantaran terjerat kabel menjuntai di Jalan Pangeran Antasari.
Insiden kabel semrawut berujung celaka.
Fakta Penelusuran Insiden Sultan Terjerat Kabel, Bukan Kasus Pertama Ada yang Sampai Meledak
Sultan Rif'at Alfatih harus menelan rasa pahit setelah insiden terlilit kabel fiber optik tujuh bulan lalu di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan. Pascainsiden tersebut, mahasiswa Universitas Brawijaya Malang itu kini mengalami kesulitan berbicara. Diduga kabel yang melilit leher Sultan adalah milik PT Fiber Bali Tower. Ketika merdeka.com mendatangi lokasi kejadian, memang betul ada kabel merintang menyeberangi Jalan Pangeran Antasari.
Nampak kabel tersebut merintang di dua ruas jalan dengan ketinggian kurang lebih lima sampai enam meter dari permukaan tanah.
Kondisi lalu lintas di sekitar pun terlihat macet merayap dari arah Jalan Pangeran Antasari menuju Prapanca Raya.
Salah satu warga sekitar bernama Juri (53), menyebutkan bahwa kabel yang mengenai Sultan sudah dicabut. Kini hanya meninggalkan beberapa utas kabel saja yang terlihat masih membentang.
Dia menjelaskan sebelum kejadian yang menimpa mahasiswa Universitas Brawijaya itu, memang banyak kabel membentang rendah yang membahayakan pengendara.
"Kejadian waktu itu (Sultan) bukan sekalinya bang, emang sering kabel-kabel nih, terutama yang nyeberang gitu kendor"
"Waktu itu pernah ada kabel meledak, sampai ngibrit saya gara-gara ada mobil nyabet pelintiran kabel terus di belakangnya ada motor," kata Juri kepada merdeka.com, Senin (31/7).
merdeka.com
Warga asal Blora, Jawa Tengah itu mengaku memang sering ditemukan kabel semrawut yang hanya dirapikan seadanya oleh petugas. Baik itu kabel listrik maupun kabel optik. Hingga pada akhirnya dia berinisiatif untuk merapihkan kabel yang acak-acakan dengan alat seadanya. "Bahaya bang kalau ada kabel gitu, apalagi yang sampai meleyot terus ke jalan raya. Yaudah akhirnya saya ambil tali saya rapihin kalau kabel yang pinggir jalan ya. Kalau yang di tengah gitu kadangan diganjal pakai bambu tinggi," ujarnya.
Sejatinya, kondisi di tempat kejadian Sultan memang setiap beberapa meter terpampang lampu jalanan.
"Tapi namanya juga malam, kan kabel itu (kabel optik) kecil jadi enggak keliatan," ucap dia.
Terkait dengan kabel semrawut itu, tidak hanya ditemukan di satu lokasi saja. Selama merdeka.com melintas di Jalan Pangeran Antasari, memang sering ditemukan kabel optik dan kabel listrik berantakan. Terlebih masih menyisakan gulung kabel yang hanya disangkutkan di tiang listrik. Beberapa di antaranya juga ada kabel yang membentang antar ruas jalan dengan kondisi kendur.
Program SJUT Pemprov DKI Jakarta
Sebetulnya, Pemprov DKI Jakarta telah memiliki program akan memasang Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) dengan tujuan menjadikan Jakarta sebagai ibu kota yang modern dan nyaman dengan melakukan perapihan kabel telekomunikasi. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 110 Tahun 2019, Pergub Nomor 69 Tahun 2020, dan Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 645 Tahun 2021 terkait Penugasan Penyelenggaraan SJUT DKI Jakarta kepada PT Jakpro yang dilaksanakan melalui Anak Usaha PT JIP.
Untuk pelaksanaannya SJUT akan dibangun sepanjang 48 kilometer di kawasan Jakarta Selatan terlebih dahulu. Pelaksanaan SJUT itu pun dibagi menjadi tiga tahap. Salah satunya pada tahap pertama akan dibangun terlebih dahulu 10 kilometer dengan target pengerjaan Mei 2023-Juli 2023 dimana salah satu pengerjaannya di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan. Pun selama melintas, merdeka.com tidak menemukan adanya pengerjaan SJUT yang dimaksud oleh Pemprov DKI.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono angkat bicara terkait kasus Sultan yang terjerat kabel di Jakarta Selatan. Dia meminta provider dari kabel itu untuk merapikan melalui SJUT. "Saya menjabat Oktober 2022. Sampai hari ini sejak menjabat hingga ke depan saya tak mau ada kabel optik yang berantakan. Maka saya minta rapikan," ujar Heru di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (28/7) kemarin. Agar tidak terulang kembali, Heru meminta penanggung jawab pemasang untuk merapikan. Selain itu, ia juga meminta Dinas Bina Marga agar mengawasi kondisi kabel-kabel tersebut.
"Ketika saat itu belum rapi ya tanggung jawab pemasang kabel sebelumnya. Tapi saya minta yang membangun fiber optik atau galian kabel, harus rapi. Saya minta dinas terkait yang mengawasi," kata Heru.
Kronologi Insiden Sultan
Orang tua korban, Fatih menjelaskan kronologi insiden yang menimpa anaknya. Kejadian berawal saat Sultan hendak pergi bersama teman-temannya dengan motor. Saat melintas di kawasan Jakarta Selatan tepatnya di Jalan Raya Antasari insiden itu terjadi. Kejadian itu berlangsung pada 5 Januari sekira pukul 22.00 WIB. Awalnya ada mobil yang mengantre di depan motor Sultan. Tanpa disadari, ada sebuah kabel yang menjuntai atau mengendur. Kemudian kabel tersebut pun tersangkut di mobil SUV.
"Harusnya lagi ngantre dan ada kabel yang melintang tapi anak saya enggak tahu ada kabel melintang karena di belakang mobil," kata Fatih saat dihubungi, Sabtu (29/7). Meski tersangkut di mobil SUV, namun kabel itu tidak putus dan berbalik ke arah semula tepat ketika Sultan melintas. Sultan langsung jatuh akibat kabel yang mengenai lehernya. Sultan dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan untuk pertolongan pertama.
"Kabel ini adalah FU fiber optik kan di dalamnya ada serat bajanya atau tembaganya tidak putus sehingga dibawa terus sama mobil pajero itu sampai titik tertentu trus lepas kabelnya, begitu terlepas ngejepret orang yang di belakang yaitu anak saya," ujarnya.