Sultan Mahasiswa Terjerat Kabel Mengadu ke Jokowi, Begini Respons Perusahaan Pemilik Kabel Optik
Surat itu ditulis tangan Sultan untuk Presiden Jokowi dan Menko Polhukam Mahfud MD.
Surat dikirim Sultan Rif'at Alfatih, kepada Presiden Joko Widodo dan Menko Polhukam Mahfud MD, karena cedera usai terjerat kabel optik di pinggir jalan kawasan Jalan Antasari, Jakarta Selatan.
Sultan Mahasiswa Terjerat Kabel Mengadu ke Jokowi, Begini Respons Perusahaan Pemilik Kabel Optik
PT Bali Towerindo Sentra Tbk. (Bali Tower) merespons surat dikirim Sultan Rif'at Alfatih, kepada Presiden Joko Widodo dan Menko Polhukam Mahfud MD, karena cedera usai terjerat kabel optik di pinggir jalan kawasan Jalan Antasari, Jakarta Selatan. Kuasa Hukum PT Bali Towerindo, Maqdir Ismail mengatakan, surat dilayangkan kepada Presiden Joko Widodo dan Menko Polhukam Mahfud MD itu merupakan hak keluarga Sultan. "Sekali lagi ya, mereka itu bersurat itu adalah hak. Kami tidak akan mencegah itu. Tapi mari kita lihat ini secara proporsional," kata Maqdir Ismail saat jumpa pers, Kamis (3/8).
Maqdir mengatakan segala upaya yang dilakukan keluarga Sultan saat ini adalah hak mereka. Termasuk, apabila ingin membawa insiden yang menimpa Sultan ke Pidana maupun Perdata.
"Kami tidak pernah berniat meminta mereka ke pengadilan. Tetapi ke pengadilan itu adalah hak orang," ujar dia.
Namun demikian, Maqdir mengatakan agar kasus ini dilihat secara jernih tanpa menyalahkan pihak manapun. Sebab, dia menganggap apa yang menimpa Sultan adalah kecelakaan dan bukan kelalain perusahaan Bali Tower.
"Sekali lagi bukan karena mengakui adalah bahwa ada kesalahan pada kami. Karena soal kesalahan atau kesengajaan itu bukan kami yang putuskan," kata dia.
Sultan Mengadu ke Jokowi
Sebelumnya, Sultan Rif'at Alfatih, mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang yang terjerat kabel fiber optik turut mengadu kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menko Polhukam RI Mahfud MD. Lewat sebuah surat, Sultan menuntut keadilan atas insiden yang membuatnya cedera. Surat yang ditulis tangan langsung oleh Sultan itu, ditunjukkan saat ayah Sultan bernama Fatih hingga kuasa hukum Tegar Putu Hena yang datang ke Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (2/8). "Ini ada surat yang ditulis Sultan kepada Pak Jokowi dan Pak Mahfud MD," kata Fatih.
Berikut Isi Lengkap Surat Tulisan Tangan Sultan Rif’at Alfatih
Assalamualaikum Wr Wb Kepada Yth Bapak Joko Widodo selaku Presiden Republik Indonesia Bapak Mahfud MD selaku Menko Polhukam RI Selamat siang, nama saya Sultan Rif’at Alfatih. Saya adalah mahasiswa Fisip Universitas Brawijaya, Malang. Usia saya saat ini 20 tahun Kondisi saya saat ini sedang tidak baik-baik saja. Saya adalah korban kecelakaan akibat kabel fiber optic yang menjuntai yang berlokasi di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan pada tanggal 5 Januari 2023
Atas akibat dari kecelakaan tersebut, saya sampai saat ini makan dan minum melalui selang NGT Silikon yang dimasukkan ke dalam hidung saya yang setiap sebulan sekali harus saya ganti. Area tenggorokan saya mengalami kerusakan parah yang mengakibatkan rusaknya saluran makan dan saluran pernafasan saya. Akibatnya, menelan air ludah pun saya tidak bisa lakukan, sehingga setiap 2 menit sekali saya harus mengeluarkan air liur saya dan setiap kali saya ingin tidur saya harus menyedot air liur beserta lendir yang masuk ke saluran pernafasan saya dengan menggunakan mesin sedot.
Kepada Pak Jokowi dan Pak Mahfud MD, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan kepada bapak-bapak sekalian. Saya ingin cepat sembuh, dan diobati secepatnya, karena saya sendiri sudah tidak kuat berlama-lama lagi di kondisi seperti ini. Karena saya sudah ingin kembali produktif, kembali kuliah, dan bisa melanjutkan aktivitas saya layaknya manusia normal. Saya ingin pihak yang bersangkutan segera bertanggungjawab atas kelalain yang sudah dilakukan sehingga membuat saya seperti ini kondisinya.
Saya ingin secepatnya kasus ini diakhiri dengan mendapatkan keadilan seadil-adilnya bagi saya dan keluarga agar kami tidak menjadi konsumsi publik lagi. Saya ingin pihak yang bersangkutan melihat data dan fakta yang terjadi sebenarnya seperti apa agar proses Decision Making, negosiasi dengan keluarga saya bisa berjalan dengan objektif, adil, dan tidak merugikan saya dan keluarga saya. Demikian surat ini saya buat dengan sejujur-jujurnya. Harapan saya adalah dengan adanya surat ini dapat dibaca dan menjadi perhatian bagi Pak Jokowi dan Pak Mahfud MD.