Masalah sampah plastik yang mencemari kawasan pesisir dan laut kerap kali mengganggu nelayan dalam mencari ikan.
FOTO: Potret Sampah yang Semakin Mengkhawatirkan Kehidupan Nelayan di Pesisir dan Laut Jakarta
Dua anak kecil bermain di atas perahu yang sudah tidak digunakan Kampung Baru, Cilincing, Jakarta, Senin (13/5/2024). Sampah yang berasal dari beberapa aliran sungai bahkan dari Kepulauan Seribu yang terbawa arus menyebabkan banyaknya sampah plastik di pesisir Marunda, Jakarta Utara. Foto: merdeka.com / Imam Buhori
Banyaknya sampah plastik di wilayah pesisir Marunda, Jakarta Utara belum dapat di tangani oleh pemerintah dengan maksimal, ditambah lagi dengan pencemaran air laut semakin hitam untuk kawasan pesisir. Foto: merdeka.com / Imam Buhori
Sampah plastik yang mencemari kawasan pesisir dan laut kerap kali mengganggu nelayan. Mereka pun mengaku semakin sulit untuk menangkap ikan. Foto: merdeka.com / Imam Buhori
Hal ini juga mempengaruhi hasil tangkapan ikan yang tidak normal. Foto: merdeka.com / Imam Buhori
Biasanya per hari rata-rata bisa mendapat 100 kilogram ikan setiap sekali trip, akan tetapi dengan banyaknya temuan sampah di laut mereka hanya mampu mendapat 15 kilogram.
Dari sulitnya memperoleh hasil tangkapan itu, mereka mengalami kerugian hingga jutaan rupiah. Foto: merdeka.com / Imam Buhori
Penyebaran sampah plastik di laut yang mengganggu nelayan ini merupakan problem lintas batas. Bukan hanya antar negara, namun juga terjadi antar daerah. Selain itu, plastik merupakan bagian terbesar dari sampah di lautan di seluruh dunia. Foto: merdeka.com / Imam Buhori
Devi Dwiyanti Suryono, Peneliti Bidang Lingkungan Pusat Riset Konservasi Sumber Daya Laut dan Perairan Darat, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan, plastik merupakan penyusun sampah di lautan hingga 90 persen dari total sampah secara keseluruhan. Foto: merdeka.com / Imam Buhori
Dengan rinciannya, pantai 32-90 persen, air muka laut 86 persen, dan dasar laut 47-85 persen. Foto: merdeka.com / Imam Buhori
Keberadaan sampah plastik di pesisir maupun lautan, tidak hanya menghantui para nelayan dalam mencari ikan, akan tetapi masuknya bahan-bahan toksik tersebut juga dapat menimbulkan dampak buruk terhadap satwa laut. Foto: merdeka.com / Imam Buhori