Heru soal Masa Jabatan Pj Gubernur Segera Berakhir: Kalau Komunikasi Kurang Baik Namanya Manusia
Heru mengatakan sebagai manusia biasa pasti memiliki kekurangan dalam menjabat
Masa jabatan Heru Budi Hartono sebagai Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta segera berakhir.
Heru soal Masa Jabatan Pj Gubernur Segera Berakhir: Kalau Komunikasi Kurang Baik Namanya Manusia
Masa jabatan Heru Budi Hartono sebagai Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta segera berakhir. Heru mengaku tidak ambil pusing terkait hal tersebut.
Sebab, jabatan utamanya adalah sebagai Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres). Maka dari itu, ia hanya berfokus bekerja sesuai yang ditugaskan.
"Asli jabatan saya Kepala Staff Presiden, jadi ditugaskan menjadi Pj Gubernur ya terserah yang menugaskan dan terserah menilai ya dari Kemendagri," kata Heru di Jakarta Barat, Rabu (11/10).
Heru menambahkan, sebagai manusia biasa pasti memiliki kekurangan dalam menjabat. Maka dari itu, ia meminta masyarakat untuk mengevaluasinya.
"Komunikasi publik dianggap kurang baik, ya namanya manusia ada kurangnya, yang kurang saya tambahin. Kalau komunikasi publik dianggap kurang ya namanya orang menilai saya kurang ya enggak apa-apa juga,"
kata Heru.
Heru berharap kepada awak media untuk memberitakan atau menginformasikan setiap pekerjaan yang telah dia berhasil tuntuskan.
"Kalau dibilang berhasil menuntaskan program gubernur terdahulu, saya minta media bantu komunikasi publik ke masyarakat. Kita ketemu setiap hari saja," ucap Heru.
Diketahui, lama jabatan seorang Pj hanya satu tahun. Namun, waktu jabatan itu dapat diperpanjang oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Diberitakan sebelumnya, Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) DPRD DKI Jakarta menilai komunikasi publik Heru Budi sebagai kepala daerah masih kurang baik. Kendati, Heru Budi telah menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta selama hampir setahun lamanya sejak dilantik 17 Oktober 2022.
"Pertama komunikasi publik Pak Heru kurang baik. Masih sama (dengan evaluasi pertama), maka ini perlu diperbaiki," kata Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (9/10).
Gembong menyampaikan, komunikasi publik Heru Budi yang tak baik ini berimbas pada eksekusi kinerja yang tak berjalan optimal.
"Tapi karena komunikasi publiknya kurang baik, maka yang terjadi tersendat-sendat," ujar Gembong.
Menurut Gembong, penyebab buruknya komunikasi publik Heru Budi bisa saja karena karakter Heru yang demikian.
"Karakter mungkin (penyebab komunikasi publik Heru kurang baik). PR (publik relationship) kurang, kita engga tau. Ini kan kominfo (Diskominfotik) yang harus back-up. Ini faktor utama yang haru bisa men-drive komunikasi publik baik adalah kominfo," ucap Gembong.