Ini yang Dilakukan BPBD Agar Banjir di DKI Jakarta Cepat Surut
Merdeka.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengungkap genangan di sejumlah wilayah ibu kota sudah surut. Genangan itu muncul imbas hujan deras yang mengguyur Jakarta pada Selasa (4/10) sore.
"Pasca hujan lebat yang mengguyur Jakarta pada Selasa 4 Oktober 2022 sore, BPBD DKI Jakarta mencatat saat ini genangan sudah surut seluruhnya," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan resminya, Rabu (5/10).
Isnawa mengatakan, genangan itu cepat surut berkat kerja sama seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti BPBD, Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Gulkarmat, Dinas Bina Marga, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut), dan PPSU Kelurahan.
-
Bagaimana BPBD mengatasi banjir? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.
-
Bagaimana BPBD Sumbar menangani banjir di Kota Padang? Lanjutnya, saat ini semua alat yang berkemungkinan terendam sudah kita pindahkan ketempat yang lebih tinggi.
-
Bagaimana BPBD tangani banjir Semarang? Endro mengatakan, berbagai upaya sudah dilakukan BPBD seperti menyiagakan pompa portable pada titik yang dilanda banjir, melakukan penanganan sementara di titik-titik longsor, serta melakukan pembersihan lokasi pohon tumbang akibat cuaca buruk itu.
-
Apa yang dilakukan Polisi saat banjir? Satlantas Polres Rohil terpaksa melakukan buka tutup arus lalu lintas agar kendaraan berjalan lancar.
-
Bagaimana cara mengatasi banjir? Sampai dengan sekarang, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk melakukan normalisasi jalur KA di Stasiun Semarang Tawang. Selain itu, pihaknya juga mengerahkan peralatan dan material yang diperlukan serta ratusan petugas untuk memperbaiki jalur yang terdampak banjir supaya bisa dilewati kembali oleh perjalanan kereta api.
-
Di mana saja Jakarta banjir? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. 'Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta,' kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).Adapun data wilayah terdampak diantaranya Jakarta Selatan.
Isnawa menambahkan bahwa seluruh pihak terkait mengerahkan personel dengan sejumlah peralatan seperti mobil pompa untuk menyedot genangan air hingga memastikan tali air di beberapa titik lokasi berfungsi dengan baik.
"Dengan mengerahkan sejumlah personel dengan peralatan seperti pompa mobile untuk menyedot air dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik. Peran dari unsur masyarakat juga dilibatkan dalam upaya ini seperti pihak RT/RW, FKDM, dan tokoh masyarakat lain," jelas Isnawa.
Selain itu, BPBD DKI Jakarta tetap mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan. Merujuk informasi yang dirilis oleh BMKG, BPBD DKI menyebut bahwa potensi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat masih akan terjadi hingga tanggal 8 Oktober 2022.
"Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112. Layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop," ujar dia.
Anies Andalkan Sumur Resapan Atasi Banjir: Diselesaikan Scientific Bukan Politik
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengandalkan sumur resapan sebagai salah satu cara menangani banjir di wilayah ibu kota. Menurut Anies, sumur resapan efektif untuk mengatasi banjir di daerah yang cekung.
"Karena tempat-tempat yang cekungan seperti inilah yang paling potensi. Di situlah yang harus dipompa. Di situlah jawaban mengapa sumur resapan itu penting. Sumur resapan itu penting untuk daerah yang cekung," kata Anies saat melakukan kunjungan kerja ke Jakarta Recycle Center (JRC) Pesanggrahan, Jalan Bintaro Puspita Raya, Jakarta Selatan, Rabu (5/10).
Anies menjelaskan, air mudah mengalir saat terjadi banjir di daerah yang tidak cekung. Sementara di daerah cekung, saat terjadi hujan dengan volume air yang tinggi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI harus mengandalkan pompa untuk mengalirkan air ke tempat lain.
Mengacu pada persoalan ini, Anies berharap program sumur resapan untuk mengatasi banjir dilihat sebagai cara ilmiah berlandaskan ilmu pengetahuan. Dia ingin masyarakat tak hanya melihat program sumur resapan dari sisi politik.
"Kami berharap kedewasaan kita semua untuk melihat ini sebagai sebuah problem yang diselesaikan secara scientific," kata Anies.
"Bukan semata-mata secara politik. Karena itu yang dibutuhkan untuk ini adalah program untuk sumur resapan di kawasan yang cekung," ujar dia.
Anies Klaim Banjir di Daerah Cekung Surut karena Sumur Resapan
Anies mengklaim genangan banjir di daerah cekung yang telah memiliki sumur resapan dapat surut dengan kecepatan tinggi. Anies berharap, program sumur resapan akan diteruskan oleh pemimpin-pemimpin DKI Jakarta selanjutnya.
"Terbukti di daerah yang sumur resapannya sudah terbangun dengan baik, walaupun cekung, terjadi genangan air yang tinggi, tetapi kecepatan surutnya menjadi sangat tinggi," kata Anies.
Anies berujar itulah alasan penting menghormati ilmu pengetahuan dan melaksanakannya. Anies berharap sumur resapan dapat menjadi solusi penanganan banjir di DKI Jakarta yang dapat diteruskan.
"Itulah kenapa kita penting sekali menghormati ilmu pengetahuan dan melaksanakan ilmu pengetahuan. Karena inilah solusi untuk kita ke depan. Nah ini PR kita ke depan, karena nanti bisa diteruskan," tandasnya.
361 Jiwa Mengungsi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menampung sebanyak 361 jiwa pengungsi di tiga lokasi Jakarta Selatan dan satu di Jakarta Timur akibat banjir pada Selasa (4/10).
"BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan yang terjadi," kata Kepala Satuan Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi BPBD DKI Michael O. Sitanggang di Jakarta, Rabu (5/10), dikutip Antara.
BPBD DKI merinci pengungsi Jakarta Selatan yakni di tiga lokasi yakni Kelurahan Mampang Prapatan sebanyak 20 kepala keluarga (KK) atau 79 jiwa di Masjid Al Falah.
Kemudian di Kelurahan Kuningan Barat sebanyak 43 KK atau 175 jiwa di Ruang Serbaguna Kelurahan Kuningan Barat dan Kelurahan Pejaten Barat sebanyak 18 KK atau 78 jiwa di Musholla Al Inayah dan rumah warga RW 08.
Sedangkan di Jakarta Timur di Kelurahan Makasar sebanyak 6 KK atau 29 jiwa di Masjid Al Bahri.
Jakarta Diguyur Hujan Deras
Sebelumnya, pada Selasa (4/10) sore hujan deras mengguyur Jakarta mengakibatkan genangan dan banjir di 81 rukun tetangga (RT) dari 30.470 RT di Jakarta.
Adapun data wilayah yang terdampak banjir hingga ketinggian satu meter di antaranya di Kelurahan Cipete Utara di wilayah yang berbatasan langsung dengan Kali Krukut dan Kelurahan Pela Mampang di wilayah yang berbatasan langsung dengan Kali Krukut dan Kali Mampang.
Sementara itu, BPBD DKI mencatat hingga pukul 06.00 WIB pada Rabu ini dari 81 RT terdampak, saat ini menyisakan sembilan RT.
Adapun sebarannya yakni di Jakarta Barat yaitu satu RT di Kelurahan Kedoya Selatan dengan ketinggian 20 cm akibat luapan Kali Pesanggrahan.
Kemudian, Kelurahan Kebon Jeruk terdapat satu RT dengan ketinggian air 40-80 cm juga karena luapan Kali Pesanggrahan akibat curah hujan tinggi.
Selanjutnya di Jakarta Timur yakni di Kelurahan Kebon Pala sebanyak satu RT dengan ketinggian 60 cm karena luapan Kali Cipinang.
Kemudian Kelurahan Makasar sebanyak dua RT dengan ketinggian air 50 cm karena luapan Kali Cipinang dan satu RT lainnya di Kelurahan Rambutan dengan ketinggian air sekitar 45 cm karena curah hujan tinggi.
Selain itu, di Jakarta Pusat ada tiga RT di Kelurahan Bendungan Hilir dengan ketinggian air 20-40 cm karena luapan Kali Krukut.
Sementara itu, hingga pukul 06.00 WIB, sebanyak 10 ruas jalan dan sejumlah titik di 26 kelurahan di Jakarta yang sempat tergenang, kini sudah surut.
Reporter: Winda Nelfira/Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemprov DKI menetapkan waktu minimal banjir surut di wilayahnya kurang dari dua jam
Baca SelengkapnyaBanjir ini membuat status Pos Angke Hulu Siaga 3 (Waspada).
Baca SelengkapnyaAda pula genangan yang terjadi karena disebabkan oleh banjir pesisir atau Rob
Baca SelengkapnyaJakarta dan sekitarnya telah masuk musim penghujan. Tak jarang di sejumlah titik ibu kota tergenang banjir.
Baca SelengkapnyaBPBD DKI Jakarta masih mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah.
Baca SelengkapnyaTeguh bilang, diperlukan sinergi lintas perangkat daerah untuk mengantisipasi banjir.
Baca SelengkapnyaIsnawa mengatakan, BPBD DKI Jakarta telah mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah meminta Pemprov agar segera mengevaluasi penanganan banjir
Baca SelengkapnyaBanjir masih menggenangi sejumlah wilayah di Jakarta
Baca SelengkapnyaPengerukan endapan lumpur ini dilakukan sebagai upaya untuk menambah daya tampung air, terutama ketika musim penghujan.
Baca SelengkapnyaUpaya penanggulangan banjir juga telah dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak terkait.
Baca SelengkapnyaPemerintah provinsi DKI Jakarta terus melakukan berbagai upaya dan langkah untuk mengatasi banjir di Jakarta.
Baca Selengkapnya