Kisah taman modern terbesar Asia di jantung Jakarta
Merdeka.com - Selain memiliki sejumlah gedung kuno, Jakarta juga dulu memiliki sebuah taman yang indah dipandang mata. Taman yang dibangun pada era kolonial Belanda itu bernama Taman Wilhelmina.
Taman Wilhelmina dibangun Belanda pada abad 19 Masehi. Kala itu, Taman Wilhelmina merupakan taman terluas di Batavia (Jakarta), bahkan, taman modern terbesar di Asia. Taman yang terletak di depan Lapangan Banteng, Gambir, Jakarta Pusat itu, memiliki luas kurang lebih 9,32 hektar.
Alasan pemberian nama Wilhelmina kala itu sebagai bentuk penghormatan warga Belanda yang ada di nusantara kepada calon Ratu Wilhelmina.
-
Apa yang menarik di Taman Wiladatika? Mengutip situs tamanwiladatika.com, ada sejumlah spot menarik yang akan melengkapi suasana healing mu. Salah satunya adalah area taman indah yang bisa dijumpai di hampir seluruh titik wisata tersebut. Taman ini dipenuhi pepohonan dan tanaman indah, dengan jalan setapak rapi dan nyaman. Pengunjung bisa berolahraga di sini, ataupun berswafoto dengan latar susunan besi sebagai tempat pohon merambat.
-
Kapan Taman Wiladatika diresmikan? Merujuk Wikipedia, Taman Wiladatika merupakan salah satu spot bersejarah yang sudah ada sejak era Presiden Soeharto. Saat itu, taman diresmikan pada 29 Juni 1980.
-
Dimana lokasi Taman Wiladatika? Lokasi Taman Wiladatika berada persis di Jalan Jambore No.1, Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.
-
Kenapa Taman Balai Kota Bandung disebut sebagai taman tertua di Kota Bandung? Merujuk bandung.go.id, Taman Balai Kota Bandung sendiri sering dianggap sebagai taman tertua di Kota Bandung. Bahkan, kehadirannya sudah lebih dulu ada sebelum Bandung menjadi gemeente alias Kotapraja.
-
Siapa yang memiliki taman tersebut? Berdasarkan prasasti yang bertuliskan 'C(ai) Caesaris Aug (usti) Germanici,' para ahli menyebut situs tersebut sebagai karya Caligula, kaisar Romawi dari tahun 37 hingga 41 M dan putra Germanicus dan Agrippina.
-
Siapa yang memimpin Jakarta saat taman baru dibangun? “Selama tiga bulan saya memimpin DKI Jakarta, sudah menambah taman sebanyak 235 lokasi,“ kata Plt Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono.
Taman itu dibangun atas prakarsa Gubernur Jenderal Van De Bosch pada tahun 1834. Di taman itu terdapat sebuah benteng bernama Benteng (Citadel) Prins Federik Hendrik. Orang pribumi biasa menyebutnya dengan "Gedung Tanah."
Tak hanya itu, Belanda juga membangun sebuah monumen bernama Waterloo atau biasa dikenal dengan nama Monumen Atjeh. Monumen itu dibangun untuk memperingati jasa-jasa para serdadu Belanda yang tewas saat berperang di Aceh.
Taman yang juga berfungsi sebagai kebun sayur bagi para opsir Belanda di Batavia itu di dalamnya dipenuhi oleh rerimbunan pepohonan. Sejumlah jembatan yang menghubungkan dua tepi sungai Ciliwung juga dibangun di dalamnya.
Alhasil, Taman Wilhelmina begitu sejuk dan indah dipandang mata. Hal itu menjadi salah satu alasan mengapa taman itu ramai dikunjungi.
Bahkan, Taman Wilhelmina menjadi salah satu tujuan rekreasi terfavorit kala itu. Setiap Sabtu dan Minggu tiba, taman itu selalu menjadi tempat rekreasi para pembesar Belanda, tuan tanah, dan orang-orang kaya yang ada di Batavia dengan keluarganya.
Lokasi taman yang dekat dengan sungai Ciliwung semakin membuat udara di sekitar taman bertambah sejuk. Para pengunjung dapat dengan jelas mendengarkan gemericik aliran air dari sungai Ciliwung yang saat itu kondisi airnya masih sangat jernih.
"… Sore itu, Taman Wilhelmina tidak begitu ramai. Satu dua pasangan jalan bergandengan tangan menikmati udara sore. Mereka berbincang nyaris tanpa suara. Ada juga pasangan yang duduk di rerumputan tepi kali," demikian gambaran suasana Taman Wilhelmina saat sore hari seperti tertulis dalam buku "Primadona-sebuah roman," karya Nano Riantiarno, terbitan Gramedia Pustaka Utama, 2006.
Namun, pasca-kemerdekaan, Taman Wilhelmina tak lagi terurus. Taman yang terletak di antara Jalan Perwira, Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral, dan Jalan Veteran itu akhirnya berubah menjadi tempat yang kotor dan tak terawat.
Bahkan, Benteng (Citadel) Prins Federik Hendrik dan Monumen Atjeh yang tadinya terawat dengan baik, berubah dipenuhi lumut. Hiruk pikuk keramaian para bule Belanda yang biasa terlihat setiap akhir pekan tak lagi tampak di taman itu.
Taman Wilhelmina akhirnya dibongkar setelah Presiden Soekarno menyetujui pembangunan Masjid Istiqlal di lokasi itu. Pemancangan tiang pertama masjid yang namanya memiliki arti "Merdeka" itu dilakukan Bung Karno pada tanggal 24 Agustus 1961. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di masa itu, banyak gedung-gedung megah dan warga Belanda yang beraktivitas di jalanan Kota Bandung. Ini membuat kota kembang seolah sebagai "Eropa kecil".
Baca SelengkapnyaTaman yang berlokasi di kawasan Menteng ini menawarkan keasrian dan kesejukan di tengah pusat Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaKota Tua, jalur perdagangan strategis dan cukup populer di masa lalu. Kini, daerah tersebut menjelma menjadi destinasi wisata yang penuh dengan sejarah bangsa.
Baca SelengkapnyaTaman ini sering menjadi tempat berkumpul bagi komunitas lokal, pelajar, dan keluarga yang ingin menikmati waktu bersama.
Baca SelengkapnyaMenteng merupakan salah satu kawasan elite di Jakarta, bahkan sudah menjadi kawasan elite sejak zaman Kolonial Belanda.
Baca SelengkapnyaSejumlah kawasan wisata di Jakarta mulai menunjukkan keramaian di H+2 Idulfitri.
Baca SelengkapnyaDari tangan sosok arsitek Belanda ini, Kota Bandung disulap bak taman yang indah.
Baca SelengkapnyaKondisi airnya berwarna kebiruan. Mata air ini dikelilingi tembok beton yang terhubung ke irigasi buatan Belanda, berpuluh-puluh tahun silam.
Baca SelengkapnyaSaat itu pembangunan dilakukan untuk menunjang Jakarta sebagai ibu kota negara. Kota satelit kemudian dirancang, salah satunya Kebayoran Baru dengan alat modern
Baca SelengkapnyaKeindahan arsitektur peninggalan Belanda dan berbagai benda bersejarah yang tersimpan rapi di museum-museumnya menawarkan pengalaman wisata yang tak telupakan.
Baca SelengkapnyaDi Amsterdam, Belanda ternyata ada sebuah pulau reklamasi yang bernama Java Eiland atau Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaWilayah tersebut identik dengan bangunan-bangunan arsitektur kuno peninggalan Belanda.
Baca Selengkapnya