Penghuni Kolong Tol Angke Didominasi Warga Jakarta, 31 KK Asal Tegal hingga Sukabumi
Merdeka.com - Pihak Kelurahan Jelambar, Grogol, Jakarta Barat mendata ratusan warga yang menghuni pemukiman ilegal di kolong Tol Angke. Hasil pendataan dilakukan pihak Kelurahan Jelambar, menemukan bahwa ratusan penghuni kolong Tol Angke tersebut didominasi warga ber-KTP DKI Jakarta.
"Sejauh ini kita baru melakukan pendataan aja terhadap warga. Data terakhir ada 83 Kepala Keluarga yang tinggal di sana," kata Lurah Jelambar, Danur Sasono saat dihubungi, Kamis (22/6).
Menurut Danur, 52 Kepala Keluarga memiliki KTP DKI Jakarta. Mereka merupakan warga dari wilayah Jelambar Baru, Angke, Jembatan Besi, Kalideres, dan Tambora. Dari sekian puluhan KK yang tersebar itu, bertempat tidak jauh dari pemukiman ilegal yang ada di kolong tol.
-
Dimana letak permukiman terbengkalai di Jakarta? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
-
Siapa yang menghuni kampung tersebut? Pasalnya di sini, seluruh penghuninya merupakan perempuan dan tidak ada laki-laki sama sekali.
-
Siapa penghuni Kampung Jeladri? Saat ini, Kampung Jeladri hanya dihuni empat kepala keluarga. Selain itu, hampir semua penghuni di sana merupakan warga lansia.
-
Apa yang menyebabkan kampung di Jakarta Barat ini tenggelam? Ditambahkan Ji’I, jika salah satu pemicu daerah tersebut tergenang adalah masifnya pembangunan yang tidak memperhatikan kondisi lingkungan. Diceritakan jika tahun 1988 sebuah kompleks pergudangan dibangun hingga mengorban resapan air. Akibatnya air saat hujan jatuh dan menggenangi kampung tersebut sehingga terkumpul.
-
Dimana pemukiman padat di Jakarta Barat? Pemukiman di daerah Pesing Koneng, Kedoya Utara, Kebun Jeruk ini misalnya.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
Sementara itu, Danur mengatakan, 31 Kepala Keluarga merupakan warga pendatang dari Ciamis, Tegal, Tangerang, Sukabumi.
Nasib Penghuni Kolong Tol Masih Belum Jelas
Danur melanjutkan, pihak Kelurahan Jelambar saat ini belum menentukan langkah selanjutnya meskipun telah melakukan pendataan terhadap warga yang tinggal di lahan milik Jasa Marga itu. Apalah penghuni kolong Tol Angke itu direlokasi menuju hunian yang lebih layak seperti rumah susun (rusun) atau ada langkah lainnya.
Selain hunian warga juga terdapat sebuah sekolah TK-SD di tengah-tengah hunian warga kolong tol. Sekolah itu satu-satunya tempat mengecam pendidikan bagi warga kolong tol.
Danur juga mengaku belum mengetahui nasib sekolah tersebut yang terancam dibongkar.
"Itu (soal sekolah) juga kita belum tahu, kita ditugaskan untuk melakukan pendataan aja kepada warga yang tinggal di sana," tutup dia.
Sebelumnya, pihak kelurahan telah melakukan pendataan dan ditemukan aa 34 KK tinggal di kolong tersebut.
"Kemarin yang terdata di kolong tol itu kan ada 31. Tadi ada tambahan 3 atau 4 KK lagi karena yang kemarin kan masih ada yang belum terdata tuh jadi masih pendataan aja sih kalau dari kelurahan," kata Lurah Jelambar Baru Danur Sasono ketika dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (20/6).
Namun Danur mengatakan, KTP yang dimiliki warga sudah usang dan belum berbentuk elektronik atau e-KTP. Pihak Dukcapil masih mengecek apakah Nomor Induk Kependudukan (NIK) puluhan Kepala Keluarga tersebut masih terdata atau tidak.
"Kalau yang di situ, di kolong masih ada (KTP) semua ya tapi kan KTP lama yang belum e-KTP. Masih KTP lama banget itu. Kita juga enggak tahu NIK-nya terdata apa engga gitu kan mungkin nanti teman-teman Dukcapil yang mengecek itu," ucap Danur.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wakil Wali Kota Jakarta Barat Hendra Hidayat mengatakan, pihaknya akan memanusiawikan warga yang tinggal di bawah kolong Tol Angke, Jakarta Barat.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI jamin proses urus pindah domisili bisa selesai dalam waktu sehari
Baca SelengkapnyaPotret kehidupan masyarakat di ibu kotayang tinggal di bawah jalan tol.
Baca SelengkapnyaJarak kampung itu menuju pusat desa mencapai 5-6 kilometer
Baca SelengkapnyaMeskipun berdekatan langsung, kawasan elite PIK 2 dan desa-desa di sekitarnya dipisahkan dengan tembok beton yang cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaJalan untuk menuju ke kampung itu sangat sulit. Pengendara harus melewati hutan, sungai, dan perkebunan teh.
Baca SelengkapnyaMereka yang nantinya dipindahkan juga akan diberi fasilitas dan pelatihan kerja agar bisa hidup mandiri.
Baca SelengkapnyaRencana relokasi warga di kolong Jembatan Pakin sudah dibahas bersama Menteri Perumahan, Menteri Sosial, dan Menteri Dalam Negeri.
Baca SelengkapnyaBudaya antre saat akan menaiki moda transportasi berbasis angkot memang sangat langka.
Baca SelengkapnyaHujan lebat mengguyur DKI Jakarta menyebabkan puluhan TPS terdampak banjir.
Baca SelengkapnyaDari hasil pengukuran yang dilakukan melalui aplikasi di telepon pintar, kemiringan jalan motor di sana mencapai 25 sampai 33 derajat.
Baca SelengkapnyaWarga memanfaatkan jalan pipa. Jalan tersebut tidak terhubung dengan jalan utama PIK 2.
Baca Selengkapnya