Sulitnya porter Stasiun Senen mengantongi uang Rp 100.000 sehari
Merdeka.com - Eddy berjalan cepat di antara penumpang kereta yang memadati Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (9/7). Keringat mengucur deras membasahi seragam biru muda yang dikenakannya. Meski bercucuran keringat, Eddy tetap bersemangat mengangkat barang bawaan pemudik yang sudah kembali ke ibu kota. Eddy merupakan porter di Stasiun Senen, Jakarta Pusat.
Sebagai porter, Eddy harus sigap menangkap peluang. Dia juga tak lelah menawarkan jasanya pada setiap penumpang yang turun dari kereta. Musim arus mudik dan arus balik Lebaran, Eddy berharap ada tambahan pemasukan dibanding hari biasanya. Tapi ternyata jauh panggang dari api. Dia hanya bisa tersenyum murung melihat sebagian besar penumpang kebanyakan memilih membawa barang bawaannya sendiri.
"Tidak ada bedanya, Mas. Sama saja dengan hari-hari biasa," cerita Eddy ketika berbincang dengan merdeka.com di Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (9/7).
-
Siapa yang mudik? Tahun ini, diprediksi 123 juta orang akan melakukan perjalanan mudik.
-
Siapa yang pernah transit di Stasiun Tuntang? Dahulu, stasiun ini pernah dijadikan tempat transit dari layanan bus milik NIS (Nederlansche Indische Maatschappij) dengan trayek Tuntang-Kota Salatiga.
-
Siapa saja yang naik angkot? Seringkali, para ibu-ibu naik angkot saat pergi atau pulang dari berbelanja di pasar.
-
Siapa yang suka mudik? Biasanya, mereka yang hidup di perkotaan akan kembali ke kampung halaman dan berkumpul bersama keluarga.
-
Siapa yang mengangkut barang di bus? Namun, terdapat sopir bus yang nekat membawa muatan berlebihan.
-
Siapa driver yang membantu penumpang? Kabar driver GoCar bernama Nurahman viral di media sosial setelah unggahan akun TikTok Melzsia bercerita bahwa sang driver menyelamatkan nyawa ayahnya yang mengalami serangan jantung.
Untuk menggunakan jasa Eddy, penumpang kereta perlu membayar Rp 20.000. Dalam sehari, isi kantongnya tak lebih dari Rp 100.000. Meski begitu Eddy tetap bersyukur. Dia menyisakan uang yang didapat sehari-hari, untuk kebutuhannya selama bekerja untuk istri dan anak-anaknya.
"Rp 100.000 itu susah dapatnya. Tapi mau bagaimanapun saya bersyukur saja ada orang yang pakai jasa saya," tuturnya.
Porter di Stasiun Senen berjumlah 86 orang. Mereka harus pandai mencuri hati para penumpang.
"Kuncinya pada cara kita menawarkan jasa. Kalau orang enggak mau ya jangan paksa. Terus dibayar juga seikhlasnya aja," katanya.
Jika sedang kosong, Eddy kerap berkumpul dengan rekan-rekannya sesama porter. Gelak tawa mereka sesekali terdengar di antara kerumunan para penumpang. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mudik lebaran menjadi berkah bagi para porter atau kuli angku barang penumpang kereta di Pasar Senen.
Baca SelengkapnyaStasiun Senen menyediakan sejumlah fasilitas bagi para penumpang yang ingin mudik.
Baca SelengkapnyaHal itu dibenarkan VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus. Dia mengakui terjadi lonjakan penumpang pada pukul 09:00 WIB hingga pukul 10:00 WIB.
Baca SelengkapnyaBuat eksperimen sosial, aksi sopir bus bantu orang yang kesusahan ini tuai pujian.
Baca SelengkapnyaStasiun Pasar Senen, Jakarta, mulai ramai penumpang menjelang libur Natal dan Tahun Baru,
Baca SelengkapnyaSebuah rekaman video memperlihatkan sopir bus menjadi korban pungutan liar (pungli) di kawasan Thamrin City.
Baca SelengkapnyaJika tidak diberi, para pelaku akan berbuat kasar, mulai marah hingga merusak truk. Hal ini membuat sopir ketakutan.
Baca SelengkapnyaPraktik pungutan liar kembali marak di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaLelahnya fisik seolah hilang, setelah hasil mengamen mereka belanjakan untuk makan.
Baca Selengkapnya