Tak cuma Kursi, Anak Pemilik Toko Roti di Jaktim juga Lempar Patung Batu, Meja hingga Loyang ke Pegawai
Penganiayaan dialami Dwi karena GSH kesal perintahnya agar mengantarkan makanan ke kamar pribadinya ditolak.
Dwi memutuskan memberanikan diri melapor ke polisi atas perlakukan kasar GSH, anak pemilik toko roti di Jaktim. Penganiayaan dialami Dwi karena GSH kesal perintahnya agar mengantarkan makanan ke kamar pribadinya ditolak.
Peristiwa itu terjadi pada 17 Oktober 2024 silam. Saat itu, GSH meminta Dwi yang bekerja sebagai kasir mengantarkan makanan baru saja diantarkan driver ojol.
Penolakan Dwi membuat pelaku geram dan melemparkan barang-barang ke arah korban.
"Pelaku marah dan melempar saya pakai patung batu, kursi, meja dilakukan berkali-kali dan semua barang yang dilempar oleh si pelaku semua kena tubuh saya," ujar dia.
Tak lama berselang, ayah pelaku datang dan mencoba menariknya keluar dari ruangan tersebut.
"Suruh saya pulang tapi tas dan handphone saya masih tertinggal di dalam, pas saya mau ambil tas dan handphone saya di situ saya di lempari lagi pakai kursi berkali-kali," ujar dia.
Tak puas dengan meja dan kursi, pelaku kembali melemparkan loyang hingga mengenai kepala Dwi. Akibatnya, Dwi mengalami luka sobel yang cukup serius. Beberapa bagian tubuhnya juga memar.
"Setelah berdarah dia kabur, dan baru saya bisa lari ke luar toko. Tubuh saya penuh memar dan luka sobek di kepala bagian kiri," ujar dia.
Pelaku Kerap Perintahkan Pegawai di Luar Tugasnya
Dwi menambahkan, selama bekerja di sana, pelaku memang suka menyuruh karyawan di luar tugas mereka. Seperti mengantarkan makanan dan mengambilkan air.
"Juga kadang minta diambilkan sendok, garpu piring atau mangkok atau minta beliin nasi kalau enggak kerupuk posisi sedang pada bekerja selama saya kerja di situ emang setiap hari begini," ujar dia.
Pascakejadian itu, Dwi memutuskan mengundurkan diri. Setelah peristiwa itu pula, tidak ada satupun kata damai atau permintaan maaf dari pelaku.
"Hanya orangtua si pelaku yang minta maaf ke saya, (pelaku) tidak minta maaf secara kekeluargaan," ucap dia.
Dwi mengatakan, dengan tegas menolak karena bukan bagian dari tugasnya. Dwi sehari-hari berkerja di bagian kasir.
Suka Menghina
Dwi mengatakan, sebenarnya perlakuan kasar itu bukan pertama kali dialami Dwi. Bahkan, katanya, tak hanya berprilaku kasar dan suka menyuruh, pelaku juga kerap menghina pegawai.
Beberapa waktu lalu, di pernah mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan. Sampai akhirnya membuat perjanjian dengan adik pelaku bahwasanya dia tidak mau lagi melayani permintaan-permintaan dari pelaku.
"Sebelum kejadian ini saya pernah di lempar meja tapi tidak mengenai saya dan saya dihina babu dan orang miskin, dia merendahkan saya dan keluarga. Dia juga sempat ngomong 'orang miskin kaya lu ga bakal bisa masukin gua ke penjara gua kebal hukum'. Mangkanya saya bikin perjanjian oleh adenya si pelaku kalau saya gamau anter makanan si pelaku lagi," ujar dia.