20 Kata-kata Seno Gumira Ajidarma yang Penuh Makna, Romantis dan Menyentuh Hati

Merdeka.com - Seno Gumira Ajidarma merupakan salah satu budayawan yang cukup populer di Indonesia. Beliau telah melahirkan puluhan karya sastra fenomenal dan berhasil mendapatkan beragam penghargaan. Seno juga kerap disebut sebagai penulis dari generasi baru sastra Indonesia.

Pria kelahiran Boston, Amerika Serikat, 19 Juni 1958 yang besar di Yogyakarta ini memulai proses kreatifnya sejak usia 17 tahun. Kemudian pada usia 19 tahun, Seno bekerja sebagai wartawan, menikah dan pada tahun itu juga beliau masuk Institut Kesenian Jakarta di jurusan sinematografi.

Beberapa bukunya seperti Sepotong Senja untuk Pacarku, Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi, hingga Negeri Senja, menjadi salah satu karya fenomenal yang sangat digemari kawula muda. Selain itu, Seno juga dikenal sebagai seorang penulis yang kritis dalam menanggapi isu-isu nasional. Tak heran, jika beliau sering diundang menjadi pembicara di berbagai acara.

Berikut kata-kata mutiara Seno Gumira Ajidarma yang merdeka.com lansir dari laman Jagokata.

Kata-kata Seno Gumira Adjidarma yang Penuh Makna

areamagz.com

1. Kadang-kadang kita bertemu begitu saja dengan seseorang yang tidak pernah kita kenal, menjadi begitu lengket seperti ketan, lantas mendadak berpisah begitu saja tanpa penjelasan apa-apa.

2. Di tengah angin senja yang mendesak, aku merasakan kekuasaan waktu, yang tanpa pandang bulu mengubah segala-galanya.

3. Aku tidak pernah keberatan menunggu siapa pun berapa lama pun selama aku mencintainya.

4. Setiap hari ada senja, tapi tidak setiap senja adalah senja keemasan, dan setiap senja keemasan itu tidaklah selalu sama.

5. Angin yang telah mengembara ke segenap penjuru bumi, masih berhembus dan berbisik, seperti mengingatkan, "Di dunia ini, tidak ada sesuatu pun yang tetap tinggal abadi.

6. Api cinta membakar hatiku, seperti kebakaran yang yang dikobarkan Hanoman sewaktu membumihanguskan Alengka. Brengsek! Kenapa manusia harus mempunyai perasaan seperti itu?

7. Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa—suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang.

8. Pertanyaan-pertanyaan klasik. Pertanyaan-pertanyaan klise. Pertanyaan-pertanyaan yang menjengkelkan.

9. Cinta menghabiskan tenaga dan pikiran untuk perkara-perkara sepele, tetek bengek, dan tidak begitu berguna untuk orang lain, tapi apakah bisa menghindarinya?Kita semua memang telah menjadi bodoh, dengan menjadi terlalu cinta kepada cerita-cerita yang bagus, sehingga memaksakannya untuk menjadi kenyataan itu sendiri.

10. Belajar menulis adalah belajar menangkap momen kehidupan dengan penghayatan paling total yang paling mungkin dilakukan oleh manusia.

Kata-kata Seno Gumira Adjidarma yang Romantis

11. Debu cinta bertebaran seperti virus, kurang sehat sedikit, kita pun jadi korban.

12. Namun orang yang bijak akan menerima segala bentuk perbedaan pandangan sebagai kekayaan, karena keseragaman pikiran memang sungguh-sungguh akan memiskinkan kemanusiaan.

13. Sudahlah. Tidak ada gunanya. Aku akan segera berangkat, dan tidak akan pernah kembali lagi. Tidak usah sedih. Tidak ada yang patut disesali. Selamat tinggal.

14. Aku ingin yakin bahwa kamu memang cinta padaku. Aku harus yakin kamu memang cinta, kamu memang sayang, kamu memang selalu memikirkan aku. Apakah kamu selalu memikirkan aku? Katakan padaku kamu cinta, cinta, cinta.

15. Aku cinta padamu. Jangan tinggalkan aku. Aku tidak mau berpisah denganmu.

Kata-kata Seno Gumira Adjidarma yang Menyentuh Hati

omemdisini.com

16. Betapa tidak akan menguji ketabahan, jika sesuatu yang sudah seolah-olah seperti cinta masih juga tidak memberi jaminan kebahagiaan?

17. Masalahnya bukan aku bisa percaya atau tidak. tapi kamu itu bisa dipercaya atau tidak.

18. Apa boleh buat, jalan seorang penulis adalah jalan kreativitas, di mana segenap penghayatannya terhadap setiap inci gerak kehidupan, dari setiap detik dalam hidupnya, ditumpahkan dengan jujur dan total, seperti setiap orang yang berusaha setia kepada hidup itu sendiri, satu-satunya hal yang membuat kita ada.

19. Hidup mempertemukan kita dengan seseorang, lantas memisahkannya lagi.

20. Janganlah kau tinggalkan aku, kekasihku. Jangan sekali-sekali kau berpikir untuk meninggalkan aku (mdk/jen)