Pria Berkepala Plontos Ini Pernah Jalani Ospek bareng Megawati di UI, Kini Jadi Psikolog Ternama
Dulunya ingin masuk kedokteran, pria yang berdiri di samping Megawati kini menjadi sosok ternama di Indonesia.
Dulunya ingin masuk kedokteran, pria yang berdiri di samping Megawati kini menjadi sosok ternama di Indonesia.
Pria Berkepala Plontos Ini Pernah Jalani Ospek bareng Megawati di UI, Kini Jadi Psikolog Ternama
Sosok Megawati Soekarnoputri tentunya sudah tak asing lagi oleh publik. Ya, ia merupakan presiden wanita Indonesia pertama dan putri dari presien pertama, Soekarno. Kini ia dipercayai sebagai ketua umum Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia Perjuangan (PDIP).
Baru-baru ini beredar foto saat Megawati sedang menjalani masa ospek mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia pada tahun 1972.
Namun, yang menjadi perhatian yakni sosok pria pelontos yang berada di samping Megawati ini.
Pasalnya, pria tersebut juga kini tumbuh menjadi seorang psikolog ternama di Indonesia.
Penasaran siapa dia? berikut simak ulasan selengkapnya.
Tak Lulus di Jurusan yang diidamkan
Pada awalnya, pria ini memutuskan untuk berhijrah ke Jakarta saat tidak diterima jurusan Kedokteran.
Tanpa bekal dan keahlian apapun, ia memutuskan untuk hidup serabutan sembari menunggu tes Kedokteran berikutnya. Namun sayang, ia kembali ditolak oleh jurusan yang ia idamkan.
Hingga pada akhirnya, ia memilih masuk ke jurusan Psikologi Universitas Indonesia. Di sana, ia cukup aktif dalam menjalani berbagai organisasi, salah satu kegiatannya di perkuliahan yakni sebagai panitia ospek pada 1972 silam. Di sana, ia mengikuti acara perpeloncoan bersama dengan Megawati Soekarno Putri.
Penggerak Dogeng bagi Anak-anak
Siapa sangka, rupanya pria tersebut adalah Kak Seto, sosok yang dikenal begitu dekat dengan anak-anak.
Di masa mudanya, pemilik nama asli Seto Mulyadi ini dikenal sebagi penggerak dogeng bagi anak-anak.
Dari pekerjaannya sebagai asisten Pak Kasur, asisten pemilik Taman Kanak-kanak, Kak Seto mulai menjalani dekade pertamanya di dunia anak-anak. Ia pun tergabung dalam acara TVRI yang bertajuk ANEKA RIA ANAK-ANAK bersama Kak Henny Purwonegoro.
Namanya pun mulai melambung tinggi saat menciptakan sebuah karakter bernama Si Komo. Nama Komo berasal dari seekor hewan asli Indonesia yaitu Komodo. Sejak kemunculannya di berbagai media, Si Komo ini menjadi sahabat dan idola untuk anak-anak Indonesia saat itu.
Ciptakan Novel
Tak hanya mendongeng saja, Kak Seto juga memiliki hobi dalam menulis. Diketahui, ia pernah menerbitkan sebuah buku yang berjudul ANAKKU, Sahabatku, dan Guruku. Buku ini membahas tentang pengalaman Kak Seto dalam memahami serta membesarkan anak-anaknya.
Selain itu ia juga pernah menulis sebuah novel yang berjudul Kakak Batik. Dalam novel tersebut ia menceritakan tentang mimpi-mimpinya sebelum menjadi mahasiswa. Novel ini memiliki makna bahwa hidup adalah bak lembaran batik yang lika-likunya tetap berujung pada keceriaan.
Punya Saudara Kembar
Rupanya, Kak Seto memiliki saudara kembar bernama Kresno. Dari sanalah yang membuat dirinya memutuskan untuk membangun Yayasan Nakula Sadewa, yayasan yang identik dengan angka 2 layaknya jumlah anak kembar, mulai dari pendiriannya pada tanggal 22 hingga alamat yayasan berada di Jalan Patinus no 22.
Raih Banyak Prestasi
Kesuksesan Kak Seto pun diiringi dengan banyaknya penghargaan yang ia terima. Salah satu penghargaan yang diterimanya adalah The Golden Balloon Award, New York: kategori Social Activity dari World Children's Day Foundation & UNICEF. Penghargaan tersebut didapatkannya pada tahun 1989.
Kini, Kak Seto pernah menjabat sebagai Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak pada 1998. Ia mengaku karirnya ini didukung dari pesan sang Guru besar, Alm. Pak Kasur. Pesan tersebut adalah melanjutkan perjuangan beliau di dunia anak-anak dari Sabang hingga Merauke.