5 Fakta Sejarah Laskar Putri, Pasukan Pejuang Wanita dari Kota Solo
Merdeka.com - Pada masa pergolakan Kemerdekaan, semua kalangan masyarakat ikut berjuang melawan Belanda. Tak hanya kaum laki-laki saja, kaum perempuan juga ikut berjuang.
Di Solo, ada sebuah kelompok pejuang perempuan yang bernama Laskar Putri. Kelompok itu didirikan pada 30 Oktober 1945. Syarat untuk masuk kelompok pergerakan itu cukup mudah, yaitu gadis berusia di atas 16 tahun dan berani berjuang untuk kemerdekaan bangsa.
Sejak saat itu, satu per satu perempuan pemberani datang untuk mendaftar. Setelah dinilai cukup, mereka dikumpulkan dalam satu asrama dan diajarkan bagaimana cara membongkar senjata, menembak, dan berperang. Walaupun beranggotakan perempuan, namun mereka dididik secara militer.
-
Mengapa Kartini ingin perempuan berjuang untuk mencapai kemerdekaan? Kami beriktiar supaya kami teguh sungguh, sehingga kami sanggup diri sendiri. Menolong diri sendiri.
-
Siapa yang berjuang untuk kemerdekaan? Pahlawan Indonesia telah berjuang mempertaruhkan jiwa, raga serta hartanya untuk kemerdekaan Indonesia.
-
Bagaimana PKK Taliabu bisa ikut lomba di Solo? Rombongan TP PKK Kabupaten Pulau Taliabu dipimpin Ketua TP PKK Zahra Yolanda Aliong Mus Zahra mengungkapkan, kehadiran mereka di acara itu sesuai hasil lomba sebagai pemenang pada HKG tingkat Provinsi Maluku Utara, sehingga berhak mengikuti tingkat nasional.
-
Siapa yang berjuang mempertahankan kemerdekaan di Padang? Bagindo Aziz Chan sendiri adalah tokoh penting bagi Kota Padang saat pihak kolonial Belanda menjajah wilayah tersebut.
-
Siapa yang berjuang di Sumpah Pemuda? Berikut ini adalah kumpulan kata kata Sumpah Pemuda yang inspiratif dan penuh semangat juang:
-
Bagaimana anak perempuan bisa kuat? 'Kamu tidak akan sekuat laki-laki, tapi kamu lebih tabah dari mereka. Dan ketabahan itulah yang menjadikan wanita mampu mengalahkan laki-laki.'
Lalu bagaimana kisah para anggota Laskar Putri itu dalam berjuang membela bangsa dan negara? Berikut selengkapnya.
Berjuang Tanpa Pamrih
©YouTube/BNPB DIY
Sri Temoe Soegioto, salah satu anggota Laskar Putri, mengatakan dulunya ia masuk kelompok gerakan perempuan itu karena ingin berjuang tanpa pamrih. Bahkan Sri mengaku sudah merelakan nyawa untuk membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia.
“Waktu zaman dulu itu pilihannya cuma ada dua, merdeka atau mati. Tidak ada pamrih apa-apa. Jadi kalau harus kehilangan nyawa dan jiwa untuk negara, ya nggak apa-apa,” kata Sri mengutip dari kanal YouTube BNPB DIY.
Suka Duka di Asrama
©YouTube/BNPB DIY
Sebelum terjun ke medan pertempuran, Sri harus terlebih dahulu mengikuti pelatihan militer di asrama. Selama di asrama ini, Sri mengalami penderitaan karena latihan yang keras. Terlebih lagi kalau harus mengikuti latihan perang.
“Itu kalau sarapan pagi kita makan ketela empat. Masing-masing ketela kira-kira sebesar ibu jari kaki. Terus kalau makan siang kita dikasih nasi jagung yang sudah bau. Sebenarnya sudah tidak layak dimakan manusia. Tapi ya tetap kita makan. Karena adanya ya hanya itu,” kata Sri.
Pengalaman Ikut Perang Melawan Belanda
©YouTube/BNPB DIY
Sri bercerita, dulu dia sempat mengikuti pelarian saat mendapat kabar pasukan Belanda akan menyerang markas dia dan teman-temannya. Akhirnya dia dan teman-temannya kabur dengan truk dan di sepanjang perjalanan dia dan anggota pasukannya yang lain terus diberondong tembakan oleh tentara Belanda.
Tak hanya itu, saat mau ikut perang di Yogyakarta, dia sempat dikira mata-mata Belanda oleh anggota tentara Indonesia sendiri. Apalagi waktu itu Sri dan para anggota pejuang Laskar Putri yang lain tidak menggunakan pakaian perang. Akhirnya, Sri harus menghadap penjaga perbatasan itu dan terlibat dalam negosiasi yang alot.
“Saya bilang sama dia, silakan buktikan kalau memang kami mata-mata Belanda. Akhirnya saya dilepas dan semua anggota kami boleh ikut bertempur di Jogja,” kata Sri mengutip kanal YouTube BNPB DIY.
Masih Sering Kumpul-Kumpul
©YouTube/BNPB DIY
Walaupun kebanyakan sudah berusia tua, namun saat ini para anggota Laskar Putri masih rutin mengadakan kumpul-kumpul pada salah satu restoran di Kota Solo. Di sanalah Sri sering kali memberikan semangat pada para anggota Laskar Putri lain yang masih hidup.
“Saya sampai sekarang tidak akan mundur dari perjuangan saya saat tahun 1945. Sama seperti dulu, sekarang saya tidak takut mati, tidak takut sakit, dan tidak takut bahaya apapun demi kemerdekaan Indonesia,” kata Sunari Marsilah, Ketua Laskar Putri.
Nasihat Laskar Putri bagi Generasi Muda
©YouTube/BNPB DIY
Bagi Sri, setiap anak muda di Indonesia harus mau berkorban bagi bangsanya. Oleh karena itu, mereka harus tetap semangat dalam memperjuangkan hidupnya.
“Padahal anak-anak sekarang tinggal mengisi kemerdekaan yang telah kita perjuangkan dengan jiwa dan raga ini tapi malah kurang semangatnya. Jadi saya pernah bilang sama anak saya, jangan pernah sampai melupakan sejarah, karena ini yang akan menjadi pendorongmu untuk mengisi kemerdekaan ini,” kata Sri dikutip Merdeka.com dari kanal YouTube BNPB DIY pada Kamis (17/6). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah catatan mengungkapkan, saat penyerbuan Belanda, Seksi Wanita turut Wingate Action ke daerah pendudukan Belanda.
Baca SelengkapnyaKartini Hermanus, jenderal wanita pertama di TNI AD. Ternyata, keturunan bangsawan.
Baca SelengkapnyaTanggal 1 September menjadi perayaan Hari Polisi Wanita (Polwan) Nasional. Pada 2024 ini, menjadi HUT Polwan ke-76 tahun.
Baca SelengkapnyaMojang-mojang ini bak harimau betina yang mengamuk saat menjagal tentara NICA.
Baca SelengkapnyaSejarah polwan di Indonesia bermula dari 6 sosok wanita yang menjadi murid pertama di sekolah polisi di Bukittinggi.
Baca SelengkapnyaRaih cita-cita Anda menjadi polwan dengan syarat dan cara berikut ini.
Baca SelengkapnyaBegini tradisi bagi polwan baru yang jarang diketahui.
Baca SelengkapnyaSejarah organisasi polisi wanita di Indonesia beserta enam anggota pertamanya.
Baca SelengkapnyaTapak tilas Benteng Inong Balee, saksi sejarah kekuatan kemaritiman Indonesia dan terbentuknya prajurit wanita janda di Aceh.
Baca SelengkapnyaBangunan SMP N 16 Kota Cirebon saat ini sudah berusia 108 tahun.
Baca SelengkapnyaPuisi Hari Kartini mencerminkan penghormatan dan apresiasi terhadap dedikasi sosok Kartini.
Baca SelengkapnyaKesenian tradisional dari Sumatera Selatan ini mengisahkan tentang perjuangan kaum perempuan dalam melawan penjajahan.
Baca Selengkapnya