5 Macam Hidroponik, Solusi Berkebun di Lahan Sempit yang Menguntungkan
Merdeka.com - Berkebun dapat dikatakan sebagai salah satu hobi yang mampu memberikan berbagai manfaat. Bukan hanya sekedar mengisi waktu luang, berkebun juga dapat menghilangkan rasa penat dari aktivitas keseharian. Lebih dari itu, kegiatan berkebun bisa memberikan kontribusi baik untuk kesehatan lingkungan. Bahkan dengan menanam berbagai macam sayuran atau buah, bisa menjadi bahan makanan untuk konsumsi sehari-hari.
Tentu saja kegiatan ini tidak menjadi masalah bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan dengan lahan yang cukup luas. Namun hal ini akan sulit bagi masyarakat perkotaan yang hanya memiliki lahan sempit dan terbatas. Meskipun begitu, saat ini sudah ada sistem budidaya tanaman yang lebih praktis tanpa membutuhkan lahan luas untuk bercocok tanam. Metode ini dikenal juga dengan istilah hidroponik.
Sesuai dengan namanya, hidroponik merupakan sistem budidaya tanaman yang menggunakan air sebagai media tanamnya. Biasanya sistem ini mengandalkan nutrisi air yang baik untuk tumbuh kembang tanaman. Dengan begitu, berbagai macam jenis sayuran hingga buah dapat ditanam tanpa memerlukan tanah.
-
Bagaimana memilih sistem hidroponik yang tepat? Masing-masing sistem hidroponik tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi pastikan Anda memilih sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan di sekitar Anda.
-
Apa yang ditanam secara hidroponik? Adapun sayuran yang ditanam secara hidroponik yakni jenis sawi-sawian.
-
Bagaimana membuat nutrisi hidroponik dengan kombinasi pupuk? 1. Tuang air 100 ml ke dalam 3 gelas plastik bekas. 2. Masukkan ketiga jenis pupuk ke dalam masing-masing gelas yang berbeda, satu pupuk satu gelas plastik. Aduk hingga tercampur rata. 3. Larutan ketiga pupuk pada gelas plastik tersebut, kemudian masukkan ke dalam ember. Setelah itu, tambahkan air 10 liter dan aduk hingga tercampur rata. 4. Nutrisi hidroponik pun siap digunakan.
-
Mengapa hidroponik lebih bersih? • Hidroponik lebih bersih dan bebas dari hama dan penyakit yang biasanya berasal dari tanah. Anda juga tidak perlu mencangkul atau membersihkan gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman.
-
Apa itu selada hidroponik? Cara Menanam Selada Hidroponik yang Benar, Dijamin Untung Metode ini memungkinkan penanaman tanpa tanah, menggunakan larutan nutrisi yang tepat untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Selada, yang dikenal sebagai tanaman sayuran yang cepat tumbuh dan kaya akan nutrisi, sangat cocok untuk dibudidayakan secara hidroponik. Dengan teknik ini, petani dapat mengontrol lingkungan tumbuh, memastikan tanaman mendapatkan nutrisi yang optimal, serta meminimalkan risiko hama dan penyakit yang biasanya menyerang tanaman yang ditanam di tanah.
-
Dimana selada hidroponik ditanam? Tempatkan sistem hidroponik Anda di area yang mendapatkan cahaya matahari yang cukup, atau Anda juga dapat menggunakan lampu LED khusus jika tidak ada akses cahaya matahari yang cukup.
Sistem hidroponik sendiri terdiri dari beberapa macam, mulai dari sistem NFT, DFT, sistem sumbu, rakit apung dan dutch bucket. Beberapa macam hidroponik tersebut mempunyai karakteristik dan keunggulannya masing-masing. Bagi yang tertarik, bisa memilih salah satu di antaranya yang disesuaikan dengan kondisi ruang yang dimiliki.
Dilansir dari situs Hiroponik Pedia, berikut kami telah merangkum beberapa macam hidroponik yang bisa Anda gunakan untuk memulai berkebun di rumah.
Sistem NFT
©2020 Merdeka.com/Hidroponikpedia.com
Macam hidroponik yang pertama adalah hidroponik dengan sistem Nutrient Film Technique (NFT). Sistem hidroponik ini dirancang dengan menggunakan aliran nutrisi tipis serupa dengan film. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar nutrisi air dan oksigen tersalurkan secara bersamaan. Tidak heran jika banyak orang yang memilih sistem ini karena mampu menghemat waktu dan tenaga.
Sistem NFT ini dilakukan dengan menggunakan listrik selama 24 jam penuh, untuk galirkan air dan nutrisi ke seluruh tanaman. Air dan nutrisi ini dipompa ke seluruh bagian akar tanaman, kemudian dialirkan menuju tandon, dan dialirkan kembali ke akar tanaman. Dalam hal ini, pompa dan tandon harus disesuaikan dengan jumlah tanaman yang ditanam dalam sistem NFT.
Kelebihan dari sistem NFT ini sendiri dikatakan dapat membuat tanaman tumbuh lebih cepat, tanaman bisa tumbuh seragam karena nutrisi air tercukupi dengan baik dan merata, serta oksigen yang terpenuhi dengan baik semakin menambah pertumbuhan tanaman lebih optimal. Terlebih lagi sistem NFT yang menggunakan instalasi horizontal semakin mempermudah tumbuhan untuk mendapatkan sumber cahaya dengan baik.
Meski begitu, penggunaan aliran listrik untuk pompa air dan nutrisi juga menjadi kelemahan tersendiri. Khususnya saat terjadi pemadaman listrik, maka tumbuhan akan cepat layu terutama di siang hari. Namun hal ini masih diminimalisir dengan rutin melakukan kontrol pada aliran listrik secara rutin.
Sistem DFT
©2020 Merdeka.com/Hidroponikpedia.com
Macam hidroponik selanjutnya juga bisa menggunakan sistem Deep Flow Technique (DFT). Berbeda dengan NFT, sistem DFT lebih mengandalkan metode genangan untuk mengalirkan air dan nutrisi pada setiap tanaman. Genangan ini bertujuan untuk merendam akar tanaman dengan air dan nutrisi sheingga tanaman bisa mendapatkan unsur hara dengan baik.
Genangan air ini biasanya dibuat dengan ketinggian 4 – 5 cm agar tidak terlalu tinggi. Jika genangan air terlalu tinggi, justru bisa membuat akar tanaman mengalami pembusukan dan tumbuh jamur yang mengganggu. Dalam hal ini, kondisi nutrisi air harus sering diperiksa agar tidak terjadi pengendapan yang bisa menyebabkan toksin.
Metode genangan air ini menjadi kelebihan tersendiri dari sistem DFT, yaitu tanaman masih dapat ternutrisi dengan baik meskipun aliran listrik yang digunakan untuk memompa mati. Berbeda dengan NFT yang banyak menggunakan instalasi horizontal, sistem DFT justru banyak menggunakan instalasi vertikal. Dalam hal ini, pembuatan instalasi vertikal harus lebih diperhatikan agar kebutuhan cahaya masing-masing tanaman dapat tercukupi dengan baik.
Sistem Sumbu
©2020 Merdeka.com/Hidroponikpedia.com
Berikutnya, macam hidroponik yang tidak kalah menarik adalah sistem sumbu. Sistem sumbu atau disebut juga dengan wick system ini merupakan metode hidroponik yang paling sederhana. Pasalnya, sistem ini tidak memerlukan instalasi dan listrik untuk melakukan budidaya tanaman. Sistem hidroponik yang satu ini hanya menggunakan kain flanel untuk membantu penyerapan nutrisi pada setiap akar tanaman. Tidak heran jika sistem ini banyak dilakukan pada skala rumahan.
Selain cara pembuatannya yang sederhana, bahan yang digunakan untuk media tanam pun tergolong murah dan mudah didapat. Meskipun begitu, nutrisi air harus secara rutin dilakukan pengadukan dan pergantian. Selain itu, kebutuhan oksigen juga harus diperhatikan, agar pertumbuhan tanaman tidak terhambat.
Rakit Apung
©2020 Merdeka.com/Hidroponikpedia.com
Macam hidroponik berikutnya yang bisa Anda praktikkan adalah hidroponik sistem rakit apung. Tidak jauh berbeda dengan sistem sumbu, rakit apung juga tergolong sistem hidroponik yang sederhana dan mudah diaplikasikan. Sistem rakit apung ini juga cocok dipraktikkan pada skala rumahan, namun bisa juga dibuat dengan skala besar atau industri.
Sama seperti sistem sumbu, rakit apung tidak menggunakan listrik untuk mengalirkan sirkulasi air dan nutrisi pada tanaman. Bahkan sistem rakit apung tidak menggunakan kain flanel, melainkan menggunakan sterofoam dan netpot sehingga akar tanaman dapat menyerap nutrisi air secara langsung. Sehingga di sini, jumlah nutrisi yang diberikan harus disesuaikan dengan pergerakan panjang akar tanaman.
Sistem ini pun dapat dilakukan dengan menggunakan listrik maupun tidak sama sekali. Listrik di sini hanya digunakan sebagai penggerak aerator untuk penambahan oksigen. Sehingga jika sewaktu-waktu listrik padam pertumbuhan tanaman tidak terganggu.
Dutch Bucket
©2020 Merdeka.com/Hidroponikpedia.com
Macam hidroponik yang terakhir adalah dutch bucket. Sistem hidroponik jenis ini biasanya digunakan pada jenis tanaman berakar tunggang. Seperti melon, cabai, paprika, dan tomat. Sistem sutch bucket ini memberikan nutrisi yang dapat diserap langsung oleh akar tanaman. Kemudian sisanya akan dialirkan ke tandon untuk disirkulasikan kembali.
Biasanya sistem hidroponik jenis ini menggunakan media tanam padat untuk tempat berkembangnya akar. Media padat yang sering digunakan adalah arang sekam, cocopeat, coccogrow, hidroton, pecahan batu bata dll. Sistem ini dapat dilakukan dengan menggunakan listrik untuk perawatan yang lebih mudah. Sedangkan untuk mengatur jumlah kebutuhan nutrisi bisa menggunakan timer, agar penyaluran dapat dilakukan secara tepat. Sistem hidroponik ini pun memungkinkan tanaman mendapatkan oksigen dalam jumlah yang terpenuhi dengan baik. (mdk/ayi)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bisnis sayuran milik Kebun Kita di Kabupaten Riau ini menggunakan metode hidroponik apung yang menghasilkan kualitas yang segar, berkualitas, dan bersih.
Baca SelengkapnyaCara menanam sayuran hidroponik di rumah menjadi pilihan favorit banyak orang karena mudah dan menghasilkan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, menanam tanaman tidak perlu membutuhkan lahan yang luas. Dengan kreativitas, kita bisa menghijaukan rumah dengan cara hidroponik.
Baca SelengkapnyaHidroponik adalah metode bercocok tanam yang tidak menggunakan tanah, melainkan air yang kaya nutrisi untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
Baca SelengkapnyaMenanam selada secara hidroponik telah menjadi pilihan populer di kalangan petani modern dan penggemar berkebun di perkotaan.
Baca SelengkapnyaLarutan nutrisi hidroponik menjadi kunci pertumbuhan tanaman.
Baca SelengkapnyaHanya bermodalkan telpon pintar, warga Indramayu ini bisa bertani dari jarak jauh sehingga lebih praktis
Baca SelengkapnyaDengan berat mencapai 5,8 kilogram, buah melon hasil budidaya mereka tercatat sebagai yang terberat di Indonesia
Baca SelengkapnyaTanaman yang dipilih untuk vertical garden dapat memberikan tampilan yang menarik dan dinamis, serta menciptakan nuansa alami di sekitar rumah.
Baca SelengkapnyaPenanaman padi di atas air ini terinspirasi dari pertanian apung di China.
Baca SelengkapnyaProgram kebun hidroponik Bank DKI merupakan salah satu program TJSL yang secara konsisten dilaksanakan sejak tahun 2017.
Baca SelengkapnyaBantuan yang diberikan kepada Kelompok Tani Darma Wijaya ini untuk menyelamatkan padi sawah seluas 5.500 ha.
Baca Selengkapnya