6 Jenis Premarital Check Up dan Tujuannya, Perlu Diketahui
Penting untuk melakukan beberapa tes kesehatan sebelum melakukan pernikahan.
Bagi pasangan yang hendak menikah, premarital check up termasuk hal penting yang perlu dilakukan. Ini merupakan rangkaian pemeriksaan yang dilakukan untuk mengidentifikasi jika terdapat risiko penyakit dari masing-masing pasangan.
Jenis premarital check up cukup beragam. Mulai dari pemeriksaan fisik, tes golongan darah, tes HIV, tes hepatitis B dan C, tes gula darah, hingga tes TORCH. Masing-masing jenis premarital check up ini memiliki tujuan tersendiri. Berikut kami rangkum berbagai jenis premarital check up dan tujuannya yang perlu disimak.
-
Mengapa Shanju dan Jonatan melakukan pre-marital check-up? Sebelum menikah, Shanju dan Jonatan telah menjalani pre-marital check-up, menunjukkan kesiapan mereka sebagai pasangan.
-
Kenapa ujian menjelang pernikahan penting? Kata-kata ujian menjelang pernikahan dapat menjadi refleksi diri atas berbagai hal yang menjadi tantangan. Menjelang hari bahagia, setiap calon pengantin memiliki ujiannya masing-masing. Entah ujian tersebut berasal dari diri sendiri maupun orang lain di luar hubungan kita dengan pasangan. Semua hal itu bisa datang di waktu yang tak pernah terduga.
-
Apa yang perlu dibicarakan sebelum menikah? Diskusikan harapan, impian, dan juga kekhawatiran masing-masing. Terapi pranikah juga bisa menjadi pilihan untuk memastikan bahwa kalian berdua benar-benar siap secara emosional untuk memasuki babak baru dalam kehidupan ini.
-
Apa yang dilakukan sebelum akad nikah? Sholat sunnah yang bisa dilakukan oleh calon pengantin bisa dilakukan di dua momen. Pertama sesaat sebelum melakukan akad nikah. Hal tersebut seperti disebut dalam Kitab Hasyiah As Syarqowi jilid 1 halaman 309, melansir dari laman NU Online. ومنه أشياء أخر كصلاة الغفلةو ركعتا الزفاف أى للزوج والزوجة وكذا ركعتان للعقد في مجلسه قبل تعاطيه لكن للزوج والولي فقط دون الزوجة ع شArtinya: 'Di antara (shalat yang disunnahkan) lainnya adalah shalat ghoflah dan shalat dua raka'at pengantin bagi suami dan istri.Begitu juga shalat sunnah dua rakaat karena akad nikah yang dilakukan di majelis akad sebelum dimulainya akad nikah, akan tetapi ini sunnah hanya bagi suami dan wali, bukan untuk istri,'
-
Kenapa taaruf perlu dilakukan sebelum menikah? Salah satu manfaat dari taaruf yaitu dapat menghindari seseorang dari hal-hal negatif. Pasalnya, seseorang yang sedang taaruf tidak diperbolehkan berduaan.
-
Kenapa harus daftar KUA sebelum menikah? Di mana setiap pasangan yang ingin perlu mendaftarkan diri terlebih dahulu sebelum melangsungkan pernikahan.
Pengertian dan Tujuan Premarital Check Up
Sebelum dijelaskan jenis premarital check up, perlu diketahui pengertian dan tujuan. Pemeriksaan Pranikah adalah serangkaian tes kesehatan yang dilakukan sebelum pasangan menikah. Tujuan dari pemeriksaan ini untuk mengenali kondisi kesehatan, risiko penyakit, serta riwayat masalah kesehatan masing-masing pasangan. Dengan mengetahui informasi ini, pasangan dapat membuat keputusan yang lebih baik mengenai kesehatan dan perencanaan keluarga di masa depan.
Skrining pranikah sangat penting dalam mencegah penularan penyakit menular kepada pasangan dan anak-anak yang akan datang. Melalui tes kesehatan ini, pasangan dapat mengidentifikasi potensi masalah, seperti infeksi menular seksual, kelainan genetik, atau kondisi kesehatan lainnya yang dapat diwariskan.
Dengan melakukan Pemeriksaan Pranikah, pasangan tidak hanya menjaga kesehatan diri mereka sendiri, tetapi juga melindungi kesehatan generasi mendatang. Oleh karena itu, setiap pasangan yang berencana untuk menikah disarankan untuk menjalani skrining ini agar dapat mempersiapkan diri lebih baik untuk kehidupan baru mereka sebagai suami dan istri.
1. Konsultasi dan pemeriksaan fisik
Jenis premarital check up yang pertama, yaitu pemeriksaan fisik. Konsultasi dan pemeriksaan fisik dalam premarital check up sangat penting untuk memastikan kesehatan pasangan sebelum menikah. Melalui konsultasi, pasangan dapat mengungkapkan riwayat penyakit dan kondisi kesehatan mereka, yang sangat krusial untuk mengidentifikasi risiko penyakit tertentu yang mungkin diturunkan kepada generasi berikutnya. Dengan mengetahui riwayat penyakit, pasangan dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
Pemeriksaan fisik yang disarankan meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, pemeriksaan gula darah, golongan darah, serta tekanan darah. Pemeriksaan ini membantu dalam mendeteksi awal potensi masalah kesehatan yang dapat memengaruhi kehamilan dan kualitas hidup di masa depan.
Deteksi dini melalui pemeriksaan ini dapat menurunkan risiko kesehatan selama kehamilan dan menghindari masalah serius di masa depan. Dengan demikian, konsultasi dan pemeriksaan fisik menjadi langkah penting bagi pasangan yang ingin membangun keluarga yang sehat.
2. Tes golongan darah
Jenis premarital check up yang kedua, yaitu tes golongan darah. Tes golongan darah sangat penting dalam pemeriksaan premarital karena memungkinkan pasangan untuk mengetahui kecocokan golongan darah mereka. Hal ini tidak hanya bermanfaat untuk donor darah tetapi juga menjadi langkah awal yang krusial dalam persiapan kehamilan. Pemerintah mendukung kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan reproduksi.
Salah satu risiko utama yang perlu dipertimbangkan adalah inkompatibilitas rhesus. Jika salah satu pasangan memiliki golongan darah rhesus negatif, sementara yang lain rhesus positif, hal ini dapat menyebabkan masalah selama kehamilan, seperti hemolisis pada janin atau penyakit hemolitik neonatal. Dampak buruk ini dapat mengancam kesehatan ibu dan anak jika tidak ditangani dengan baik.
Oleh karena itu, pengetahuan mengenai golongan darah dan faktor rhesus sangat penting untuk meningkatkan keberhasilan kehamilan. Dengan melakukan tes golongan darah, pasangan dapat mengambil langkah-langkah preventif untuk memastikan kesehatan mereka dan calon anak di masa depan.
3. Tes HIV
Jenis premarital check up yang ketiga, yaitu tes HIV. Tes HIV merupakan salah satu komponen penting dalam premarital check up bagi calon suami istri. Melalui tes ini, infeksi HIV dapat terdeteksi sedini mungkin, memberikan kesempatan bagi pasangan untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai jika salah satu atau keduanya positif. Pengobatan yang efektif, seperti terapi antiretroviral, dapat membantu menekan virus sehingga individu dengan HIV tetap sehat dan memiliki tingkat virus yang sangat rendah, berkurangnya risiko penularan kepada pasangan.
Penanganan yang tepat sangat penting, karena ini dapat mencegah penularan virus HIV ke pasangan dan calon anak. Dengan skrining dan pengobatan yang tepat, pasangan dapat merencanakan kehamilan dengan aman, sehingga risiko penularan ke bayi dapat diminimalisir.
Kesadaran dan pelaksanaan tes HIV dalam premarital check up tidak hanya melindungi kesehatan individu, tetapi juga memperkuat ikatan dalam pernikahan dengan fondasi saling terbuka dan bertanggung jawab terhadap kesehatan masing-masing.
4. Tes hepatitis B dan hepatitis C
Jenis premarital check up yang keempat adalah tes hepatitis B dan C. Melakukan tes hepatitis B dan hepatitis C sebelum menikah sangat penting untuk mendeteksi infeksi dan mencegah penularan ke pasangan atau calon anak. Hepatitis B dan C dapat menular melalui darah, hubungan seksual, dan dari ibu ke anak selama kehamilan atau proses persalinan.
Jika infeksi hepatitis tidak ditangani, risiko yang terkait dengan kehamilan menjadi signifikan. Ibu yang terinfeksi berisiko menularkan virus kepada bayi, yang dapat menyebabkan komplikasi serius seperti cacat fisik, perkembangan yang terhambat, atau bahkan kematian pada bayi yang baru lahir. Oleh karena itu, pemeriksaan premarital untuk tes hepatitis B dan tes hepatitis C sangat dianjurkan.
Dengan melakukan pemeriksaan ini, pasangan dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat, seperti vaksinasi untuk hepatitis B, dan pengobatan untuk hepatitis C jika diperlukan. Hal ini akan membantu mengurangi risiko penularan dan meningkatkan kesehatan keluarga di masa depan. Prioritaskan kesehatan dan lakukan tes hepatitis sebelum menikah untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi diri sendiri dan anak-anak yang akan datang.
5. Tes gula darah
Jenis premarital check up yang kelima yaitu tes gula darah. Tes gula darah memainkan peran vital bagi pasangan yang merencanakan untuk membangun keluarga. Peningkatan kadar gula darah dapat meningkatkan risiko diabetes yang berpotensi menurunkan kesuburan pada pria, serta menyebabkan komplikasi kehamilan pada wanita. Komplikasi ini dapat mencakup masalah seperti preeklampsia dan diabetes gestasional, yang dapat memengaruhi kesehatan ibu dan bayi.
Dengan melakukan tes gula darah secara rutin, pasangan dapat secara dini mendeteksi kemungkinan adanya masalah gula darah, sehingga dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan. Ini tidak hanya membantu dalam menjaga kesuburan dan kesehatan ibu hamil, tetapi juga dapat mencegah komplikasi serius di kemudian hari, seperti penyakit kardiovaskular.
Bagi wanita hamil, tes gula darah menjadi semakin penting karena fluktuasi hormon dapat memengaruhi kadar gula. Dengan pengawasan yang tepat, risiko komplikasi kehamilan dapat diminimalkan, membantu ibu dan bayi menjalani kehamilan yang lebih sehat. Oleh karena itu, pemeriksaan cek gula darah bukan hanya penting untuk kesuburan, tetapi juga untuk kesehatan jangka panjang.
6. Tes TORCH
Jenis premarital check up yang keenam adalah tes TORCH. Tes TORCH merupakan pemeriksaan yang sangat penting bagi calon pasangan yang merencanakan kehamilan. Tes ini mengidentifikasi infeksi yang dapat menyebabkan risiko serius selama kehamilan, seperti toksoplasma, rubella, dan herpes simplex. Infeksi ini dapat berujung pada keguguran, kelahiran prematur, atau cacat lahir pada janin.
Toksoplasma yang dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi, serta rubella dan herpes simplex yang dapat menular melalui hubungan seksual, memperjelas pentingnya screening untuk kedua calon orang tua. Oleh karena itu, sebaiknya calon suami juga menjalani tes TORCH agar dapat mendeteksi potensi risiko.
Penanganan yang cepat terhadap infeksi yang terdeteksi dalam tes TORCH dapat mengurangi dampak negatif pada janin. Dengan mengetahui status kesehatan reproduksi sebelum kehamilan, pasangan dapat mengambil langkah preventif yang diperlukan untuk melindungi janin dan memastikan kehamilan yang sehat. By incorporating tests like TORCH into pre-pregnancy planning, calon pasangan dapat berkontribusi pada kesehatan generasi mendatang.