7 Potret Museum Tumurun, Gedung Koleksi Masterpiece Seniman Indonesia di Solo
Merdeka.com - Museum Tumurun adalah sebuah museum seni yang berada di Kota Solo. Museum yang beralamat di Jalan Kebangkitan Nasional No.2 Sriwedari, Laweyan, Solo itu merupakan museum milik Iwan Kurniawan Lukminto, anak dari HM Lukminto, pendiri perusahaan tekstil Asia, PT Sritex.
Dilansir dari Brilio.net pada Rabu (20/11/2019), Iwan mendirikan museum ini sebagai bentuk dedikasi pada ayahnya yang juga seorang kolektor dan penikmat karya seni.
Karena milik pribadi, museum ini tidak bisa diakses setiap hari dan sembarangan, lho. Pengunjung yang hendak melihat koleksi di Tumurun harus mendaftarkan diri dan rombongannya terlebih dahulu. Penasaran bagaimana potret museum unik ini? Ini dia potretnya.
-
Dimana Museum Tekstil berada? Fakta Menarik Museum Tekstil di Jakarta Barat, Dulunya Markas Tentara Rakyat
-
Siapa Bapak Permuseuman Indonesia? Bicara tentang museum di Indonesia maka akan bicara mengenai sosok Mohammad Amir Sutarga. Dia didaulat sebagai Bapak Permuseuman Indonesia.
-
Siapa pendiri Museum Mpu Tantular? Pendirinya merupakan seorang kolektor asal Jerman yang bernama Godfried Hariowald vonFaber.
-
Dimana Museum Batik Pekalongan terletak? Museum yang terletak di Jalan Jetayu No.1 Panjang Wetan, Pekalongan buka setiap hari, Senin-Minggu pukul 08.00-15.15 WIB.
-
Apa koleksi Museum Tekstil? Mengutip Instagram Parekraf Jakbar, sampai dengan 2023 kemarin, Museum Tekstil memiliki koleksi hingga 1914 kain tradisional. Kain-kain tersebut terdiri dari berbagai jenis dan bahan seperti tenun, batik, kontemporer dan campuran dari berbagai daerah.
-
Kenapa Museum Tekstil dibangun? Pakaian modern kemudian mulai dilirik dan menjadi tren baru, terutama di kalangan anak muda. Toko-toko busana kala itu mulai menjual berbagai jenis fashion seperti kemeja, kaus berkerah hingga celana cutbray. Usut punya usut, perubahan tren berpakaian ini karena masifnya kebudayaan barat yang mulai masuk di Indonesia. Ini kemudian memicu rasa prihatin oleh masyarakat pencinta kain batik dan tradisional, hingga membangun sebuah wadah cikal-bakal dari Museum Tekstil.
Museum Keluarga
Instagram/Museum Tumurun
Menurut Sofyan Prasetyo, pemandu wisata di Museum Tumurun, nama tumurun yang melekat pada museum ini berasal dari kata turun temurun.
Sofyan bercerita, inspirasi awal pembangunan museum ini pada awalnya waktu HM Lukminto punya mobil Mercy pertama. Setelah dia meninggal, koleksi dari ayah dari Iwan Kurniawan itu tidak ada yang merawat. Oleh karena itu dibangunlah tempat yang besar untuk menampung semua koleksi HM Lukminto.
Terdiri dari Dua Lantai
Instagram/Museum Tumurun
Dilansir Brilio.net pada Rabu (20/11/2019), gedung Museum Tumurun terdiri dari dua lantai. Lantai pertama berisi koleksi temporary art, sedangkan lantai kedua berisi modern art. Walau begitu akses wisatawan hanya dibatasi pada lantai 1 saja.
Lukisan dengan Nilai Seni yang Tinggi
Instagram/Museum Tumurun
Menurut Sofyan, lantai dua tidak bisa dikunjungi wisatawan karena berisi lukisan-lukisan tua yang memiliki nilai seni yang tinggi. Oleh karena itu, lukisan yang bernilai tinggi itu harus dijaga baik-baik.
"Lantai dua itu memang lukisan-lukisan yang usianya sudah sangat tua dan kita sangat menjaga sekali. Kita belum membukanya untuk umum," ujar Sofyan pada Rabu (20/11/2019).
Lantai Atas Bagi Karya Masterpiece
Instagram/Museum Tumurun
Dilansir dari Surakarta.go.id lantai atas berisi karya-karya masterpiece para seniman Indonesia dan mancanegara di antaranya milik Mochtar Apin, Henk Ngatung, Arie Smit, Antonio Blanco, Ahmad Sadali, Affandi, dan Lee Mang Ho.
Selain itu di lantai atas pula ada karya seni yang lahir dari tangan Emil Rizek, But Muchtar, Srihadi Soedarsono, Hendra Gunawan, dan S. Sudjojono. Ada pula karya H. Widayat, Rudolf Bonnet, Walter Spies, Williem Gerrard Hofker, Sudjana Kerton, Basoeki Abdullah, dan Raden Saleh.
Lantai Bawah bagi Karya Instagramable
Instagram/Museum Tumurun
Sementara itu lantai bawah menjadi tempatnya karya kontemporer yang Instagramable. Di sana ada karya Kei Imazu, Sinta Tantra, Eko Nugroho, Entang Wiharso, dan Heri Dono. Selain itu di sini pula ada karya Rudi Mantofani, Mochtar Sarman, Eddie Hara, Eddy Susanto, Handiwirman Saputra, dan Syaiful Garibaldi.
Museum Privat
Instagram/Museum Tumurun
Menurut pemilik museum Iwan Kurniawan Lukminto, Museum Tumurun masih bersifat privat. Hal ini dikarenakan secara infrastruktur tempat itu belum bisa dibuka untuk publik. Bila ada masyarakat yang ingin mengunjungi museum itu, bisa menghubungi pihak pengelola museum terlebih dahulu.
Tidak Dipungut Biaya
Instagram/Museum Tumurun
Dilansir dari Brilio.net, wisatawan yang ingin mengunjungi museum tersebut tidak dipungut biaya. Namun mereka harus memberi informasi kepada pengelola museum jauh-jauh hari.
"Wisatawan harus reservasi tujuh hari sebelum hari kunjungan lewat website Tumurun Private Museum," ujar Sofyan. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah Museum Batik dimulai setelah bangunan tersebut difungsikan sebagai markas BKR
Baca SelengkapnyaMuseum ini dibangun untuk mengenalkan sosok Pak Tino pada pemuda generasi sekarang.
Baca SelengkapnyaBangunan itu memiliki banyak koleksi barang antik.
Baca SelengkapnyaMuseum Radya Pustaka merupakan museum tertua di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, koleksinya mulai dari masa kerajaan hingga masa penjajahan.
Baca SelengkapnyaBanyak museum yang menyimpan benda-benda unik dan bersejarah.
Baca SelengkapnyaKeberadaan usaha kerajinan limbah kayu itu juga bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaTokoh seniman kondang ini adalah orang pertama yang mengenalkan modernitas seni rupa Indonesia dalam konteks kondisi nyata bangsa Indonesia saat itu.
Baca SelengkapnyaBerkunjung ke museum yang terletak di Sumatera Selatan ini terdapat ribuan jenis koleksi dari zaman pra-sejarah hingga masa kerajaan.
Baca SelengkapnyaGo Tik Swan tumbuh besar dalam lingkungan pembatik. Karya-karyanya dihargai oleh Keraton Surakarta.
Baca SelengkapnyaNdalem Kalitan dibeli Soeharto dari keluarga atau ahli waris Pura Mangkunegara.
Baca SelengkapnyaSolo merupakan kota dengan julukan kota budaya ini menyimpan segudang panorama dan pesona alam yang menakjubkan.
Baca SelengkapnyaHaryanto kini menjabat sebagai anggota Dewan Ekonomi Nasional.
Baca Selengkapnya