Dipicu Aktivitas Sesar Merapi-Merbabu, Ini 3 Fakta di Balik Gempa Salatiga
Merdeka.com - Pada Sabtu dini hari pukul 00.32 (23/10), wilayah Salatiga, Ambarawa, Bawen, dan sekitarnya diguncang gempa dengan magnitude 3,0. Pusat gempa itu berada pada koordinat 7,296 LS dan 110,28568 BT atau berada di 13 km arah barat laut Kota Salatiga dengan kedalaman hiposenter 6 km.
Gempa itu kemudian diikuti tujuh kali gempa susulan dengan magnitudo 2,9 kemudian 2,5 lalu 2,6 kemudian 2,1 serta 3,0 dan 2,7. Gempa-gempa susulan itu terjadi hingga pukul 07.00.Lantas apa yang menyebabkan fenomena gempa yang cukup langka itu terjadi? Berikut selengkapnya:
Dipicu Aktivitas Sesar Merapi-Merbabu
-
Kenapa gempa Batang terjadi? Bisa jadi gempa yang terjadi di Batang berkaitan erat dengan keberadaan Patahan Weleri.
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
-
Kapan gempa terjadi? Gempa di Batang pada Minggu (7/7) kemarin menyisakan luka yang mendalam bagi para korban yang terkena dampaknya.
-
Kenapa gempa Sangihe terjadi? 'Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dalam akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam slab Lempeng Laut Filipina yang tersubduksi ke bawah Pulau Mindanao.
-
Bagaimana gempa Sangihe terjadi? 'Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault ),' kata Daryono dalam siaran pers yang diterima merdeka.com.
©Creative Commons/Uprising
Menurut BMKG, rentetan gempa itu dirasakan di wilayah Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarawa, Provinsi Jawa Tengah. Gempa itu terjadi karena aktivitas sesar lokal Merapi dan Merbabu.
“Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan gempa dangkal akitab aktivitas sesar Merapi dan Merbabu,” kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie dikutip dari ANTARA.
Gempa Susulan
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Gempa pertama yang terjadi pada pukul 00.32 dini hari itu kemudian diikuti setidaknya 14 kali gempa susulan. Gempa susulan pertama terjadi pada pukul 00.42 WIB berkekuatan 2,7 SR berlokasi di 5 km timur Ambarawa dengan kedalaman 13 km.
Gempa kedua terjadi pukul 01.25 berkekuatan 2,5 SR dengan pusat gempa 4 km barat daya Ambarawa dengan kedalaman 6 km. Gempa ketiga terjadi pada pukul 02.35 berkekuatan 2,1 SR dengan pusat di 9 km selatan Ambarawa dengan kedalaman 1 km.
Selanjutnya pada pukul 05.29 WIB berkekuatan 2,63 SR di 5 kilometer barat laut Salatiga dengan kedalaman 10 kilometer, pukul 05.39 WIB berkekuatan 2,15 SR di 4 kilometer barat Salatiga dengan kedalaman 6 kilometer, pukul 06.33 WIB berkekuatan 3,1 SR di 5 kilometer barat laut Ambarawa dengan kedalaman 15 kilometer, pukul 06.44 WIB berkekuatan 2,8 SR di 2 kilometer utara Ambarawa dengan kedalaman 26 kilometer.
Kemudian pada pukul 09.34 WIB berkekuatan 3,1 SR di 4 kilometer timur Ambarawa dengan kedalaman 25 kilometer, pukul 09.51 WIB berkekuatan 2,7 SR di 2 kilometer tenggara Ambarawa dengan kedalaman 17 kilometer, pukul 09.56 WIB berkekuatan 3,1 SR di 8 kilometer barat laut Ambarawa.
Berikutnya pada pukul 10.14 WIB berkekuatan 2,9 SR di 5 kilometer timur Ambarawa dengan kedalaman 8 kilometer, pukul 10.21 WIB berkekuatan 2,6 SR di 7 kilometer utara Ambarawa dengan kedalaman 23 kilometer, dan pukul 10.45 WIB berkekuatan 2,8 SR di 3 kilometer timur laut Ambarawa dengan kedalaman 20 kilometer.
Imbauan BMKG
Setyoajie mengatakan hingga kini BMKG terus memantau kemungkinan terjadinya gempa susulan di wilayah tersebut. Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak percaya terhadap hoaks yang mungkin muncul seiring dengan kejadian gempa tersebut.
"Tetap ikuti arahan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) setempat. Jika menerima informasi terkait gempa yang belum jelas kebenarannya, silakan cek dan ricek kepada kami maupun BPBD," katanya dikutip dari ANTARA. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketiga wilayah tersebut memiliki jarak paling dekat dengan pertemuan lempeng subduksi yang dapat memicu gempa berkekuatan tinggi.
Baca SelengkapnyaGempa dangkal tektonik berkekuatan magnitudo 3,7 cukup dirasakan warga.
Baca SelengkapnyaGempa berkekuatan magnitudo 5,3 guncang wilayah pesisir Sumatera Barat (Sumbar) pada Rabu, (20/3) sore
Baca SelengkapnyaHasil analisis menjelaskan, sesar aktif tersebut mengalami pergeseran.
Baca SelengkapnyaBalai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Medan mencatat 51 kali gempa bumi mengguncang Kabupaten Samosir di Sumatera Utara, Minggu (23/6).
Baca SelengkapnyaHasil analisis BMKG, gempa bumi terletak pada koordinat 6.87° LS; 109.75° BT tepatnya di darat pada jarak 5 km arah Timur Laut Batang dengan kedalaman 6 Km.
Baca SelengkapnyaAnalisa BMKG mendapati gempa tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal yang timbul akibat aktivitas sesar lokal wilayah setempat.
Baca SelengkapnyaPVMBG tetap melakukan pemantauan secara berkala terhadap Gunung Ciremai, meskipun sampai sekarang statusnya masih aman.
Baca SelengkapnyaGempa susulan pascagempa bermagnitudo 4,8 di Sumedang, Jawa Barat kembali terjadi.
Baca SelengkapnyaEpisenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,64° LS ; 107,68° BT.
Baca SelengkapnyaTiga kali Kabupaten Sumedang diguncang gempa bumi.
Baca SelengkapnyaSatu dari 13 sesar aktif itu di antaranya terjadi di perbatasan wilayah Kabupaten Batang dengan Kota Pekalongan.
Baca Selengkapnya