Dulunya Peninggalan Kolonial, Ini 4 Fakta Sejarah Taman Wisata Kaliurang
Merdeka.com - Kaliurang adalah salah satu obyek wisata terkenal di Daerah istimewa Yogyakarta. Ternyata objek wisata itu telah terkenal sejak lama. Pada masa kolonial dulu, Kaliurang menjadi tempat bertamasya bagi para keluarga Belanda, orang-orang Tionghoa, dan kaum ningrat Jawa.
Dilansir dari Liputan6.com, pembangunan Kaliurang sebagai kawasan wisata bermula dari kesulitan orang Belanda beradaptasi dengan cuaca tropis di Indonesia. Mereka kemudian membangun sebuah station hill yang memungkinkan mereka untuk menghirup udara segar di pegunungan. Oleh karena itu, mereka membangun Kaliurang sebagai salah satu station hill yang ada di Jawa.
Seiring waktu, Kaliurang tak hanya menjadi tempat liburan bagi para keluarga Belanda, namun juga tempat perundingan untuk menengahi perselisihan antara Indonesia dengan Belanda. Lalu seperti apa sejarah Kaliurang pada masanya dulu? Berikut selengkapnya:
-
Kenapa wisata Kaliurang populer? Dengan segala daya tariknya, Kaliurang tidak hanya menjadi destinasi wisata bagi wisatawan lokal tetapi juga menarik minat para wisatawan mancanegara.
-
Dimana lokasi wisata Kaliurang berada? Kaliurang merupakan sebuah destinasi wisata yang memikat hati, terletak di lereng Gunung Merapi, Yogyakarta, Indonesia.
-
Apa daya tarik utama dari wisata Kaliurang? Dikenal dengan keindahan alamnya yang memesona, Kaliurang menawarkan pengalaman wisata yang unik dan menyegarkan bagi para pengunjung.
-
Kenapa wisata di Kaliurang semakin berkembang? Terlebih, saat ini pemerintah daerah semakin mendukung perkembangan berbagai objek wisata baru dan menarik.
-
Bagaimana cara menikmati wisata di Kaliurang? Berbagai wisata di Kaliurang ini menawarkan pemandangan alam yang asri dan sejuk. Selain itu, Anda juga bisa mendapatkan pengalaman liburan menarik di objek wisata ini.
Milik Pangeran Kraton
©2020 Merdeka.com
Pada awalnya, Kaliurang merupakan tanah milik Pangeran Puger, putra dari Sultan Hamengkubuwono II. Kawasan itu kemudian dikelola oleh Pangeran Adipati Mangkubumi. Di sana dia membangun pesanggrahan dan pemandian di Telaga Putri.
Pada tahun 1919, beberapa orang Belanda meminta izin pada Pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan tempat tetirah di Kaliurang. Hal inilah yang membuat jalan menuju ke tempat itu diperbaiki oleh Dienst Sultanaatweker pada tahun 1923.
Villa Bergaya Eropa
merdeka.com/sapto anggoro
Seiring dengan diperbaikinya jalan menuju Kaliurang, dibukalah layanan bus yang melayani rute Yogyakarta-Kaliurang. Pada saat itu, kawasan wisata tersebut memiliki banyak villa bergaya Eropa dengan bentuk yang khas. Ukuran villa itu biasanya mungil, dengan dindingnya dilapisi bebatuan sungai atau kayu.
Tak hanya itu, keunikan lainnya adalah cerobong asap di tiap bangunan-bangunan itu. Saat itu, villa-villa dibangun oleh kesultanan dan dirancang oleh biro arsitek Sitsen En Louzada.
Setelah jadi, pada bangsawan keraton kemudian menempati bangunan itu untuk singgah sementara. Namun ada pula villa yang disewakan untuk umum dan juga dijual pada orang Eropa dan Tionghoa yang kaya raya.
Jadi Kawasan Wisata
©2018 Merdeka.com/Purnomo Edi
Pada tahun 1908, terdapat kebijakan dari Pemerintah Hindia Belanda untuk memajukan sektor pariwisata. Maka dibuatlah lembaga Voor Toeristen-Verkerker (VTV) yang bertujuan mengenalkan destinasi wisata yang eksotis kepada wisatawan mancanegara.
Maka dari itu, dibangunlah fasilitas seperti lapangan tenis, kolam renang, hotel, dan lain sebagainya di kawasan Kaliurang dengan keindahan alam dan segarnya udara di lereng Gunung Merapi.
Tak hanya itu, fasilitas penunjang juga dibangun seperti jaringan listrik, saluran pipa air bersih, telepon, dan layanan pos. Pada tahun 1938, pihak Kesultanan Yogyakarta meminta masukan dari arsitek dan ahli tata kota, Thomas Karsten, terkait penataan kawasan Kaliurang.
Jadi Tempat Berunding
Selain jadi kawasan wisata, pernah satu hari salah satu hotel di Kaliurang menjadi tempat berunding. Sebagai hotel pertama yang memiliki penerangan lampu listrik, Hotel Kalioerang dipilih menjadi tempat perundingan untuk menengahi perselisihan antara Indonesia dengan Belanda.
Perundingan itu terjadi pada tahun 1948 dan dikenal dengan nama Perundingan Kaliurang. Hingga kini, kawasan Kaliurang masih eksis sebagai salah satu tempat wisata terkenal di Daerah Istimewa Yogyakarta. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembangunan Bintaran sebagai tempat tinggal orang Eropa terjadi pada dekade 1860 hingga 1890
Baca SelengkapnyaTak akan ada habisnya menjelajahi kota yang satu ini. Sebab, selalu ada wisata terhits di antara yang paling hits lainnya!
Baca SelengkapnyaKampung Wisata Taman Sari merupakan salah satu situs sejarah.
Baca SelengkapnyaYogyakarta adalah destinasi yang sempurna untuk liburan keluarga.
Baca SelengkapnyaRumah Joglo ini jadi ikon Desa Wisata Tanjung di Kabupaten Sleman DIY.
Baca SelengkapnyaMitos Taman Sari Jogja semakin menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Baca SelengkapnyaKota Tua, jalur perdagangan strategis dan cukup populer di masa lalu. Kini, daerah tersebut menjelma menjadi destinasi wisata yang penuh dengan sejarah bangsa.
Baca SelengkapnyaJogja kini menjadi salah satu destinasi wisata turis domestik maupun asing.
Baca SelengkapnyaBangunan-bangunam bernuansa kuno dengan cerita sejarah di belakangnya bikin Kampung Heritage Kayutangan layak dikunjungi. Jangan lupa foto-foto di tempat ini!
Baca SelengkapnyaKaliurang memiliki beragam objek wisata yang murah dan terjangkau.
Baca SelengkapnyaSelain kopi, perkebunan itu punya berbagai komoditas yang dikembangkan.
Baca SelengkapnyaDidesain sebagai kota modern pada era VOC, salah satu daerah di Sumenep ini sibuk banget pada zamannya. Aktivitas perdagangan seolah tiada henti.
Baca Selengkapnya