Sederet Spot Foto Estetik Kampung Heritage Kayutangan, Terkenal sejak Zaman Penjajah
Bangunan-bangunam bernuansa kuno dengan cerita sejarah di belakangnya bikin Kampung Heritage Kayutangan layak dikunjungi. Jangan lupa foto-foto di tempat ini!

Salah satu destinasi wisata favorit di Malang

Sederet Spot Foto Estetik Kampung Heritage Kayutangan, Terkenal sejak Zaman Penjajah

Kampung Heritage Kayutangan merupakan salah satu objek wisata andalan Kota Malang, Jawa Timur. Baru-baru ini, Kampung Heritage Kayutangan dinobatkan sebagai salah satu desa wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) oleh Kemenparekraf.
(Foto: Kmeneparekraf RI)

Sejarah
Sudah ada sejak abad XII Masehi, kampung ini dulu berupa hutan belantara yang ditumbuhi pohon Patangtangan. Nama Kajoetangan diambil dari pohon Patangtangan yang bentuknya menyerupai tangan manusia. .
Kisah seputar asal usul kampung Kayutangan tertera dalam kitab Pararaton dan kitab Negarakertagama. Konon hutan ini dulu tempat persembunyian Ken Arok.Pada masa kolonial dan perkembangan agama Islam sekitar tahun 1800-an, Kampung Kayutangan mulai menjadi tempat tinggal keturunan bangsa Belanda. Mereka mendirikan rumah-rumah di kawasan Celaket, Kajoetangan, Klojen Kidul dan Temenggungan.
Pada saat yang sama, hadir satu tokoh agama Islam yang mulai menyebarkan agama Islam di Kampung Kayutangan bernama Mbah Honggo. Ia merupakan senopati perang Pangeran Diponegoro.
Pada masa itu, ada konflik perebutan wilayah antara pribumi dengan Belanda. Pribumi dianggap menghambat Bouwplan V (rencana pengembangan Kota Malang) yang dirancang oleh Belanda. Guna mempermulus aksinya, Belanda berinisiasi melakukan penggusuran. Aksi tersebut berhasil digagalkan oleh pribumi.
Seiring berjalannya waktu, Kampung Heritage Kayutangan yang merupakan tempat tinggal pribumi menjadi ancaman tersendiri bagi pemerintahan Belanda.
Kampung ini dikhawatirkan menyebabkan penyebaran wabah penyakit infeksi bakteri (PES) yang akan semakin meluas. Pemerintah Belanda kemudian menginisiasi pembangunan sanitasi air untuk mengontrol volume aliran air di daerah Kampung Heritage Kayutangan.
Saksi Perjuangan Kemerdekaan
Pada masa kemerdekaan Indonesia, Kampung Kayutangan jadi saksi bisu perlawanan pribumi terhadap Belanda selama Agresi Militer Belanda II.
Dibuktikan dengan penembakan mortir Belanda yang mengenai salah satu rumah di Kampung Kayutangan. Beruntungnya peristiwa tersebut tidak menimbulkan adanya korban jiwa karena seluruh warga mengungsi di Terowongan Semeru, yang masih satu lokasi dengan Kayutangan.

Kampung Heritage Kayutangan
Kampung Kayutangan ditetapkan sebagai kawasan warisan budaya pada 22 April 2018. Banyak peninggalan bernuansa tempo dulu menjadi komoditi untuk menghadirkan wisata di tengah Kota Malang. Berikut sederet spot foto estetik yang layak dicoba!
(Foto: heritage-kajoetangan.com)

Rumah Nyik Aisyah
Dibangun pada tahun 1920-an. bangunan ini berukuran 85 meter persegi. Atapnya pelana yang meruncing. Rumah ini merupakan yang pertama di dekat makam Mbah Honggo yang pada awal pendiriannya digunakan sebagai pendopo.

Terowongan Semeru
Diperkirakan dibangun pada tahun 1850-an, terowongan ini menghubungkan kawasan pemukiman Ijen menuju pusat pemerintahan. Terowongan Semeru ini disebut menjadi tempat persembunyian pejuang saat Agresi Militer Belanda II.

Kali Sukun
Sungai ini digunakan sebagai sumber air untuk bercocok tanam. Masyarakat mengenal sungai ini dengan sebutan Kali Sukun. Hal ini dikarenakan aliran sungai yang bersumber dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas ini mengalir sampai arah Sukun hingga ke daerah Kepanjen.

Makam Mbah Honggo
Eyang Honggo Kusumo adalah keturunan langsung dari Majapahit. Lokasi makam saat ini, dahulunya komplek besar para sesepuh keturunan Adipati Malang sekaligus komplek makam yang berada di belakang Masjid Jami.

Pasar Krempyeng
Penamaan pasar menggambarkan arti istilah krempyeng sendiri yakni ‘krempyengan’ yang bisa diartikan cepat bubar.
Pasar ini hanya menjual makanan untuk sarapan di pagi dan makanan sore hari.