Gejala Sifilis Beserta Penyebab dan Faktor Risikonya, Waspadai Sejak Dini
Merdeka.com - Gejala sifilis perlu diwaspadai, sifilis merupakan salah satu penyakit kelamin. Gangguan penyakit ini biasanya ditularkan melalui kontak seksual. Dari kontak kulit atau selaput lendir, sifilis akan mulai menyebar dan berkembang pada orang yang ditularkan. Orang yang tertular penyakit sifilis biasanya mengembangkan gejala secara bertahap.
Gejala sifilis ini pun dibagi menjadi beberapa bagian, mulai dari sifilis primer, sekunder, laten, hingga tersier. Pada tahap tersier, sebagian penderita yang tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan yang tepat dapat mengembangkan berbagai komplikasi.
Penyakit sifilis yang berkembang semakin parah, dapat menyebabkan berbagai gangguan lainnya. Mulai dari gangguan saraf, otak, mata, persendian, pembuluh darah, hingga jantung. Dengan begitu enting untuk mengetahui berbagai gejala sifilis yang sering muncul.
-
Kapan gejala penyakit muncul? Gejala ini biasanya muncul 3–10 hari setelah terkena cakaran atau gigitan kucing. Namun, pada beberapa kasus, gejala bisa muncul hingga beberapa minggu atau bulan kemudian.
-
Bagaimana mendiagnosis penyakit? Diagnosis adalah penentuan jenis penyakit yang diteliti melalui gejala yang terjadi.
-
Kapan gejala infeksi bakteri ini muncul? Selain itu, pengidap hanya akan mengalami gejala tukak lambung saat infeksi yang terjadi sudah parah.
-
Siapa yang bisa memberikan diagnosis awal? Jika Anda tidak yakin harus berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter umum. Dokter umum dapat memberikan diagnosis awal dan merujuk ke spesialis yang tepat.
-
Kapan harus ke dokter spesialis? Jika kondisi Anda membutuhkan penanganan lebih lanjut atau memiliki komplikasi, dokter umum akan merujuk Anda ke dokter spesialis yang sesuai.
-
Kapan seseorang perlu ke dokter? Apabila Anda merasakan adanya masalah pada tulang punggung, disarankan untuk segera mengunjungi dokter ortopedi yang terdekat agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Dengan memahami tahap gejala sifilis dapat memudahkan Anda untuk mendeteksi lebih dini ketika mengalami beberapa tanda yang merujuk pada penyakit sifilis. Selanjutnya, bisa segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan yang tepat sesuai kondisi.
Selain gejala sifilis, Anda juga perlu mengetahui penyebab, faktor risiko, dan cara pencegahan yang tepat untuk menurunkan risiko penyakit sifilis. Dilansir dari Mayoclinic, berikut kami merangkum beberapa gejala sifilis beserta penyebab hingga cara pencegahannya, perlu Anda ketahui.
Gejala Sifilis
©2020 Merdeka.com/pixabay
Sifilis adalah infeksi bakteri yang biasanya menyebar melalui kontak seksual. Penyakit ini dimulai dari luka yang tidak nyeri, biasanya pada alat kelamin, rektum atau mulut. Penyakit ini dapat menyebar dari satu orang ke orang lain melalui kontak kulit atau selaput lendir dengan luka.
Setelah infeksi awal, bakteri sifilis dapat dalam kondisi tidak aktif di dalam tubuh selama beberapa dekade, sebelum akhirnya aktif kembali. Dalam hal ini, gejala sifilis dapat berkembang secara bertahap. Mulai dari tahap primer, sekunder, laten, dan tersier. Berikut penjelasan lengkapnya.
Sifilis primer
Gejala sifilis primer, ditandai dengan luka kecil yang disebut dengan chancre. Sebagian orang bisa terinfeksi hanya dengan satu luka saja, namun beberapa orang bisa mengembangkan lebih dari satu luka. Chancre biasanya berkembang sekitar tiga minggu setelah terpapar.
Banyak orang yang menderita sifilis tidak memperhatikan chancre karena biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, dan mungkin tersembunyi di dalam vagina atau rektum. Chancre ini dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu tiga sampai enam minggu.
Sifilis sekunder
Dalam beberapa minggu setelah penyembuhan chancre asli, orang yang tertular sifilis mungkin mengalami mengalami ruam yang dimulai pada batang tubuh hingga akhirnya menutupi seluruh tubuh, termasuk telapak tangan dan telapak kaki.
Ruam ini biasanya tidak gatal dan bisa disertai dengan luka seperti kutil di mulut atau area genital. Beberapa orang juga mengalami kerontokan rambut, nyeri otot, demam, sakit tenggorokan dan pembengkakan kelenjar getah bening. Tanda dan gejala ini dapat hilang dalam beberapa minggu atau berulang kali datang dan pergi selama setahun.
Sifilis laten
Gejala sifilis selanjutnya adalah sifilis laten. Pada kondisi sifilis yang tidak mendapatkan perawatan, penyakit ini berpindah dari tahap sekunder ke tahap tersembunyi (laten), di mana penderita tidak mengalami berbagai gejala.
Tahap laten dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Gejala sifilis mungkin tidak pernah kembali, namun terdapat kemungkinan gejala berkembang ke tahap lebih lanjut yaitu tersier.
Sifilis tersier
Gejala sifilis terakhir adalah gejala tersier. Jika Anda tidak mendapatkan perawatan yang baik setelah terinfeksi sifilis, 15% hingga 30% kemungkinan akan mengembangkan kondisi yang lebih parah disertai dengan komplikasi.
Pada stadium lanjut, penyakit ini dapat merusak otak, saraf, mata, jantung, pembuluh darah, hati, tulang, dan persendian. Masalah-masalah ini dapat terjadi bertahun-tahun setelah terinfeksi dan tidak segera diobati.
Penyebab Sifilis dan Faktor Risikonya
Penyebab Sifilis
Setelah mengetahui gejala sifilis berdasarkan tahapannya, Anda juga perlu memahami berbagai penyebab sifilis dan faktor risikonya. Secara umum, penyebab penyakit sifilis adalah bakteri yang disebut Treponema pallidum.
Bakteri ini menyebar melalui kontak dengan luka orang yang terinfeksi selama aktivitas seksual. Bakteri kemudian masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil atau lecet pada kulit atau selaput lendir. Sifilis menular selama tahap primer dan sekunder, dan kadang-kadang pada awal periode laten.
Penyebaran sifilis melalui kontak langsung dengan lesi aktif, seperti berciuman jarang terjadi. Namun ibu hamil yang mempunyai penyakit sifilis dapat menularkan bayinya selama kehamilan atau persalinan.
Sementara itu, sifilis tidak dapat menyebar dengan menggunakan toilet, bak mandi, pakaian atau peralatan makan yang sama, atau dari gagang pintu, kolam renang, atau bak air panas. Setelah sembuh, sifilis tidak kembali dengan sendirinya. Namun, Anda dapat terinfeksi kembali jika Anda memiliki kontak dengan luka sifilis seseorang.
Faktor Risiko
Sebagian orang mungkin mempunyai risiko yang lebih besar untuk tertular penyakit sifilis. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan kebiasaan aktivitas seksual. Berikut beberapa faktor risiko sifilis yang perlu diwaspadai:
Cara Pencegahan Sifilis
www.idiva.com
Setelah mengetahui gejala sifilis, penyebab, dan faktor risikonya, terakhir terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah tertularnya penyakit sifilis. Perlu diketahui, bahwa tidak ada vaksin khusus untuk penyakit sifilis. Dengan begitu, cara pencegahan perlu dilakukan untuk menurunkan risiko penularan, berikut rekomendasinya:
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selulitis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyebar melalui luka atau pecahnya kulit.
Baca SelengkapnyaKutil biasanya muncul di tangan, kaki, dan bagian tubuh lainnya yang terdiri dari lima jenis serta memiliki tiga tanda bahaya.
Baca SelengkapnyaSejumlah penyakit kerap disebut sebagai silent killer karena tidak menunjukkan dampak langsung. Kenali sejumlah penyakit ini.
Baca SelengkapnyaPenyakit yang tampaknya tidak berbahaya sekalipun dapat menimbulkan konsekuensi yang parah jika tidak ditangani atau diabaikan.
Baca Selengkapnya