Keseruan Wisata Petik Melon di Grobogan, Uang Penjualan Digunakan untuk Bangun Ponpes
Penanaman melon dilakukan oleh para santri yang notabene berasal dari keluarga petani.
Penanaman melon dilakukan oleh para santri yang notabene berasal dari keluarga petani.
Keseruan Wisata Petik Melon di Grobogan, Uang Penjualan Digunakan untuk Bangun Ponpes
Pondok Pesantren Bustanul Arifin Grobogan punya cara unik untuk melatih para santrinya belajar wirausaha sekaligus menambah pemasukan mereka. Pengasuh pondok mengandalkan lahan pertanian seluas 1.200 meter persegi.
-
Kenapa budidaya melon ini sukses? Dengan system 'dutch bucket hidroponik', penggunaan air sebagai konsumsi tanaman dapat dihemat. Air nutrisi akan dialirkan dari tandon ke media tanaman secara terus-menerus dalam periode tertentu sehingga sebagian air nutrisi kembali ke tandon.
-
Dimana kebun melon Mujito berada? Salah satu yang menarik dikunjungi adalah kebun melon organik milik Mujito di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro.
-
Apa yang menarik dari ngabuburit di kebun melon milik Tuslam? Setiap sore hari selama Ramadan, kebunnya selalu jadi tempat ngabuburit yang asyik.
-
Dimana petani melon ini bercocok tanam? Asnawi merupakan warga Desa Kedungtulup, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang. Saat masih menjadi anggota DPRD, Asnawi sebenarnya sudah dekat dengan dunia pertanian.
-
Bagaimana cara budidaya melon di Semarang? Dua petani muda di Semarang sukses mengembangkan budidaya tanaman melon dengan sistem 'dutch bucket hidroponik'.
-
Bagaimana cara panen melon? Pertanian melon di dalam rumah kaca yang dikelola Hendi dan para petani lain bisa tiga kali panen dalam setahun. Satu rumah kaca biasanya bisa menghasilkan satu ton melon dengan total harga Rp25 juta. Bila semua proses berjalan lancar, periode yang dibutuhkan dari masa tanam hingga panen adalah 80 hari.'Kendala dalam bertani melon ini adalah hama penyakit seperti kutu-kutuan. Kalau perawatannya ekstra biasanya aman. Tapi waktu awal-awal merintis banyak gagalnya, karena masih banyak percobaan,' ujar Hendi.
Lahan luas itu digunakan untuk bercocok tanam melon. Proses penanaman dan perawatannya diurus oleh para santri pondok pesantren tersebut.
Setelah buah melon siap dipanen, lahan pertanian kemudian disulap menjadi wisata petik melon.
Banyak pengunjung yang berdatangan untuk membeli melon. Apalagi di sana mereka bisa memetik melon secara langsung. Mereka juga bisa menyusuri kebun yang luas sambil memilih melon sesuai selera mereka.
Di sana ada dua jenis melon yang ditanam, yaitu Melon Rock dan Melon Gold. Harganya cukup murah. Untuk Melon Rock dijual dengan harga Rp14 ribu per kilogram, sementara untuk Melon Gold dijual dengan harga Rp20 ribu per kilogram.
Para pengunjung mengaku senang membeli melon dengan cara memilih dan memetik sendiri melon dari kebunnya. Apalagi harganya juga lebih murah dan juga sekaligus beramal untuk pembangunan pondok pesantren. "Ini juga mengedukasi anak kecil agar selalu lebih tahu beli melon sambil beramal untuk pembangunan pesantren," kata Muhammad Ali Ridlo, salah seorang pengunjung kebun melon itu. Lahan kebun seluas 1.200 meter persegi itu mampu menghasilkan sekitar 3,5 ton buah melon. Uang yang dihasilkan sepenuhnya digunakan untuk pembangunan pondok pesantren. "Kebetulan para santri ini adalah anak-anak dari para petani, artinya secara kondisi di keluarga mereka sudah tahu cara bertani seperti apa. Tinggal saya pandu, saya kasih modal, terus ditanam. Terus hasil sepenuhnya adalah untuk pembangunan pesantren," kata Gus Shihab, Pengasuh Pondok Pesantren Bustanul Arifin, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 Semarang pada Senin (24/7).