Kisah Hidup Huang Hua, Pebulu Tangkis Putri Legendaris China yang Kini Tinggal di Klaten
Kini ia bersahabat dengan pebulu tangkis legendaris Indonesia, Susi Susanti

Kini ia bersahabat dengan pebulu tangkis legendaris Indonesia, Susi Susanti

Kisah Hidup Huang Hua, Pebulu Tangkis Putri Legendaris China yang Kini Tinggal di Klaten

Pada era tahun 1990-an, hiduplah seorang pemain bulu tangkis asal China bernama Huang Hua. Saat itu tim bulu tangkis asal China sedang jaya-jayanya dan mendominasi di tiap kejuaraan yang diikutinya.
Bersama pemain Tunggal putri lainnya seperti Ye Zhaoying, Huang Hua berhasil merajai Piala Uber tahun 1990 hingga 1992. Selain itu ia juga berhasil menjuarai Swedia Terbuka (1990), Thailand Terbuka (1990), Malaysia Terbuka (1990,1992), Korea Terbuka (1991), Singapura Terbuka (1991), Jepang Terbuka (1990,1991), dan Tiongkok Terbuka (1991).
Dilansir dari Wikipedia, Huang Hua lahir pada 16 November 1969. Ia berasal dari keluarga sederhana di Guangxi, China. Pada usianya yang masih 15 tahun, ia sudah menjadi bagian dari tim nasional China.
Sejak kecil, ia harus meninggalkan rumah. Hampir seluruh masa kecilnya habis untuk latihan bulu tangkis.
“Saya tidak terlalu banyak mendapatkan banyak hal yang menyenangkan, karena menjadi pemain bulu tangkis tidak terasa bahagia, seperti berusaha menyelesaikan sebuah misi. Sepertinya waktu itu adalah waktu yang sulit,”
kata Huang Hua dikutip dari kanal YouTube Huang Hua.
Pada masanya, Huang Hua merupakan pesaing pebulu tangkis Indonesia Susi Susanti.
Bahkan keduanya pernah berhadapan di Kejuaraan Bulu Tangkis Inggris Terbuka pada tahun 1990.
Pada pertandingan itu, Huang Hua kalah dan harus puas menjadi finalis.
Pada Olimpiade tahun 1992, Huang Hua berhasil melaju ke semifinal dan kembali bertemu Susi Susanti. Sayang pada pertandingan itu Huang Hua kalah dan harus puas mendapatkan medali perunggu.
“Jika dilihat dari level percaya diri, pencapaian ini harusnya membuat diri saya puas. Tetapi saya merasa prestasi ini tidak terlalu besar, jadi bukanlah sebuah hal yang patut dibanggakan,” ujarnya.
Di puncak kariernya, Huang Hua malah mengundurkan diri saat ditunjuk jadi pelatih. Ia kemudian menikah dengan Budi Tjandra, seorang pengusaha asal Indonesia pada tahun 1993. Bersama suaminya, ia menyelesaikan studi di San Diego, Amerika Serikat.
Setelah itu ia menjadi ibu rumah tangga dan fokus mengurus suami dan anak-anaknya. Malah saat tinggal di Indonesia ia semakin dekat dengan Susi Susanti yang menjadi rivalnya dulu.
Kini ia tinggal di sebuah rumah di Desa Sekarsuli, Kecamatan Klaten Utara, Klaten. Walaupun kini sudah tak menjadi bagian dari kejayaan bulu tangkis China, namun ia mengaku bangga pernah mewakili negeri tercintanya dan menjadi pebulu tangkis nomor satu dunia. Menurutnya, semua itu tak bisa diraih tanpa kerja keras.
“Giat segiat-giatnya. Meskipun kamu seorang atlet yang baik, semuanya harus dilakukan dengan bekerja keras. Karena dalam atletik kamu membutuhkan prestasi untuk membuktikan diri. Saya rasa di dunia ini tidak ada hal yang jatuh dari langit. Jadi kalau mau sukses harus giat,”
Kata Huang Hua mengungapkan rahasia di balik kesuksesannya menjadi atlet bulu tangkis.