Gaji Tak Cukup, Guru Honorer di Magelang Ini Rela Kerja Sampingan Kuli
Merdeka.com - Penantian Muhammad Ali Imron akhirnya berakhir. Setelah 10 tahun menjadi guru honorer, kini ia resmi dilantik menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Ia pun merasa bersyukur.
“Alhamdulillah akhirnya saya bisa diangkat menjadi P3K. Sekarang saya ingin segera pulang ke Serang untuk bertemu dengan ibu saya,” kata Ali dikutip dari Liputan6.com pada Jumat (2/6).
Usut punya usut, ternyata Ali sudah 4 tahun tidak pulang ke kampung halamannya karena tidak punya uang. Perjuangannya selama menjadi guru honorer tidak main-main. Pernah ia harus menjadi kuli untuk memberikan penghasilan tambahan bagi keluarga.
-
Kenapa anak ini harus kerja? Di usianya masih masih belia, RA yang duduk di kelas 6 Sekolah Dasar (SD) ini harus merasakan kerasnya hidup. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan merawat orang tuanya.
-
Apa pekerjaan anak ini? Di usianya masih masih belia, RA yang duduk di kelas 6 Sekolah Dasar (SD) ini harus merasakan kerasnya hidup. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan merawat orang tuanya.
-
Apa prestasi anak selebritis berkebutuhan khusus? Tengku Omar Atalla Putra bungsu Cindy Fatika Sari dan Tengku Firmansyah, Tengku Omar Atalla, menderita autisme sejak kecil. Baru-baru ini, Omar lulus dari SMA dengan prestasi gemilang, terutama di bidang seni.
-
Bagaimana anak ini mencari uang? Mampu mengumpulkan uang hingga Rp150 ribu untuk digunakan membantu orang tua yang berprofesi sebagai nelayan.
-
Siapa yang bisa bantu anak berprestasi? Dukungan dari orang tua sangat penting dalam membantu anak mencapai prestasi akademis.
-
Apa yang dilakukan pengusaha tersebut untuk anaknya? Tidak hanya dermawan kepada orang lain, Hilman Gumilar juga tidak pernah pelit untuk memberikan fasilitas yang terbaik untuk anaknya. Hilman sampai rela mengeluarkan uang ratusan juta demi sang anak bisa mendapatkan pendidikan yang layak di sekolah terbaik.
Berikut selengkapnya:
Perjalanan Panjang Karier Seorang Guru Honorer
©2023 liputan6.com
Ali mengawali kariernya sebagai operator di SDN Kejabang, Serang, Banten. Pada tahun 2018, ia mengadu nasib ke Magelang. Di sana, ia memperoleh kesempatan menjadi operator di SMP Muhammadiyah Tempuran. Saat itu, ia rajin mengikuti ujian CPNS. Namun dari berbagai kesempatan ia tidak pernah beruntung.
Ali tidak patah arang. Ia tetap gigih mewujudkan impiannya dan melamar menjadi guru tidak tetap di SMP Negeri 1 Borobudur. Ia diterima sebagai guru agama dan petugas nonteknis.
“Namun honor waktu itu tidak cukup untuk biaya hidup,” kata Ali.
Rela Jadi Kuli Demi Anak
Perjuangan Ali cukup berat. Anaknya menyandang down syndrome dan memerlukan terapi. Untuk biaya terapi anaknya, ia harus membayar Rp500 ribu.
Oleh karena itu demi memperoleh penghasilan tambahan, ia rela mengisi hari libur dengan menjadi kuli angkut batu bata. Sebagai kuli, ia bisa menghasilkan minimal Rp40 ribu sehari.
“Tergantung dari fisik saja. Karena upah itu untuk setiap angkutan per mobil colt. Menaikkan dan menurunkan batu bata itu,” ujar Ali.
Hidup Tak Melulu Soal Uang
www.usatoday.com
Saat merasa terhimpit kebutuhan, tebersit di benaknya untuk keluar dari pekerjaannya sebagai guru honorer. Namun dalam lubuk hati, ia merasa kasihan dengan para muridnya jika ia keluar. Ia sadar bahwa hidup tak melulu soal uang.
“Wajah murid-murid selalu ada di pikiran saya. Dari situ saya berpikir kalau guru itu harus kuat dan harus bisa melewati situasi sulit karena guru itu panutan. Saya juga yakin kalau semua itu ada jalannya,” pungkas Ali. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berjibaku memenuhi kebutuhan hidup, sang guru lantas rela menjadi pemulung usai mengajar.
Baca SelengkapnyaGaji yang tak seberapa itu sebagian ditabung untuk membantu murid-muridnya yang kesusahan
Baca SelengkapnyaDengan bermain ketoprak, Elvi tak perlu meninggalkan rasa cinta terhadap anak didiknya.
Baca SelengkapnyaNasib para tenaga pendidik di sebuah SMK di Ende berikut ini pun menuai rasa keprihatinan.
Baca SelengkapnyaGuru tersebut ingin mengajar sebagai bentuk pengabdian dan pelayanan
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang rela jadi tukang pijat demi anak sekolah.
Baca SelengkapnyaUsai mengajar, pemilik lembaga bernama Ida Susanti itu bergegas pulang untuk membuat basreng secara rumahan.
Baca SelengkapnyaAksi bocah baru lulus SD jualan tahu bulat keliling ini viral, banjir simpati.
Baca SelengkapnyaPendataan ulang guru honorer tersebut untuk bisa memastikan jumlah tenaga pendidik mulai dari guru honorer, PNS dan P3K yang masih aktif.
Baca SelengkapnyaWanita yang bernama Dina ini dibuat kaget saat membuka amplop gajinya.
Baca SelengkapnyaIdia harus rela kehilangan kesempatan untuk bersekolah lantaran kondisi keuangan keluarganya yang pas-pasan.
Baca SelengkapnyaAgung juga mengatakan, jumlah guru honorer di Indonesia masih lebih banyak dari pada guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Baca Selengkapnya