Kisah Pria Temanggung Rakit Pesawat Terbang, Hemat Bahan Bakar
Merdeka.com - Tidak ada yang tak mungkin di dunia ini selama kita tak pernah berhenti berusaha mewujudkan impian kita. Kata-kata bijak ini dihayati betul oleh Sudiro. Bermodal kemauan, tekad, dan keberanian untuk mewujudkan sebuah impian, pria kelahiran Temanggung, 26 Mei 1975 itu berhasil membuat sebuah pesawat.
Pesawat yang dibuat Sudiro bukanlah pesawat penumpang yang biasa lalu lalang antar kota maupun antar negara. Pesawat ciptaan Sudiro merupakan pesawat ringan atau ultralight yang diberi nama pesawat terbang Aerotex X1. Roda pesawat yang terpasang merupakan ban motor Vespa ukuran 8 inchi.
Pesawat Aerotex X1 hanya bisa dikemudikan satu orang. Pesawat ini tidak menggunakan avtur sebagai bahan bakarnya, melainkan pertamax yang diisikan ke dalam sebuah jeriken dengan kapasitas 24 liter di belakang tempat duduk pilot.
-
Bagaimana cara meraih impian? Jadikan setiap hari sebagai kesempatan baru untuk meraih impianmu.
-
Bagaimana cara membuat impian menjadi kenyataan? 'Sebuah mimpi tidak menjadi kenyataan melalui sihir; butuh keringat, tekad, dan kerja keras.' – Pele
-
Siapa yang berhasil dalam mengejar mimpinya? Man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil.
-
Bagaimana Sudaryono mencapai kesuksesan? Perjalanan hidup Mas Dar dari dusun kecil di Grobogan hingga puncak kesuksesan di berbagai bidang ini menjadi inspirasi bagi banyak orang.
-
Kata motivasi apa yang cocok untuk orang yang ingin mencapai mimpi? ‘Mimpi tidak berguna kecuali kamu mewujudkannya.’
-
Bagaimana cara mewujudkan mimpi? Mimpi tidak akan terwujud dengan sendirinya. Kamu harus bangun dan berusaha mewujudkannya.
Berikut selengkapnya:
Spesifikasi Pesawat
©2023 liputan6.com
Dari sisi spesifikasinya, bentang sayap pesawat karya Sudiro memiliki panjang 9,5 meter. Sementara itu panjang keseluruhan pesawat 4,5 meter dan berat 175 kilogram. Sedangkan untuk daya angkutnya pesawat itu mampu menahan beban hingga tiga kuintal.
Untuk membuat satu buah pesawat terbang, Sudiro membutuhkan biaya sekitar Rp150-200 juta. Perakitan satu pesawat membutuhkan waktu 9-10 bulan.
“Untuk mesin pesawat ini diproduksi tahun 80-an, mesin itu saya dapatkan dari para pemilik pesawat paramotor yang sudah tidak terpakai,” kata Sudiro dikutip dari liputan6.
Mesin Pesawat
tecnosoft.eu
Dalam perakitan pesawat, Sudiro dibantu oleh keponakannya, David Ahmad Abid, serta sejumlah ahli di bidang aeromodeling dan mekanik perbengkelan untuk proses penyempurnaan.
Sedangkan mesin rotax 447 yang digunakan pesawat tersebut adalah buatan Austria. Mesin itu pada awalnya masih menggunakan platina, namun diganti oleh tim dengan sistem CDI atau Capacitor Discharge Ignition untuk sistem pengapiannya.
“Kalau sayapnya kita menggunakan rangka ringan yang dilapisi kain polyester kuat lalu dicat dan dijahit oleh tim,” kata Sudiro.
Hemat Bahan Bakar
Walaupun pesawatnya sudah jadi, hati Sudiro tak menentu. Di satu sisi, ia senang karena ia berhasil menciptakan pesawat. Namun di sisi lain sedih karena yang boleh menerbangkannya hanya pilot terverifikasi, sementara dia belum memperoleh verifikasi itu.
Sudiro mengatakan, pesawat tersebut dirancang untuk digunakan sebagai sarana kedirgantaraan, namun juga bisa dimanfaatkan untuk pemantauan udara, pengawasan, serta penyemprotan pupuk atau pestisida untuk lahan pertanian. Oleh karena itu, pesawat itu cocok terbang pada ketinggian rendah, hemat bahan bakar, aman, nyaman, dan mudah dikendalikan.
“Pesawat ringan ini bisa terbang hingga ketinggian 700 kaki atau sekitar 213 meter,” kata Sudiro dikutip dari liputan6. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masa kecilnya dihabiskan dengan membantu orang tua mencari nafkah. Siapa menyangka kelak gemilang di TNI.
Baca SelengkapnyaSetiap hari ia menabung seribu rupiah hingga Rp15 ribu.
Baca SelengkapnyaWanita ini ceritakan perjuangan sopir angkot yang jadi Tamtama TNI hingga berhasil pensiun sebagai perwira.
Baca SelengkapnyaKisah perjalanan pria meraih kesuksesan di perantauan.
Baca SelengkapnyaIa pernah diramalkan tak berumur panjang oleh sang kakek.
Baca SelengkapnyaMereka memilih untuk berangkat ke Mekkah dengan gowes sepeda.
Baca SelengkapnyaIni perjuangan sosok jenderal legendaris TNI. Siapa sangka bocah penyemir sepatu itu menjadi Panglima.
Baca SelengkapnyaBerikut momen seorang sopir bangga sang anak lolos seleksi anggota Polri setelah berkali-kali gagal.
Baca SelengkapnyaDiketahui, sang putra akhirnya dinyatakan lolos dari kepolisian usai mengikuti 10 kali tes dalam 4 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaAyah Try Sutrisno merupakan sopir Ambulans, sementara ayah Luhut Bisnsar sopir bus.
Baca SelengkapnyaPotret sosok yang kecilnya makan ubi dan jagung namun bisa menjadi seorang Jenderal TNI.
Baca SelengkapnyaSosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan
Baca Selengkapnya