Melihat Kondisi Kepadatan Lalu Lintas di Kota Jogja, Jalan Gejayan Jadi yang Terpadat
Merdeka.com - Dari waktu ke waktu, ruas jalan di Kota Yogyakarta semakin padat. Beberapa ruas jalan pun sering dilanda macet.
Dari hasil survei dan kajian pemutakhiran kinerja lalu lintas yang dilakukan Dinas Perhubungan setempat pada tahun 2022, Jalan Gejayan menjadi ruas jalan terpadat di Kota Yogyakarta.
“Dari hasil survei dan kajian yang kami lakukan di 110 ruas jalan di Kota Yogyakarta, derajat kejenuhan atau VC (volume capacity) ratio di Jalan Gejayan menjadi yang tertinggi, mencapai 1,23,” kata Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Golkari Made Yulianto, dikutip dari ANTARA pada Rabu (25/1).Berikut selengkapnya:
-
Dimana kemacetan semakin parah di Jakarta? Kondisi kemacetan lalu lintas kendaraan pada jam pulang kerja di Jalan Gatot Subroto, Jakarta
-
Kenapa kemacetan Jakarta makin parah? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Kenapa kemacetan di Jakarta semakin parah? Indeks kemacetan DKI Jakarta naik dari peringkat ke-46 menjadi posisi ke-29 kota termacet di dunia. Berdasarkan riset TomTom InterInternational.
-
Apa penyebab kemacetan parah di Jakarta? 'Kalau kemarin itu karena banjir di beberapa titik banjir. Kalau tadi malam hanya kepadatan karena aktivitas masyarakat untuk buka puasa, itu saja,' jelasnya.
-
Apa yang menyebabkan kemacetan Jakarta meningkat? Berdasarkan data TomTom Traffic Index pada Februari 2023, terjadi peningkatan signifikan kepadatan lalu lintas di Jakarta. Angkanya mencapai 53 persen.
-
Di mana kemacetan parah terjadi? Viral di media sosial kemacetan horor terjadi kembali di kawasan wisata Puncak Bogor, Jawa Barat, saat libur panjang akhir pekan.
Penyebab Derajat Kejenuhan
©2021 Liputan6.com/Helmi Fithriansyah
Menurut Golkari, tingginya derajat kejenuhan di ruas tersebut bisa disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya jalan tidak terlalu lebar, jalan digunakan dua arah, ditambah banyaknya hambatan di samping karena adanya kegiatan parkir dan pasar tradisional. Selain itu volume kendaraan yang melintas memang cukup tinggi. Dengan angka 1,23, maka bisa dikatakan ruas jalan tersebut memang sudah macet.
“Derajat kejenuhan kalau lebih dari 1, itu tandanya jalan sudah macet. Sudah sangat padat. Tetapi kenyataannya masih ada waktu-waktu tertentu dengan tingkat kepadatan yang lebih rendah,” kata Golkari.
Dasar Sebuah Kebijakan
©2017 merdeka.com/purnomo edi
Hasil kebijakan tersebut akan menjadi dasar bagi Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta untuk melakukan berbagai program guna meningkatkan kinerja lalu lintas. Golkari mencontohkan, jika kepadatan disebabkan oleh tingginya volume kendaraan, maka kebijakan yang diambil adalah tidak mengalirkan semua kendaraan untuk melintasi jalan tersebut.
Sementara jika kepadatan disebabkan oleh durasi lampu lalu lintas, maka kebijakan yang diambil adalah pengaturan lampu lalu lintas sehingga arus kendaraan semakin lancar.
“Jika penyebabnya pelanggaran parkir, maka akan dilakukan penertiban secara lebih intensif. Kami akan melihat penyebab kepadatan tersebut,” ujar Golkari dikutip dari ANTARA.
Masih Cukup Baik
Sejumlah ruas jalan lain yang juga memiliki derajat kejenuhan yang cukup tinggi di antaranya adalah Jalan Suroto dari utara ke selatan dengan kejenuhan 0,9 dan Jalan Laksda Adisucipto dari timur ke barat dengan kejenuhan 0,8 dan dari barat ke timur 1,05. Begitu pula dengan Jalan Pierre Tendean dari utara ke selatan memiliki derajat kejenuhan 1,1 dan Jalan Taman Siswa dengan derajat kejenuhan 0,9.
Derajat kejenuhan terendah berada di ruas Jalan Polisi Istimewa yaitu 0,08 atau sangat lengang. Ruas jalan tersebut cukup lebar dan tidak banyak kendaraan yang melintas. Dari survei yang dilakukan, kecepatan rata-rata kendaraan di Kota Yogyakarta mencapai 36,32 kilometer per jam. Pengukuran kecepatan sesaat dilakukan menggunakan speed gun. Sedangkan kecepatan rata-rata perjalanan di seluruh Kota Yogyakarta adalah 22,16 km/jam.
“Sebenarnya angka kecepatan perjalanan masih cukup baik. Artinya lalu lintas masih bisa mengalir karena angka tersebut diperoleh saat puncak kendaraan lalu lintas,” kata Golkari.
Kinerja Lalu Lintas di Jogja Menurun
blogspot.com
Golkari mengatakan, survei mengenai kepadatan lalu lintas di Jogja itu dilakukan rutin setiap tahun untuk mengetahui dinamika kinerja lalu lintas di Kota Yogyakarta. Namun menurutnya, jika dibandingkan data tahun 2020 dan 2021, terjadi penurunan kinerja lalu lintas seperti meningkatnya derajat kejenuhan dan berkurangnya kecepatan rata-rata kendaraan.
“Pada 2020 dan 2021 masih pandemi sehingga volume kendaraan yang melintas berkurang cukup banyak. Tetapi pada tahun 2022 semua kegiatan sudah berjalan hampir normal begitu pula dengan kepadatannya di jalan,” kata Golkari. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jakarta dikepung kemacetan panjang jelang Rabu tengah malam.
Baca SelengkapnyaJumlah kendaraan di Indonesia terus bertambah dari tahun ke tahun.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan penampakan kusutnya macetnya di Jakarta, tepatnya di Jalan Gatot Subroto.
Baca SelengkapnyaKondisi ini berakibat pada mengepulnya polusi di langit ibu kota.
Baca SelengkapnyaAkibatnya sejumlah ruas jalan raya di Ibu Kota mengalami kepadatan luar biasa.
Baca SelengkapnyaBanjir terjadi setelah hujan mengguyur Jakarta selama semalaman. Kondisi itu diperparah dengan buruknya sistem drainase di kawasan tersebut.
Baca SelengkapnyaAan mengatakan sejak malam tadi sempat terjadi kepadatan namun tidak sampai menimbulkan kemacetan.
Baca SelengkapnyaBerikut potret Yogyakarta tempo dulu yang masih begitu banyak pepohonan dan delman.
Baca SelengkapnyaKondisi di dalam bus pun penuh seperti di jam pulang kerja.
Baca SelengkapnyaPenggunaan jalur sepeda memang tidak masif, sehingga kekosongan tersebut digunakan sejumlah pihak.
Baca SelengkapnyaJalur arteri Karawang yang mulai dipenuhi oleh pemudik yang didominasi dengan kendaraan roda dua.
Baca SelengkapnyaJakarta Macet Parah Jelang Tengah Malam, Ternyata Penyebabnya Karena Hal Ini
Baca Selengkapnya