Mengenal Gejala Happy Hypoxia yang Perlu Diwaspadai, Bisa Sebabkan Kematian
Merdeka.com - Penyebaran Covid-19 di Indonesia masih berlangsung. Banyak fakta baru yang terungkap seputar tanda-tanda infeksi dari virus ini, salah satunya adalah kemunculan happy hypoxia. Tak sedikit pasien Covid-19 di Indonesia memiliki gejala ini dan dinyatakan meninggal dunia.
Melansir dari Medical News Today, happy hypoxia merupakan penurunan kadar oksigen dalam darah. Umumnya, ketika kadar oksigen darah seseorang mulai berkurang, akan mengalami sesak napas yang disebut dispnea. Bahkan, jika kadar oksigen dalam darah terus menurun, bisa memicu organ-organ tidak bisa berfungsi dan meningkatkan risiko kematian.
Sejumlah pasien Covid-19 yang mengalami hypoxia terkadang tidak memiliki gejala apapun. Adanya gejala tergantung pada tingkat keparahan penyakit, usia pasien, dan keberadaan penyakit kronis tertentu.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa gejala yang dirasakan dari Covid Pirola? Gejala Covid Pirola Lantas, seperti apa gejala covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan happy hypoxia dan bagaimana cara mengenali gejalanya? Simak ulasannya yang merdeka.com lansir dari Liputan6.com berikut ini.
Mengenal Happy Hypoxia
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Seiring berjalannya waktu, banyak ditemukan gejala baru pandemi Covid-19, salah satunya adalah happy hypoxia. Istilah ini mulai ini muncul ketika banyak ditemukan gejala-gejala Covid-19 yang terus berkembang. Happy hypoxia awalnya sempat membingungkan para ilmuwan, karena gejalanya berbeda dengan gejala hypoxia pada umumnya.
Salah satu gejala paling umum dari hypoxia adalah sesak napas. Namun, dalam kasus happy hypoxia tidak mengalami gejala tersebut. Bahkan, orang dengan happy hypoxia masih bisa melakukan kegiatan seperti hari biasa. Meski begitu, orang dengan heppy hypoxia telah mengalami penurunan fungsi organ akibat kekurangan oksigen dalam darah.
Melansir dari Loyola Medicine, saat kadar oksigen menurun, otak tidak bisa merespon sampai oksigen turun ke tingkat yang sangat rendah. Inilah yang disebut sebagai happy hypoxia.
Penyebab Hypoxia
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Hypoxia merupakan kondisi di mana tidak cukup oksigen yang masuk ke sel dan jaringan tubuh. Hypoxia bisa terjadi saat kadar oksigen sangat rendah dalam darah, sehingga membuat jaringan tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen.
Secara umum, oksigen yang diperlukan tubuh normalnya adalah 95 hingga 100 persen. Yang mana tingkat saturasi oksigen 95 persen dianggap normal bagi kebanyakan orang sehat. Sementara itu, hypoxia terjadi ketika oksigen dalam tubuh kurang dari 90 persen.
Gejala Happy Hypoxia
Gejala happy hypoxia muncul ketika kadar oksigen tubuh menurun secara drastis. Tentu saja, hal ini berbeda dengan kondisi hypoxia bisa. Jika gejala hypoxia biasanya hanya berupa sesak napas, orang dengan happy hypoxia seringkali tidak mengalami gejala ini.
Orang dengan happy hypoxia justru bisa menjalani aktivitas sehari-hari seperti biasa, padahal tubuhnya sudah mengalami kerusakan. Kondisi ini bisa terjadi secara perlahan karena kekurangan oksigen.
Secara umum, gejala happy hypoxia bisa tidak dirasakan sampai penderita mengalami kegagalan organ. Kondisi inilah yang dapat membuat pasien meninggal dunia, padahal sebelumnya mereka terlihat seperti orang dalam keadaan sehat.
Namun, gejala hypoxia memang umumnya terjadi pada orang dengan masalah pernapasan. Oleh karena itu, happy hypoxia dapat menyebabkan kegagalan organ. Adapun beberapa kegagalan organ tersebut di antaranya adalah paru-paru, jantung, dan otak. Kegagalan organ tubuh tersebut juga menunjukkan matinya jaringan di beberapa organ, seperti hati, paru-paru, dan otak yang tidak dapat berfungsi.
Cara Mengenali Happy Hypoxia
©Reuters
Happy hypoxia merupakan salah satu kondisi yang sangat sulit untuk dikenali. Hal ini karena menjadi salah satu kondisi yang tidak disertai dengan gejala. Namun, cara yang cukup akurat untuk mengenali adanya happy hypoxia adalah dengan pengecekan kadar oksigen dalam darah menggunakan Pulse Oxymetry.
Pulse Oxymetry merupakan alat seperti klip yang menempel pada bagian tubuh, seperti jari kaki atau daun telinga. Alat ini digunakan untuk mengukur tingkat saturasi oksigen tanpa rasa sakit. Biasanya, Pulse Oxymetry sering dijepitkan pada jari dan sering digunakan dalam pengaturan perawatan kritis seperti ruang gawat darurat di rumah sakit. (mdk/jen)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengatakan, kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae.
Baca Selengkapnya