Mengenal Tari Opak Abang, Simbol Identitas Masyarakat Kendal
Tari Opak Abang merupakan kesenian yang berbasis pada drama tradisional
Tari Opak Abang merupakan kesenian tari yang berasal dari Desa Pasigitan, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal. Nama “Opak Abang” sebenarnya merupakan akronim dari “Ketoprak Terbang”.
Dikutip dari Liputan6.com, Tari Opak Abang merupakan kesenian yang berbasis pada drama tradisional. Cerita yang diangkat biasanya berkutat pada babad atau legenda. Namun tak jarang pula kesenian itu mengangkat cerita rekaan yang terinspirasi dari berbagai permasalahan sosial di sekitar kehidupan masyarakat.
-
Kenapa Orang Kalang di Kendal masih mempertahankan tradisi obong-obong? Mereka masih mempertahankan tradisi ini karena banyak pesan moral yang terkandung di dalamnya.
-
Di mana tradisi obong-obong di Kendal masih dilestarikan? Salah satu kelompok masyarakat Kalang yang masih mengadakan Upacara Obong ada di Desa Montongsari, Kecamatan Weleri, Kendal.
-
Kapan tradisi obong-obong di Kendal dilakukan? Tradisi obong itu dilakukan setahun setelah kematian almarhum.
-
Apa makna utama Tari Kecak? Ada makna tari kecak yang sangat mendalam, yaitu kepercayaan akan Tuhan yang tercermin dalam tindakan Rama yang berdoa dan meminta tolong pada Dewata. Hal semacam ini memberikan pelajaran jika tari yang berasal dari Bali ini diyakini sebagai ritual mendatangkan dewi yang bisa mengusir berbagai marabahaya, baik itu penyakit atau bencana yang menimpa warga.
-
Tari Kecak menggambarkan apa? Tari Kecak sendiri berasal dari ritual keagamaan yang disebut dengan Sanghyang, yang merupakan ritual upacara adat masyarakat Bali. Tarian ini menggambarkan bagaimana para raja dan ratu Bali melakukan meditasi. Dengan tujuan untuk memohon dukungan dari para dewa dalam pertempuran melawan Raja Rawana.
-
Bagaimana ritual Tedhak Siten di Kendal? Mengutip dari jurnal Makna Tradisi Tedhak Siten pada Masyarakat Kendal : Sebuah Analisis Fenomenologis Alfred Schutz yang ditulis oleh Tika Ristia Djaya, terdapat 2 acara yang dilakukan oleh masyarakat Kendal dalam melaksanakan tradisi Tedhak Siten, yaitu :- Mengundang dukun bayi dan anak dipijat agar bisa cepat jalan- Mengundang kyai untuk memberikan doa agar kelak anak dapat tumbuh dengan sehat dan dijauhkan dari rintangan hidup
Lalu apa saja fakta menarik tentang kesenian tradisional ini? berikut selengkapnya:
Sejarah Munculnya Tari Opak Abang
Dikutip dari Unnes.ac.id, pertunjukan Tari Opak Abang sudah berkembang di Desa Pasigitan pada tahun 1957. Pada awalnya, tarian itu bernama Gambus Pancaroba. Tarian itu pada mulanya dibawakan oleh Kusno yang berasal dari Dusun Cepoko, Gunungpati, untuk mengiringi acara pernikahan anak laki-lakinya. Saat itu, anak Kusno yang bernama Muchid melamar seorang gadis asal Desa Pasigitan bernama Lastri.
“Pada awalnya kesenian ini dibawakan oleh seorang laki-laki yang melenggang layaknya penari perempuan setelah sampai pada rumah calon pengantin putri. Masyarakat menyebut dengan Tari Opak Abang karena ini kesenian Ketoprak dengan menggunakan alat music terbang,” ujar seniman tari Opak Abang, Aris Salamun, dikutip dari Unnes.ac.id
Identitas Masyarakat Kendal
Dikutip dari Liputan6.com, Tari Opak Abang diresmikan dan diakui oleh Pemkab Kendal pada tahun 1970-an. Sejak saat itu, tari tradisional tersebut kemudian berkembang menjadi kesenian sekaligus identitas Kabupaten Kendal.
Tari Opak Abang memiliki 23 motif gerak yang terjadi dari proses stimulasi, transformasi, dan unity. Keunikan dan ciri khas tarian ini kemudian menjadi identitas Kabupaten Kendal yang tak dimiliki daerah lainnya.
Hingga saat ini, pemerintah bersama masyarakat setempat terus berupaya melestarikan Tari Opak Abang. Salah satunya adalah dengan menggelar pertunjukan pentas seni Opak Abang dalam acara Santosa Balon Festival pada Juli 2024.
Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Pada tahun 2023 lalu, Tari Opak Abang ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kemendikbudristek. Sub Koordinator Sejarah Tradisi Disdikbud Kendal Yuhan Cahyantara mengatakan bahwa Tari Opak Abang sering dipertunjukan dalam acara-acara yang digelar oleh Pemkab Kendal maupun acara tingkat kecamatan. Harapannya masyarakat, terutama generasi muda, lebih tertarik dalam melestarikan budaya lokal.
Sementara itu Aris Salamun mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Kendal yang telah mendukung dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan seni budaya, sehingga memacu semangat generasi muda untuk melestarikan budaya lokal.
“Tentunya dengan ditetapkan sebagai budaya lokal, para seniman dan pegiat seni budaya makin bersemangat dalam melestarikan Tari Opak Abang,” pungkas pria yang merupakan Ketua Sanggar Langen Budaya Bumi itu, dikutip dari Kendalkab.go.id.