Mengunjungi Museum MAJT, Saksi Bisu Perkembangan Islam di Jateng
Merdeka.com - Diresmikan pada 14 November 2006, Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) tidak hanya menghadirkan pesona arsitekturnya saja. Di depan masjid itu ada sebuah menara pencakar langit yang menjulang amat tinggi.
Dengan tinggi mencapai 99 meter, menara itu diberi nama Asma Al-Husna. Di dalam menara itulah terdapat sebuah museum yang mengoleksi benda-benda peninggalan yang menjadi saksi bisu perkembangan Islam di Jawa Tengah.
Melansir dari majt.or.id, Museum Perkembangan Islam Jawa Tengah berisi koleksi berbagai jenis peninggalan Islam yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Tengah. Selain sebagai tempat wisata, keberadaannya juga dimaksudkan untuk menyelamatkan benda-benda peninggalan sejarah yang mulai termakan usia.
-
Apa yang Museum Muhammadiyah tampilkan? Museum tersebut berisi tentang perjuangan Muhammadiyah sejak lahir sampai hari ini.
-
Apa yang ada di Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama? Koleksi Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama sebagian besar berasal dari penelitian yang dilakukan di kawasan Banten Lama.
-
Kenapa Museum Muhammadiyah dibangun? Dikutip dari Muhammadiyah.or.id, Museum Muhammadiyah didirikan untuk merekam jejak langkah dengan melestarikan tinggalan sejarah yang disajikan dalam peragaan komunikatif dan edukatif agar dapat menuai hikmah bersama.
-
Apa saja koleksi di Museum Bioskop Jambi? Koleksi Museum ini menyimpan berbagai artefak perfilman. Mulai dari poster, proyektor, kursi bioskop, kursi, kendaraan, hingga pita kaset film.
-
Dimana Museum Muhammadiyah dibangun? Rektor Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Dr. Muchlas, M.T, mengatakan bahwa museum disajikan secara komunikatif dengan teknologi informasi sehingga bisa mencerahkan, menarik, serta menghibur pengunjung yang datang.
-
Kenapa Museum Bioskop Jambi penting? Tempoa Art Gallery atau yang dikenal dengan Museum Bioskop Jambi merupakan aset penting bagi bangsa Indonesia, bahkan dunia.
Karena itu, hadirlah museum ini. Berada di kompleks halaman MAJT, keberadaan museum ini menjadi magnet tersendiri bagi warga yang tinggal di Semarang dan sekitarnya. Berikut selengkapnya:
Latar Belakang Didirikannya Museum
©majt.or.id
Berbeda dengan Masjid Agung Jawa Tengah, Museum Perkembangan Islam Jawa Tengah diresmikan pada tahun 2007 oleh Gubernur Jateng saat itu, H. Mardiyanto. Melansir dari Majt.or.id, Museum Perkembangan Islam Jawa Tengah didirikan untuk menyelamatkan benda-benda peninggalan Islam seperti artefak, naskah, maupun benda-benda keislaman lainnya.
Di dalam museum itu, berbagai benda koleksi ditata secara kronologis sehingga menggambarkan kondisi yang faktual dan menyeluruh. Kronologi itu dibagi ke dalam lima episode yaitu:
Fase pertama, momen saat Raden Fatah mendirikan Kerajaan Demak sebagai awal masuknya Islam di Jawa Tengah. Lalu fase kedua adalah berdirinya pesantren dan perannya dalam membangun syiar Islam di Jateng.
Lanjut di fase ketiga mengenai perkembangan Islam di daerah pedalaman yang menghasilkan dialog budaya. Lalu fase keempat adalah dunia pesantren sebagai basis kekuatan melawan kolonialisme. Fase terakhir adalah partisipasi Islam dalam memajukan peradaban global.
Koleksi Mushaf di Museum
©kemenag.go.id
Melansir dari Kemenag.go.id, Museum Perkembangan Islam Jawa Tengah mengoleksi 9 mushaf kuno yang berasal dari berbagai penjuru wilayah Jateng. Empat mushaf di antaranya berasal dari Kudus, dan tiga mushaf di antaranya merupakan peninggalan kiai di Semarang, Temanggung, dan Tegalsari. Sementara dua mushaf lainnya tidak disertai keterangan asal.
Tak hanya itu, museum ini juga menyimpan sejumlah manuskrip lain berisi ilmu tafsir, fikih, dan lain-lain. Museum ini juga menyimpan benda-benda yang terbuat dari kayu, gerabah, dan lain sebagainya.
Koleksi Artefak Museum
©Gomuslim.co.id
Selain menyimpan mushaf-mushaf kuno, museum itu juga menyimpan sejumlah artefak yang menjadi saksi bisu perkembangan Islam di Jateng di antaranya Iluminasi Alquran, Wayang Golek Menak, Wayang Sadat, Gayor Masjid Sunan Muria, Gamelan, Ornamen Masjid Mantingan, Artefak kapal dagang, dan lain sebagainya.
Ada juga koleksi busana santri yang dikenakan pada zaman perjuangan kala Indonesia dijajah. Bahkan ada pula pedang besar yang konon digunakan oleh seorang santri dalam melawan penjajah. Selain itu ada koleksi Alquran unik yang telah disadur ke dalam aksara Jawa karya Agus Ngarpah, abdi dalem Keraton Surakarta pada tahun 1835. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di sini, jejak masyarakat Sunda sejak zaman prasejarah tersimpan apik.
Baca SelengkapnyaPesona sejarah, alam, dan budaya membuat wisatawan merasakan kemegahan masa lampau sekaligus keceriaan masa kini
Baca SelengkapnyaMuseum ini sangat cocok dikunjungi anak-anak agar tertanam cinta budaya lokal sejak dini.
Baca SelengkapnyaRuang pamer benda purbakala dari Kawasan Cagar Budaya Gunung Sewu sejak pleistosen tengah hingga holosen
Baca SelengkapnyaPengunjung bisa menjumpai pita kaset film hingga kursi bioskop VIP zaman dulu.
Baca SelengkapnyaPeninggalan yang menarik adalah situs batu yang dipercaya merupakan kendaraan Dewa Siwa dalam kebudayaan Hindu di India.
Baca SelengkapnyaDi Desa Astana, peninggalan kejayaan Islam era lampau masih bisa dilihat seperti makam Sunan Gunung Jati, Petilasan Syekh Datul Kahfi, sampai Keraton Pakungwati
Baca SelengkapnyaKota Tua, jalur perdagangan strategis dan cukup populer di masa lalu. Kini, daerah tersebut menjelma menjadi destinasi wisata yang penuh dengan sejarah bangsa.
Baca SelengkapnyaMustaka tua itu merupakan bentuk dari akulturasi budaya Hindu-Islam pada masanya
Baca SelengkapnyaGaleri Islam di Masjid Raya Al Azhom menghadirkan nuansa museum di dalam rumah ibadah.
Baca SelengkapnyaMenurut Fatoni, keberadaan benda sejarah Sumsel harus dijaga, dirawat dan dilestarikan.
Baca SelengkapnyaBangunan yang hampir seluruh bagiannya menggunakan kayu itu menjadi bagian dari sejarah masuknya Islam di Sumbar yang berlangsung sejak ratusan tahun.
Baca Selengkapnya