Perang Sarung Terjadi di Berbagai Tempat, Ini 4 Faktanya
Merdeka.com - Bulan Ramadan merupakan bulan yang baik digunakan untuk ibadah. Namun banyak pula anak muda yang mengisi bulan suci ini dengan kegiatan yang tidak produktif dan justru membahayakan.
Salah satu yang populer di kalangan anak muda saat Bulan Ramadan adalah perang sarung. Tren kenakalan remaja ini terjadi di berbagai tempat.
Mereka memodifikasi sarung milik mereka masing-masing menjadi senjata yang keras untuk memukul lawan. Bahkan ada di antara mereka yang mengisi senjata sarung milik mereka dengan batu yang keras.
-
Kenapa remaja melakukan tindakan agresif? Fenomena ini diibaratkan sebagai gunung es, di mana emosi yang selama ini terkubur akhirnya muncul dalam bentuk perilaku agresif.
-
Apa saja perilaku kenakalan remaja? Kenakalan remaja bisa berbentuk kenakalan biasa, seperti berkelahi, keluyuran, membolos sekolah atau pergi dari rumah tanpa pamit.
-
Bagaimana tekanan teman sebaya memicu perkelahian? Tekanan teman memainkan peran penting dalam kekerasan remaja sebagai penyebab tawuran, terutama karena anak-anak lebih cenderung terlibat dalam perilaku berisiko atau kekerasan ketika mereka bertindak sebagai sebuah kelompok. Remaja yang biasanya tidak agresif atau melakukan kekerasan sendiri sering merasa diberdayakan saat berada dalam kelompok.
-
Senjata apa yang digunakan pelaku? Terkait dengan senjata api yang dibawa pengemudi mobil tersebut, Kompol Margono mengatakan bahwa senjata yang digunakan pelaku diduga hanya senjata mainan.
-
Apa yang menjadi penyebab perilaku agresif remaja? Faktor seperti kebiasaan menyimpan rasa dendam atau ketidakmampuan mengekspresikan emosi karena kurangnya figur yang dapat dipercaya, menjadi salah satu pemicu utama.
-
Mengapa pelajar terlibat perkelahian? Ciri remaja atau pelajar yang terlibat perkelahian antar sesamanya diduga dipengaruhi oleh beragam kondisi seperti lingkungan tempat tinggal, kedekatan dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya, hubungan dengan peer group serta akses untuk melihat kekerasan di media visual seperti tayangan di media sosial.
Lalu daerah mana saja yang terjadi perang sarung? Berikut selengkapnya:
Perang Sarung di Kota Solo
©2023 Merdeka.com
Kasus perang sarung pertama terjadi di Kota Solo. Pada Sabtu (25/3) Kepolisian Resor Kota Surakarta menangkap belasan pemuda yang diduga hendak perang sarung menjelang waktu sahur di Perempatan Gading, Kota Solo.
Kepala Satuan Samapta Polresta Solo, Kompol Arfian Riski Dwi Wibowo mengatakan, penangkapan tersebut dilakukan berdasarkan aduan masyarakat melalui call center. Dari 14 orang yang ditangkap, 8 di antaranya berstatus pelajar. Selanjutnya, mereka akan diberi imbauan dan pembinaan agar tidak melakukan perbuatan itu lagi.
“Kami imbau masyarakat agar tidak melakukan perang sarung karena sudah meresahkan. Kalau melihat ada kejadian perang sarung, segera lapor kami agar kami tindak,” kata Kompol Arfian dikutip dari ANTARA.
Perang Sarung di Pekalongan
©Instagram/@pekalonganinfo
Sebuah video berdurasi 17 detik memperlihatkan aksi kejar antar pemuda menggunakan sarung di Desa Coprayan Jati Londo, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan.
Dalam video tersebut, terlihat para pemuda berlari-larian ke suatu arah, namun ada beberapa dari mereka yang memisahkan diri dari kelompoknya. Ia dikejar oleh kelompok lain dan berlari ke rumah warga.
Untungnya di rumah tersebut ada beberapa pemuda dewasa yang sedang nongkrong sehingga perseteruan antar keduanya berhasil dicegat. Menurut informasi, dua kelompok yang terlibat perang sarung itu adalah warga Ngalian Tirto dan warga Coprayan Kanigoro Buaran.
Perang Sarung di Semarang
Perang sarung juga terjadi di Semarang. Dilansir dari akun Instagram @infokejadian_semarang pada Minggu (26/3), mereka menangkap anak-anak yang melakukan aksi perang sarung.
Tak tanggung-tanggung, mereka mengisi sarung dengan batu. Mereka pun terpaksa menjalani hukuman di tempat dengan disuruh tengkurap sambil bertelanjang dada.
Perang Sarung di Jogja
©Instagram/@pemalang.update
Tak hanya di Jawa Tengah, perang sarung merembet hingga ke Jogja. Kejadian perang sarung itu terjadi di area Banyuraden, Gamping, Sleman, tepatnya di dekat SMA 1 Islam Sleman.
Sama seperti di Semarang, berdasarkan informasi, para anak muda di sana melengkapi sarung dengan batu. Mereka pun harus menjalani interogasi dari polisi. Mereka disuruh menjalani hukuman telanjang dada dan berjongkok sambil dimaki-maki polisi. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fenomena itu terjadi karena kurangnya wadah bagi anak-anak muda untuk berekspresi.
Baca SelengkapnyaSejauh ini motif tawuran diduga akibat saling ejek di media sosial.
Baca SelengkapnyaKapolrestabes menyebut pada tahun 2024 ini, ada 47 kasus kekerasan remaja di Semarang yang diungkap.
Baca SelengkapnyaPolisi meringkus dua remaja putri yang viral duel menggunakan senjata tajam di salah satu tempat pemakaman umum (TPU) di Palembang.
Baca SelengkapnyaKendaraan pelaku sudah disita namun dua pelaku masih dalam pengejaran polisi.
Baca SelengkapnyaKala Gibran Ikut Tanggapi Maraknya Perang Sarung di Kalangan Remaja Saat Bulan Ramadan
Baca SelengkapnyaBiasanya tawuran antar pelajar terjadi di rute berangkat dan pulang sekolah.
Baca SelengkapnyaTawuran itu diawali saling ejek di Instagram. Mereka membawa senjata tajam, mulai dari samurai, parang, pisau, hingga celurit.
Baca SelengkapnyaEnam pelakutawuran di Ciledug, Kota Tangerang ditangkap polisi. Mereka diduga membacok dan menyiram rivalnya dengan air keras.
Baca SelengkapnyaPolisi menyita barang bukti senjata tajam jenis corbek panjang dan celurit yang digunakan untuk melukai korbannya.
Baca SelengkapnyaKelimanya merupakan warga Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten.
Baca SelengkapnyaViral video di medsos memperlihatkan para remaja diduga kreak tengah dipukuli oleh warga berseragam TNI
Baca Selengkapnya