Peristiwa 10 Mei: Kelahiran Rosihan Anwar, Tokoh Pers Berpengaruh di Indonesia
Merdeka.com - Rosihan Anwar adalah salah seorang tokoh pers yang berpengaruh di Indonesia. Pria yang hidup dalam 'multi-zaman' itu telah bergelut di dunia jurnalistik semenjak masa perjuangan. Tak hanya sebagai jurnalis senior, Rosihan juga seorang sastrawan, sejarawan, dan bahkan budayawan.
Tepat hari ini, 10 Mei pada tahun 1922 silam, tokoh pers ini lahir di Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Rosihan merupakan anak keempat dari sepuluh bersaudara dengan ayah yang bernama Anwar Maharaja Sutan, seorang demang di Padang, Pantai Barat, Sumatera.
Nama Rosihan Anwar begitu melegenda di dunia jurnalistik, sastra, dan budaya. Bahkan, julukan "A footnote of history" pernah dilekatkan pada sosoknya. Hal inilah yang menjadikan sosok Rosihan Anwar begitu disegani dan dihormati di kalangan dunia jurnalistik dan kebudayaan.
-
Siapa Raja Pers Indonesia? Berkat kontribusinya di dunia pers, nama Dja Endar Moeda selalu dikenang dan menjadi sosok penting dalam profesi jurnalistik Indonesia.
-
Siapa yang pernah menjadi wartawan berprestasi dan komisaris Garuda Indonesia? Yenny Wahid memiliki cukup banyak sepak terjang dalam ranah berbeda-beda. Ia pernah menjadi wartawan berprestasi hingga komisaris Garuda Indonesia.
-
Bagaimana Sitor Situmorang berkecimpung di dunia jurnalistik? Mengutip dari badanbahasa.kemdikbud.go.id, Sitor pun juga sempat bergabung dengan kantor berita nasional Antara di Pematang Siantar. Pada tahun 1947, Sitor di tunjuk oleh Menteri Penerangan, Muhammad Natsir untuk menjadi koresponden Waspada di Yogyakarta.
-
Siapa wartawan perempuan pertama di Indonesia? Rohana Kudus adalah sosok pahlawan nasional yang dikenal sebagai wartawan perempuan pertama di Indonesia.
-
Siapa Bapak Persandian Republik Indonesia? Mayjen TNI (Purn) dr. Roebiono Kertopati lahir pada 11 Maret 1914 di Ciamis, Jawa Barat dan wafaf di usia 70 tahun pada 23 Juni 1984.
-
Siapa yang menjadi redaktu Majalah Indonesia? Keterlibatannya di majalah tersebut membuat Suparna makin marah terhadap kalangan penjajah. Ia lantas dipercaya sebagai redaktu Majalah Indonesia dan menerbitkan berbagai tulisan yang provokatif dan mengajak rakyat untuk melawan kekuasaan Belanda.
Lantas, seperti apa sepak terjang Rosihan Anwar di dunia jurnalistik dan sastra? Simak ulasannya yang dilansir dari Liputan6.com:
Awal Kerier Rosihan Anwar Sebagai Jurnalis
Rosihan Anwar menyelesaikan pendidikannya di sekolah rakyat (HIS) pada dan SMP (MULO) di Padang. Kemudian pada tahun 1942, Rosihan melanjutkan pendidikannya ke AMS di Yogyakarta. Dari sana, Rosihan mengikuti berbagai workshop di dalam dan di luar negeri, termasuk di Universitas Yale dan School of Journalism di Universitas Columbia, New York City, Amerika Serikat.
Adapun karier jurnalistiknya diawali sebagai reporter Asia Raya di masa pendudukan Jepang tahun 1943 hingga menjadi pemimpin redaksi Siasat (1947-1957) dan Pedoman (1948-1961), yang ditutup oleh rezim pemerintahan Presiden Soekarno pada saat itu. Di masa penjajahan, Rosihan juga pernah disekap kolonial Belanda di Bukit Duri, Jakarta Selatan.
Pada masa Orde Baru, Rosihan menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (1968-1974). Bersama Jakob Oetama, Rosihan berhasil mendapatkan anugerah Bintang Mahaputra III pada tahun 1973.
Karya-karya Rosihan Anwar
antaranews.com
Rosihan sering disebut sebagai wartawan multi zaman karena telah mengalami suka duka dari masa penjajahan, Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi. Hal inilah yang menjadikan sosoknya begitu dikagumi dan sangat menginspirasi bagi generasi setelahnya.
Sebagai wartawan, Rosihan dikenal sangat aktif menulis, baik di dalam maupun luar negeri. Sepanjang hidupnya, Rosihan berhasil melahirkan banyak karya tulisan terkenal. Beberapa karyanya yang fenomenal di antaranya Masalah-Masalah Modernisas (1965), Islam dan Anda (1962), Kisah-kisah Zaman Revolusi, Profil Wartawan Indonesia (1977), dan karya terkenal lainnya.
Tak hanya dikenal sebagai wartawan, Rosihan Anwar juga berjasa bagi industri film di Indonesia. Bersama Usmar Ismail, ia mendirikan Perusahaan Film Nasional (Perfini). Dalam film perdananya, Darah dan Doa, Rosihan Anwar menjadi figuran dan dilanjutkan sebagai produser film Terimalah Laguku.
Rosihan Anwar Tutup Usia
Rosihan Anwar meninggal dunia pada 14 April 2011 pukul 08.15 WIB di Rumah Sakit Metropolitan Medika Center (MMC) Jakarta dalam usia 89 tahun, diduga karena gangguan jantung. Kemudian ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta Selatan.
Tentu saja, kabar ini menjadi duka mendalam bagi masyarakat Indonesia, terutama di kalangan wartawan. Rosihan Anwar adalah sosok panutan dan contoh yang baik bagaimana menghargai bangsa ini.
Sepanjang hidupnya, beliau selalu berusaha untuk terus mempertahankan idealisme untuk berada pihak yang lemah bukan yang kuat dan yang tertindas bukan yang menindas. Meski telah tiada, namun karya-karya Rosihan Anwar akan tetap abadi dan terus dikenang oleh generasi selanjutnya. (mdk/jen)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tokoh yang satu ini sudah menjadi jurnalis sejak usia 25 tahun dan salah satu pendiri Kelompok Kompas Gramedia bersama temannya, Jakob Oetama.
Baca SelengkapnyaBerkat kontribusinya di dunia pers, nama Dja Endar Moeda selalu dikenang dan menjadi sosok penting dalam profesi jurnalistik Indonesia.
Baca SelengkapnyaLahir di Tarutung, Tapanuli, Sumatra Utara pada 26 Agustus 1914, Albert sudah menekuni dunia jurnalistik sejak usianya menginjak remaja.
Baca SelengkapnyaNamanya semakin terkenal ketika ia membuat novel berjudul Asmara Jaya dan Darah Muda.
Baca SelengkapnyaRohana Kudus menjadi jurnalis perempuan pertama Indonesia yang tercatat dalam sejarah. Seperti apa kiprahnya?
Baca SelengkapnyaSelama berkecimpung di ranah perpolitikan, Djohan dikenal dengan pergerakan bawah tanahnya.
Baca SelengkapnyaPada 1998, terjadi penculikan sejumlah aktivis di era orde baru. Nezar menjadi salah satu korban penculikan tersebut.
Baca SelengkapnyaAsisi dan istri bertemu dengan saksi mata maupun para korban perang masa lalu di beberapa negara.
Baca SelengkapnyaDia dikenal sebagai Dokter Air Putih saat di Belanda.
Baca SelengkapnyaHasan Nasbi sempat menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat di Universitas Indonesia.
Baca SelengkapnyaRohana Kudus adalah sosok pahlawan nasional yang dikenal sebagai wartawan perempuan pertama di Indonesia.
Baca Selengkapnyadr. Roebiono Kertopati merupakan perintis persandian di Indonesia yang menjadi cikal-bakal berdirinya BSSN.
Baca Selengkapnya