Pria Sragen Ciptakan Inovasi Biogas Kemasan Kaleng, Berikan Keuntungan Bagi Peternak
Harga biogas kaleng hasil inovasi Sugiyono lebih murah dibandingkan dengan gas pada umumnya.

Harga biogas kaleng hasil inovasi Sugiyono lebih murah dibandingkan dengan gas pada umumnya.

Pria Sragen Ciptakan Inovasi Biogas Kemasan Kaleng, Berikan Keuntungan Bagi Peternak
Sugiyono, seorang pria asal Dukuh Jambean, Kecamatan Sambirejo, Sragen, menciptakan inovasi agar biogas dari kotoran ternak bisa dimanfaatkan banyak orang. Jika selama ini biogas hanya dimanfaatkan pemilik ternak dengan sistem instalasi pipa, Sugiyono mulai memikirkan bagaimana caranya agar energi alternatif itu bisa dimanfaatkan banyak orang.


Ia pun kemudian berinovasi dengan mengemas biogas ke dalam kaleng. Ia memberi sejumlah sentuhan peralatan dengan memasang kompresor bekas AC, konektor, dan alat pengukur tekanan gas pada kaleng sehingga bisa digunakan di mana saja.

Inovasi yang diciptakan Sugiyono juga membawa keuntungan bagi peternak karena mereka bisa menjual biogas. Harga biogas kaleng hasil inovasi Sugiyono lebih murah dibandingkan dengan gas pada umumnya.
“Gas ini bisa dikonsumsi oleh orang lain juga, tetapi tidak menggunakan metode pemipaan. Jadi ini saya uji coba di gas kaleng tapi bisa dilihat dan hasilnya bisa menyala,"
"Artinya ini tinggal disempurnakan untuk dikemas dengan kemasan lebih besar. Nah nanti harapan saya adalah desa itu punya energi mandiri. Jadi pengganti dari elpiji bisa ke biogas,”
ungkap Sugiyono dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Jumat (15/9).

Inovasi Sugiyono membawa berkah bagi peternak yang juga mengolah kotoran ternak menjadi biogas.
Selain bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sendiri, biogas kotoran bisa dijual sehingga mendatangkan pundi-pundi rupiah.
Produksi inovasi biogas dalam kemasan kaleng ini masih terbatas untuk warga Desa Jambean, terutama untuk warga penerima bantuan biogas. Selama ini Desa Jambean dikenal sebagai desa pengguna biogas dengan 15 titik biogas. Biogas ini menyebar pada tiga dukuh, yaitu 12 titik di Dukuh Sukorejo, dan 3 titik di Dukuh Jambean.
