Salatiga Diguncang Rentetan Gempa, Ini 4 Faktanya
Merdeka.com - Pada Sabtu (27/5), warga Salatiga dikejutkan dengan gempa berkekuatan M2,5. Walaupun kekuatannya lemah, namun getaran gempa begitu dirasakan warga.
Berdasarkan informasi awal dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa tersebut berada di darat, dengan titik sekitar 15 km Barat Daya Kota Salatiga.
Kedalaman pusat gempa sekitar 6 kilometer dengan guncangan yang dirasakan berkekuatan II MMI. Lalu seperti apa dampak yang ditimbulkan dari gempa tersebut? Berikut selengkapnya:
-
Bagaimana getaran gempa di Bali dirasakan? Gempa terjadi pukul 08.51 WITA dan getarannya terasa hingga beberapa detik.
-
Apa yang terjadi ketika gempa? Gempa bumi adalah apa yang terjadi ketika dua lempengan tiba-tiba bergeser. Permukaan tempat yang tergeser itu disebut bidang patahan
-
Mengapa gempa Bali terasa di beberapa wilayah? Dia menyebut, meski berkekuatan kecil, getaran gempa begitu dirasakan warga di sejumlah wilayah.
-
Bagaimana gempa Sangihe terjadi? 'Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault ),' kata Daryono dalam siaran pers yang diterima merdeka.com.
-
Berapa kekuatan gempa di Bali? Gempa 4,9 Magnitudo mengguncang Bali, Sabtu (7/9).
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
Penyebab Gempa
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Kepala BMKG Stasiun Geofisika, Hery Susanto Wibowo, mengatakan bahwa berdasarkan pengamatan yang dilakukan BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara sejak Sabtu (27/5) hingga Senin (29/5) dini hari, tercatat sebanyak empat kejadian gempa yang dirasakan warga Salatiga dan sekitarnya dengan magnitudo 2,2 hingga 2,5. Menurutnya, rentetan gempa itu masih satu rangkaian dengan rentetan gempa yang terjadi pada tahun 2021.
“Yang terlihat dari persebaran episenternya itu berdekatan dengan kejadian bulan Oktober sampai November 2021 yang dipicu oleh aktivitas sesar Merapi-Merbabu,” kata Hery, dikutip dari ANTARA pada Senin (29/5).
Kajian Mendalam
©2020 Merdeka.com
Lebih lanjut, Hery mengatakan bahwa di sekitar lokasi ada tiga sesar aktif, yaitu sesar Merapi-Merbabu, sesar Ungaran, dan sesar Rawapening. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan ada sesar-sesar lain yang belum teridentifikasi dan muncul di sekitar pusat gempa.
Mengenai hal ini, Hery masih butuh melakukan kajian mendalam. Oleh karena itu ia belum bisa memastikan kalau gempa yang terjadi disebabkan oleh sesar-sesar tersebut.
“Kalau dilihat dari persebarannya, rentetan gempa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir itu lebih mengarah ke sesar Merapi-Merbabu. Tapi masih butuh kajian lebih lanjut,” ungkap Hery.
Tetap Tenang
©2017 Merdeka.com
Hery mengatakan BMKG mengimbau warga Kota Salatiga agar tetap tenang terhadap rentetan gempa yang terjadi selama dua hari itu. Ia juga meminta agar warga tidak terpengaruh isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa. Pastikan juga tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” kata Hery.
Struktur Bangunan Tahan Gempa
©2016 Merdeka.com
Hery mengatakan berdasarkan peta geologi tahun 1975 khususnya lembar Magelang dan Semarang diketahui bahwa wilayah Salatiga, Ambarawa, dan sekitarnya tersusun oleh endapan aluvial yang dapat memperbesar gelombang atau gempa meskipun bermagnitudo kecil. Oleh karena itu, masyarakat setempat diimbau untuk membangun rumah yang tahan gempa guna mengantisipasi terjadinya kerusakan ketika terjadi gempa.
Ia menambahkan, rentetan gempa bermagnitudo kecil di Salatiga dan sekitarnya diharapkan dapat meredam kemungkinan terjadinya gempa bermagnitudo yang lebih besar karena energinya telah dirilis melalui gempa-gempa kecil. Terkait dengan rentetan gempa pada tahun 2021 di Salatiga dan sekitarnya, dia mengatakan berdasarkan data, magnitudo terbesar hanya mencapai 3,5.
"Berdasarkan survei makro atau survei langsung ke lapangan memang di sana terdapat kerusakan seperti retak-retak pada bangunan. Tentunya, kita juga harus melihat struktur bangunan yang ada di sana, apakah memang tahan gempa atau sesuai dengan kaidah pembangunan infrastruktur," katanya. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Getaran gempa cukup kuat dirasakan karena terjadi di darat.
Baca SelengkapnyaGempa bumi dengan magnitudo M4,4 mengguncang wilayah Batang, Jawa Tengah, hari ini Minggu (7/7).
Baca SelengkapnyaGempa Kabupaten Malaka NTT tidak berpotensi Tsunami
Baca SelengkapnyaLokasi gempa berada pada titik koordinat 7.35 LS - 106.49 BT.
Baca SelengkapnyaGempa dengan magnitudo 4,8 mengguncang Sumedang, Jawa Barat, pada Minggu (31/12).
Baca SelengkapnyaDalam sehari Kabupaten Sumedang diguncang tiga kali gempa.
Baca Selengkapnyaberlokasi pada koordinat 6.76LS, 106.53BT atau pusat gempa berada di darat 25 km Barat Laut Kabupaten Sukabumi
Baca SelengkapnyaSelain Garut, gempa bumi juga mengguncang Jayapura, Papua.
Baca SelengkapnyaGetaran gempa berkekuatan skala intensitas III-IV MMI terjadi di beberapa wilayah akibat gempa di Tuban.
Baca SelengkapnyaGetaran gempa cukup kuat membuat warga panik. Mereka berhamburan keluar rumah saat menyadari getaran gempa yang kuat, bahkan beberapa rumah mengalami rusak.
Baca SelengkapnyaAnalisa BMKG mendapati gempa tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal yang timbul akibat aktivitas sesar lokal wilayah setempat.
Baca SelengkapnyaHasil analisis BMKG, gempa bumi terletak pada koordinat 6.87° LS; 109.75° BT tepatnya di darat pada jarak 5 km arah Timur Laut Batang dengan kedalaman 6 Km.
Baca Selengkapnya