Aturan Penggunaan Disinfektan di Rumah, Perhatikan Frekuensi dan Intensitasnya
Merdeka.com - Ketika pandemi virus corona baru kian merebak, banyak daerah yang mengambil tindakan pencegahan penyebaran yang lebih luas. Di antaranya yaitu memberlakukan Kejadian Luar Biasa (KLB), menutup tempat wisata dan tempat umum. Seperti taman, serta dilakukan penyemprotan dengan disinfektan.
Diketahui, ada disinfektan yang mengandung alkohol dan klorin, dapat merusak lapisan lemak pelindung virus dan membuatnya menjadi lemah. Oleh sebab itu WHO menyarankan untuk menyemprot disinfektan terutama ke permukaan benda yang kerap disentuh banyak orang seperti gagang pintu, saklar, remot, meja, dan lain-lain.
Namun WHO juga menegaskan untuk tidak menyemprotkan disinfektan ke tubuh manusia karena dapat membahayakan kesehatan terutama jika masuk ke mulut maupun mata.
-
Kapan sebaiknya menggunakan masker? Gunakan masker ini secara rutin untuk mendapatkan kulit yang cerah.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
-
Bagaimana cara menjaga kebersihan udara dalam ruangan? Menjalankan cara menjaga udara dalam ruangan dapat membantu menurunkan risiko terkena kondisi kesehatan dan bahkan dapat meningkatkan kualitas hidup Anda.
-
Mengapa penting untuk menjaga kebersihan udara di dalam ruangan? Kualitas udara di dalam ruangan bisa Anda buat sebersih mungkin guna menjaga diri Anda dari terpaan penyakit saluran pernapasan.
-
Kapan sebaiknya masker ini digunakan? Untuk mendapatkan hasil yang optimal, disarankan untuk menggunakan masker ini 2-3 kali dalam seminggu.
-
Bagaimana cara mencegah infeksi paru-paru? Upaya Mencegah Infeksi Paru-paru 1. Menjaga kebersihan tanganSalah satu cara yang paling efektif untuk mencegah infeksi paru-paru adalah dengan selalu menjaga kebersihan tangan. Mencuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir dapat secara signifikan mengurangi jumlah mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan infeksi paru-paru. Sangat penting untuk menghindari kontak antara tangan yang mungkin terkontaminasi dengan area wajah, khususnya hidung dan mulut, guna mengurangi risiko penyebaran patogen. Selain itu, penggunaan hand sanitizer berbasis alkohol bisa menjadi solusi praktis saat tidak tersedia tempat untuk mencuci tangan.2. Hindari menyentuh wajah atau mulutMikroba dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh melalui membran mukosa yang terdapat di mulut dan hidung. Oleh karena itu, untuk mengurangi penyebaran mikroorganisme berbahaya, penting untuk menjaga kebersihan tangan dan secara aktif menghindari menyentuh wajah, terutama area mulut, hidung, dan mata.3. Jangan berbagi alat dengan orang lainMenggunakan peralatan makan atau alat kebersihan pribadi secara bersama-sama dapat meningkatkan risiko penularan penyakit paru-paru. Kebiasaan ini dapat menyebabkan penyebaran berbagai virus dan bakteri antar individu. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk memiliki dan menggunakan peralatan pribadi, terutama di tempat-tempat berisiko tinggi seperti rumah sakit atau area dengan kepadatan penduduk yang tinggi.4. Vaksinasi sebagai langkah pencegahanSelain menjaga kebersihan tangan, mengikuti program vaksinasi adalah langkah yang penting dalam mencegah infeksi paru-paru. Vaksin influenza dan vaksin pneumokokus dapat memberikan perlindungan yang signifikan terhadap infeksi virus dan bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia. Konsultasikan dengan tenaga medis profesional mengenai jadwal dan jenis vaksin yang sesuai dengan kondisi kesehatan serta faktor risiko yang dimiliki. Perlu diingat bahwa beberapa vaksin memerlukan dosis penguat untuk menjaga efektivitasnya.5. Hindari asap rokokMerokok serta terpapar asap rokok secara pasif dapat merusak sistem pertahanan alami paru-paru dan menurunkan daya tahan tubuh, sehingga meningkatkan risiko infeksi paru-paru. Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan dengan rutin membersihkan rumah, terutama di area yang cenderung lembab dan berdebu, dapat membantu mengurangi risiko infeksi. Penggunaan alat pembersih udara atau dehumidifier juga dapat meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan.6. Terapkan gaya hidup sehatTerakhir, untuk mencegah infeksi paru-paru, penting untuk menjaga pola makan yang seimbang dan menerapkan gaya hidup sehat. Mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi, terutama yang mengandung vitamin C dan D, serta zinc, dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. Mengurangi konsumsi alkohol, berolahraga secara teratur, dan memastikan tidur yang berkualitas juga berkontribusi pada peningkatan daya tahan tubuh terhadap berbagai infeksi, termasuk infeksi paru-paru. Manajemen stres yang baik, melalui teknik seperti meditasi atau yoga, juga dapat mendukung kesehatan sistem imun secara keseluruhan.
Lalu, seberapa sering Anda harus mendisinfektan rumah Anda terutama jika memiliki seseorang dengan gejala COVID-19 di rumah?
Memahami Pentingnya Mendisinfektan Rumah Anda
Pertama, penting untuk memahami mengapa Anda perlu mendisinfeksi permukaan benda di rumah Anda secara berkala.
2020 Merdeka.com/Imam Buhori
Virus ini menyebar ketika seseorang batuk atau bersin dan mengeluarkan tetesan pernapasan. Tetesan tersebut, dapat menempel ke permukaan yang keras yang kemudian kita sentuh atau dari tangan kita ke permukaan yang kita sentuh.
Virus ini dapat bertahan hidup pada permukaan yang berbeda untuk berbagai jangka waktu. Kemudian ada kemungkinan kita menyentuh dan terpapar oleh virus tersebut. Jika kita menyentuh wajah kita, kita berisiko menulari diri kita sendiri.
Jadi membersihkan permukaan yang kerap disentuh, di mana banyak tangan dapat menyimpan dan mengambil virus atau kuman lain, sangat penting. Keteraturan pembersihan dan disinfektan tergantung pada situasi khusus Anda dan apa yang berkembang di sekitar Anda.
Seberapa Sering Penyemprotan Kalau Tidak Ada Pasien Corona
Bahkan jika tidak ada seorang pun di rumah tangga Anda yang sakit.
"Anda harus tetap membersihkan secara teratur dan mendisinfeksi setiap hari sebagai tindakan pencegahan awal," kata Alexa Mieses, asisten profesor di departemen kedokteran keluarga di University of North Carolina, Chapel Hill dilansir dari Huffpost.
"Ada perbedaan antara membersihkan dan mendisinfeksi," katanya. Anda harus melakukan rutinitas pembersihan rutin, yang mencakup menghilangkan kotoran dan debu, dan produk pembersih rumah tangga biasa bisa digunakan untuk ini," imbuh Mieses.
"Namun, saat Anda mendisinfektan, Anda mencoba membunuh kuman. Untuk ini, Anda harus menggunakan pemutih atau pembersih dengan alkohol 70%," kata Mieses.
Seberapa sering Anda harus mendisinfeksi tergantung pada apakah Anda berada dalam kategori berisiko tinggi untuk COVID-19, berapa banyak orang yang tinggal di rumah Anda, dan seberapa sering Anda semua berbagi barang dan permukaan yang sama.
Meskipun tidak ada aturan yang keras dan ketat, Anda mungkin harus mendisinfeksi permukaan setiap kali Anda memiliki pengunjung dalam bentuk apa pun, dan mendisinfektan lebih sering jika Anda berisiko tinggi atau memiliki anggota keluarga yang bekerja di luar rumah.
"Anda mungkin tidak perlu membersihkan seluruh rumah Anda dari atas ke bawah setiap hari, tetapi lebih fokus pada permukaan sentuhan tinggi," kata Mieses.
Ketika kita berbicara tentang permukaan sentuhan tinggi, yang kita maksud adalah gagang pintu, meja, bak cuci, sakelar lampu, remote control, toilet, pegangan untuk apa pun, lemari atau barang-barang lain yang sering digunakan atau disentuh keluarga Anda, Mieses menjelaskan.
Kunci mobil, kacamata hitam, dan barang-barang lain yang mungkin sering Anda sentuh (dan dibawa keluar rumah) juga bagus untuk dibersihkan.
Frekuensi dan Intensitas Penyemprotan
Jika seseorang di rumah Anda mengalami gejala virus corona, Anda harus mendisinfeksi permukaan lebih banyak, sesering mungkin sebab, orang yang tidak sakit mungkin bersentuhan dengan mereka.
"Jika orang dengan gejala ringan, saya akan mendorong mereka untuk membersihkan area mereka sendiri jika mereka mengisolasi diri, sebanyak yang mereka bisa," kata S. Wesley Long, direktur medis mikrobiologi diagnostik di Rumah Sakit Methodist Houston. "Saya akan membersihkan dan mendisinfeksi permukaan bersama lebih sering."
2020 Merdeka.com/Imam Buhori
Mieses mengatakan Anda mungkin ingin mengenakan sarung tangan untuk "melindungi diri Anda dari bahan kimia yang keras dan meminimalkan risiko Anda," terinfeksi virus.
Cuci tangan Anda dengan sangat sering juga, terutama jika Anda pernah menyentuh sesuatu yang mungkin disentuh orang yang mempunyai gejala. Ingatlah untuk mencuci setidaknya 20 detikuntuk membunuh kuman secara efektif, dan perlu diingat bahwa sabun dan air lebih baik daripada pembersih tangan.
Cara Lain untuk Menjaga Kondisi Rumah Tetap Aman di Tengah Pandemi
Meski Anda akan banyak memanfaatkan disinfektan untuk keseharian Anda selama pandemi virus corona, penting untuk diperhatikan supaya tidak mencampur disinfektan dengan bahan kimia yang lain yang tidak Anda pahami dan ikuti instruksi pabrik maupun otoritas kesehatan yang terpercaya.
Tidak peduli seberapa sering Anda mendisinfektan, menjaga jarak fisik tetap perlu dilakukan. Serta mencuci tangan akan meminimalisir resiko tinggi terkena virus corona di rumah Anda sendiri.
Tetap di rumah, cuci tangan secara teratur, hindari menyentuh wajah Anda, hindari peralatan bersama seperti peralatan kebugaran. Tapi tetap aktif selama pandemi. Anda masih bisa berjalan-jalan di sekitar rumah, jadikan itu bagian dari rutinitas Anda.
Anda juga harus fokus pada kesehatan mental, selain kesehatan fisik.
"Ini bukan pertama kalinya dunia mengalami sesuatu seperti ini, tetapi ini adalah pertama kalinya bagi generasi kita," kata Mieses, menambahkan bahwa perasaan cemas dan depresi adalah respons khas terhadap apa yang terjadi.
Menjaga kesehatan mental akan berdampak pada kekebalan tubuh kita dalam menjaga kita dari virus corona. (mdk/amd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah hal perlu diterapkan saat baru sampai di rumah demi kebersihan dan kesehatan.
Baca SelengkapnyaPasien yang terjangkit virus cacar monyet (Mpox) tak harus dirawat inap.
Baca SelengkapnyaPakar mengungkap sejumlah kiat agar masyarakat dapat menjalani liburan Natal dan Tahun Baru dengan aman di tengah kasus Covid-19 yang meningkat.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Temukan Penyebaran DBD Meningkat, Kasus Paling Banyak di Jakarta Selatan
Baca SelengkapnyaPenyakit cacar memiliki sejumlah mitos yang kerap berbeda dengan fakta sesungguhnya.
Baca SelengkapnyaDi tengah serbuan polusi udara seperti ini, penting untuk melindungi kesehatan anak.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca Selengkapnya