Sering Digambar Anak SD Era 90-an, Ternyata Ini Sejarah di Balik Pemandangan 2 Gunung
Merdeka.com - Banyak anak-anak generasi 90-an zaman sekarang yang suka menggambar pemandangan dua gunung ketika SD. Pola lukisan itu umum digambar oleh anak-anak. Selain dua buah gunung yang menjulang, anak-anak memberi gambar tambahan seperti jalan, sawah, matahari, rumah, pohon, serta burung-burung.
Munculnya pola gambar gunung itu dipercaya berasal dari pelukis legendaris Tino Sidin. Pada era 1980-an, ia menjadi pembawa acara Gema Menggambar di TVRI dan berusaha untuk meningkatkan kemampuan menggambar anak-anak Indonesia.
-
Dimana nenek moyang menggambar di pasir? Temuan di lokasi itu meliputi serangkaian garis lurus panjang dalam pola segitiga yang mencakup garis pembagi dua sudut. Batu itu ditemukan di lokasi yang amat terpencil, di daerah terjal, dan bisa hancur oleh ombak dan badai.
-
Apa yang anak-anak gambar di dinding? Menggambar di dinding bukan hanya sekadar perilaku nakal atau tidak teratur, melainkan merupakan bentuk ekspresi kreatif yang wajar bagi anak-anak.
-
Mengapa nenek moyang menggambar di pasir? Penciptaan seni adalah salah satu karakteristik yang membuat kita menjadi manusia.
-
Dimana anak menggambar? Anda bisa menentukan 'batas' yang tidak terlalu ketat mengenai area yang boleh dihias oleh anak dengan gambar-gambar mereka.
-
Bagaimana nenek moyang menggambar di pasir pantai? Jika jejak kaki nenek moyang manusia bisa terawetkan di bukit pasir atau permukaan pantai, maka pola gambar yang mereka buat dengan kayu atau jari juga bisa terlihat, kata ahli.
-
Siapa yang membuat seni purba di gua Simanya? Menurut para peneliti, karya seni berupa ukiran dan lukisan itu menunjukkan karakteristik tematik dan formal yang sebanding dengan seni Paleolitikum yang ditemukan di Spanyol dan Prancis.
Jadi Acuan Para Guru
©wikipedia.org
Pada saat itu, acara Gema Menggambar begitu populer di kalangan anak-anak. Salah satu metode menggambar yang diajarkan adalah menggambar pemandangan dua gunung dengan sawah di bawahnya.
Pola gambar ini kemudian menjadi acuan bagi guru-guru dalam mengajar dan menurun hingga kini di antara anak-anak Indonesia. Namun lama-lama pola gambar yang dimaksud justru mendapat kritik yaitu pengekangan terhadap kemampuan daya cipta anak dan kebebasan berpikir. Adanya pola ini dinilai membuat anak didik takut untuk menjadi berbeda dan unik.
Dilansir dari Wikipedia, pemandangan ini pula dinilai tidak memperlihatkan keragaman tempat bagi anak-anak yang tinggal di daerah dengan kondisi geografis lain seperti pesisir, padang rumput, bahkan perkotaan.
Ada pula yang menganggap bahwa pemandangan itu sebagai propaganda untuk melanggengkan gagasan bahwa Indonesia merupakan negara maritim.
Ada di Kehidupan Nyata
©2023 brilio.net
Usut punya usut, pemandangan dua gunung itu ternyata ada di kehidupan nyata. Dua gunung itu adalah Sumbing dan Sindoro yang terletak di Provinsi Jawa Tengah.
Jika dilihat dari kejauhan, kedua gunung ini terlihat kembar. Apalagi di lerengnya terdapat sawah milik warga dan juga sebuah jalan. Persis apa yang diajarkan Tino Sidin pada anak-anak SD melalui televisi.
Gunung Sumbing terletak di Kabupaten Temanggung dengan ketinggian 3.340 mdpl, sementara Gunung Sindoro terletak di perbatasan Kabupaten Temanggung dan Wonosobo dengan ketinggian 3.155 mdpl. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Museum ini dibangun untuk mengenalkan sosok Pak Tino pada pemuda generasi sekarang.
Baca SelengkapnyaDi balik pesonanya, tersimpan cerita tragis yang dialami oleh para pendaki Gunung Singgalang ini.
Baca SelengkapnyaMomen sekolah para murid SD era 90-an berhasil memantik atensi. Sebuah potret nostalgia beredar di jagat media memperlihatkan alat-alat sekolah di tahun itu.
Baca SelengkapnyaGambar ini dibuat sebelum Gunung Vesuvius di Pompeii, Italia, meletus pada tahun 79 Masehi,
Baca SelengkapnyaFoto-foto nostalgia ini bukan hanya sekadar gambar, melainkan juga jendela yang mengingatkan kita pada momen-momen indah di masa kecil.
Baca SelengkapnyaBeberapa gunung di Indonesia diliputi kisah-kisah mistis yang berkaitan dengan pertapaan.
Baca SelengkapnyaSelain di SD Negeri Saenam, ini potret sekolah dasar lain dengan pemandangan yang tak kalah cantik di Tana Toraja.
Baca SelengkapnyaHamparan perbukitan hijau yang menawan, langit biru yang cerah, serta udara segar khas pegunungan menciptakan suasana tenang dan damai di lingkungan sekolah.
Baca SelengkapnyaDulu gambar toong sempat viral di masanya, anak-anak yang ingin menonton diharuskan membayar sebesar Rp5 sampai Rp10 rupiah
Baca SelengkapnyaTak hanya menyimpan keindahan dan keeksotisan alam, Gunung Kerinci juga menyimpan banyak kisah mistis dan misteri yang belum terpecahkan hingga kini.
Baca SelengkapnyaPada zaman tersebut, ada berbagai hal yang rasanya kian menarik untuk dikenang di masa kini.
Baca Selengkapnya