Tari Rampak Gedruk Buto, Kesenian Ikon Kemarahan Raksasa Lereng Merapi
Merdeka.com - Tradisi dan kebudayaan erat kaitannya dengan ikatan manusia, alam dan pencipta. Keyakinan menghasilkan ritual dalam kultus yang terjaga dalam adat istiadat. Sebuah keunikan Indonesia yang patut dibanggakan. Tersebar di setiap daerah dengan ciri khasnya masing-masing. Begitupula sebuah tradisi di Lereng Gunung Merapi ini. Berdandan ala monster yang rupanya begitu menyeramkan.
Inilah kesenian Tari Rampak Gedruk Buto, lahir di Magelang Jawa Tengah. Berkembang hingga Boyolali, Semarang, bahkan menjamah ke Sleman, Yogyakarta. Para pemerannya menari dengan gerakan tangan dan kaki yang kompak. Cosplay monster dalam Tari Rampak Gedruk Buto ini menjadi ikon dari raksasa yang mendiami Gunung Merapi.
Warga Lereng Merapi percaya, melihat kerusakan alam yang merajalela akan memicu kemarahan dari raksasa. Tak hanya sekedar kesenian, makna untuk menjaga alam tercurah pada kesenian unik di Lereng Merapi ini.
-
Kenapa reptil purba menyeramkan? Reptil ini, dengan tubuh ramping dan moncong panjang, menunjukkan kemiripan dengan buaya dan hidup dalam periode transisi antara kehidupan darat dan semi-akuatik.
-
Siapa yang melihat makhluk menyeramkan di Taman Maluku? Ketika tim DANUR 2: MADDAH akan syuting di taman ini, ada cerita menarik. Risa Saraswati, sang penulis DANUR, menggelar sebuah acara-alunan misteri. Dalam acara tersebut, Prilly Latuconsina mengaktifkan indera ke-6nya, sehingga dapat melihat makhluk yang tidak terlihat oleh mata biasa.
-
Seperti apa bentuk ular raksasa ini? Mengutip ScienceAlert, Senin (22/4), menurut analisis yang dilakukan oleh ahli geografi Debajit Datta dan ahli paleontologi Sunil Bajpai, tulang belakang ular ini menunjukkan kemungkinan besar ular ini adalah pemburu yang bergerak lambat dan menyerang mangsanya dengan penyergapan, mirip dengan perilaku anakonda.
-
Siapa yang membuat patung kepala ular? Patung kepala ular ini merupakan warisan dari Kekaisaran Aztec.
-
Mengapa kerangka raksasa itu berambut merah? Di sisi lain, beberapa melihatnya sebagai bukti yang mendukung keberadaan Si-Te-Cah dan kerabat mereka.
-
Apa yang unik dari tradisi Marosok? Keunikan lainnya dari tradisi Marosok adalah terjadinya tawar-menawar yang berlangsung tanpa suara dan hanya menggunakan bahasa isyarat dengan jari tangan.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Tari Rampak Gedruk Buto biasanya menjadi kesenian tahunan untuk memeriahkan perayaan tertentu. Buto digambarkan dalam sebuah kostum menyeramkan dengan raut kemarahan. Simbol inilah keyakinan warga Lereng Merapi akan kemarahan sang raksasa. Kerusakan alam, eksploitasi, pembukaan lahan akibat ulah tangan manusia.
Mengingat, Kerusakan lingkungan di kawasan Gunung Merapi dan Merbabu memang cukup parah. Diakibatkan oleh alih fungsi lahan konservasi menjadi lahan pertanian dan permukiman dan penggunaan pestisida yang berlebihan.
Berkat keunikannya, Rampak Gedruk Buto selalu menyedot masyarakat untuk berdatangan dan menyaksikan. Tak hanya hiburan semata, namun makna kemarahan Buto atau raksasa dipertahankan menjadi sebuah pelajaran menjaga alam.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Layaknya sebuah tarian, Rampak Gedruk Buto punya ciri khas gerakannya sendiri. Tak begitu rumit, hanya didominasi dengan gerakan menghentakkan kaki secara beriringan. Hentakan kaki diiringi dengan ayunan tangan, menggambarkan kemurkaan raksasa yang gagah dan berkuasa.
Pada kaki mereka terpasang busa dengan puluhan lonceng yang menempel. Gemerincing suaranya memekakkan telinga, memecah keramaian. Berirama senada dengan hentakan kaki para penari Rampak Gedruk Buto. Diiringi lantunan irama kendang dan beberpa gamelan.
Kata rampak sendiri memiliki arti serempak, sedangkan gedruk berarti hentakan kaki. Nama kesenian ini menunjukkan gerakan tarian hentakan kaki bersama-sama yang menggambarkan hentakan kaki raksasa.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Kostum Rampak Gedruk Buto begitu menonjol pada topengnya yang menyeramkan. Pelototan matanya begitu besar dengan gigi runcingnya yang mencuat keluar. Terbuat dari ukiran kayu dengan warna yang beragam, mulai dari biru, merah, cokelat, kuning, hingga hitam.Pakaian yang dikenakan juga terdiri dari pilihan warna yang mencolok seperti merah, kuning, hijau, dan biru. Selain itu sayak atau untaian kain, sampur atau selendang, hiasan uncal, serta rambut sang buto.
Para penari Rampak Gedruk Buto biasnya terdiri dari 10 orang pemain. Kekompakan menjadi kunci utama membawakan tarian ini. Semakin kompak, maka hentakan kaki mereka semakin terdengar kencang. Rampak Gedruk Buto dapat dibawakan dengan arak-arakan atau dalam sebuah panggung pementasan.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Biasanya sebelum Tari Rampak Gedruk Buto digelar, para pemangku adat akan melakukan ritual. Doa dan sesajen dipersembahkan agar penari punya stamina lebih dan gerakan tariannya lebih kuat. Tak jarang, mereka juga melibatkan roh-roh para leluhur untuk memasuki para penari. Agar gerakan mereka lincah seperti buto atau raksasa.
Pementasan tarian ini biasanya berlangsung selama 45 menit. Tari Rampak Gedruk Buto menjadi wujud keprihatinan masyarakat dengan alam. Terlebih menjadi kesenian yang telah lama melekat pada penduduk Magelang sejak lama. Terinspirasi dari cerita perang Prabu Baka dan Babad Tanah Jawa. Tarian ini mengambil unsur 'garang' dari kemarahan sang raksasa. (mdk/Ibr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dahulu para penari asal Jawa Tengah dibawa ke Sukabumi untuk mengusir hewan buas dan makhluk halus melalui tarian.
Baca SelengkapnyaPara penari bisa mengangkat topeng ini dengan mudah bukan karena hal mistik.
Baca SelengkapnyaKonon Gunung Merbabu banyak dihuni makhluk halus dan menjadi pusat dari sebuah kerajaan gaib
Baca SelengkapnyaKesenian ini menarik untuk disimak karena menampilkan kekayaan budaya asli Cirebon.
Baca SelengkapnyaMitos-mitos ini telah diwariskan turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat sekitar gunung berapi paling aktif di Indonesia ini.
Baca SelengkapnyaPendengar kesenian ini konon bisa hilang kesadaran dan ikut menari.
Baca SelengkapnyaTak hanya menyimpan keindahan dan keeksotisan alam, Gunung Kerinci juga menyimpan banyak kisah mistis dan misteri yang belum terpecahkan hingga kini.
Baca SelengkapnyaTak hanya keindahan alamnya, 10 gunung ini juga menyimpan kisah mistis yang bikin bergidik ngeri
Baca SelengkapnyaGunung Kelam membentang dari arah barat ke timur dengan ketinggian 1.002 mdpl dan merupakan sebongkah batu raksasa atau monolit
Baca SelengkapnyaSalah satu tarian tradisional Indonesia ini mengandung kepercayaan dan juga penuh pesan moral yang mungkin relevan dengan kehidupan kita sekarang ini.
Baca SelengkapnyaKesenian Raja Dogar jadi aset budaya Garut yang harus dikenalkan dan dilestarikan.
Baca SelengkapnyaGunung Ciremai memiliki banyak mitos yang berkembang di tengah masyarakat, mulai dari keberadaan Kerajaan Nini Pelet hingga suara gamelan misterius.
Baca Selengkapnya