Menguak Fakta Gunung Kelam, Bongkahan Batu Monolit Terbesar di Dunia yang Ada di Kalbar
Mendengar kata Kalimantan mungkin yang terlintas di pikiran kita adalah Suku Dayak atau luasnya perkebunan sawit. Selain itu, kondisi geografis wilayah ini terkenal karena tidak dilewati lempeng tektonik sehingga minim sekali gempa.
Kalimantan juga memiliki beberapa gunung yang unik dan menarik jika diulas lebih mendalam. Salah satunya adalah Gunung Kelam yang berada di Kalimantan Barat (Kalbar), 20 km dari Kota Sintang dan 396 km dari Pontianak. (Foto: Wikipedia)
Gunung Kelam membentang dari arah barat ke timur dengan ketinggian 1.002 mdpl dan merupakan sebongkah batu raksasa atau monolit.
Gunung Kelam terkenal dengan tanaman endemik yaitu Kantong Semar dari jenis spesies Nepenthes clipeata. Gunung ini letaknya tepat di antara Sungai Melawi dan Sungai Kapuas.
Masih ada beberapa fakta-fakta unik Gunung Kelam. Simak informasi selengkapnya yang dirangkum merdeka.com berikut ini.
Habitat Keanekaragaman Hayati
Dilansir dari beberapa sumber, Gunung Kelam terkenal sebagai salah satu habitat paling penting di dunia untuk tanaman Kantong Semar. Tak hanya itu, gunung ini juga menjadi rumah bagi belasan habitat spesies yang berbeda.
Tanaman Kantong Semar jenis Nepenthes clipeata ini merupakan spesies tanaman yang sudah terancam punah dibandingkan dari seluruh jenis Kantong Semar yang ada. Gunung ini pertama kali ditulis oleh ahli botani asal Jerman bernama Johannes Gottfried Hallier pada tahun 1894.
Hallier sendiri adalah orang Eropa kedua yang berhasil mendaki Gunung Kelam setelah Dr. Gürtler dan mencapai puncak sebanyak lima kali.
Memiliki Lereng Curam
Mengutip dari kanal Liputan6.com, separuh sisi Gunung Kelam ini adalah lereng curam yang dibalut dengan hutan-hutan yang hijau nan rindang. Namun, separuh bagian ditutupi tebing besar berbentuk vertikal yang terbuat dari batu.
Untuk mendaki lerengnya para pengunjung harus mendaki lereng yang curam serta ditumbuhi semak-semak Gleichenia dan berdiri di bawah dinding batu tinggi yang mengelilingi lingkaran gunung.
berita untuk kamu.
Pada tembok tersebut didirikan tangga berbahan rotan yang curam setinggi 45 meter, lalu sisanya adalah sebuah besi-besi untuk berpijak. (Foto: djkn.kemenkeu.go.id)
Mendaki Menggunakan Tangga
Selain menyimpan keunikan, Gunung Kelam juga berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi objek wisata alam. Beberapa objek wisata seperti terbang layang hingga panjat tebing dengan ketinggian 50 sampai 1.000 meter.
Sekarang kawasan tersebut sudah direnovasi dan sudah dijadikan sebagai Pusat Perkemahan Pramuka. Agar bisa mencapai puncak, pengunjung bisa menaiki tangga dengan tinggi sekitar 90 meter yang berada di sisi barat.
Titik Awal Pendakian
Sebelum mencapai puncak, jalur pendakian dimulai dari papan penunjuk Pesona Wisata Bukit Kelam yang berjarak sekitar 22 kilometer atau satu jam menggunakan mobil dari Sintang.
Kemudian, ikuti jalan semen melewati kios-kios yang menjual berbagai jenis minuman sampai bertemu dengan tanda dengan tulisan 'Puncak' di atasnya. Tangga semen itu berlanjut melewati kolam air semen, menaiki tangga logam pendek selama pendakian.
Ada tiga bagian tangga yang panjang di atas menuju sebuah gua dengan pemandangan yang indah. Kemudian, terdapat sebuah batu besar bernama 'Batu Jengkol' berada di area berumput kecil dengan pemandangan perdesaan yang indah.
Mitos Mirip Tangkuban Perahu
Cerita-cerita yang berkembang di Gunung Kelam ini konon mirip seperti Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat. Bentuknya yang seolah-olah seperti perahu yang teronggok begitu saja.
Gunung Kelam sendiri adalah sebongkah batu besar yang dipikul oleh seseorang yang sakti bernama Bujang Beji dari daerah Kapuas Hulu untuk membendung Sungai Melawi.
Hal ini dilakukannya lantaran rasa iri hatinya yang mendalam pada seorang sakti lain bernama Temenggung Marubai. Ia merupakan seorang penguasa Sungai Melawi, sementara Bujang Beji menguasai Sungai Kapuas.
Keduanya suka menangkap ikan, tetapi tangkapan Temenggung Marubai selalu banyak karena selalu membiarkan ikan yang masih kecil lalu menangkapnya saat sudah besar. Rasa iri Bujang Beji terhadap tangkapan ikan Temenggung Marubai mendorongnya menangkap semua ikan di Sungai Kapuas tanpa memilih mana ikan kecil mana ikan besar. Akibatnya, ikan-ikan di daerah itu semakin sedikit.
Ia berniat menutup aliran Sungai Melawi dengan batu besar pada hulu Sungai Melawi. Akan tetapi, para dewi di kayangan menertawainya sampai Bujang Beji marah dan tali pengikat batunya yang terbuat dari rumput putus.
- Adrian Juliano
Tak jarang di Gunungkidul terdapat bukit yang tersusun dari batu karang seperti yang berada di lautan.
Baca SelengkapnyaGunung Talamau menjadi salah gunung tertinggi di Sumatra Barat yang termasuk dalam kategori tipe gunung api tidak aktif.
Baca SelengkapnyaAda spesies kantong semar yang membuat dua orang asal Jerman rela ke Gunung Sibuatan hanya untuk melakukan penelitian terhadap tumbuhan tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di puncak gunung ini, ratusan anggota Brimob melalui berbagai tempaan dan upacara untuk mendapatkan baret biru.
Baca SelengkapnyaDi bagian barat Pulau Sumatra, tepatnya di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, terdapat danau yang tak kalah indahnya untuk dikunjungi, yaitu Danau Maninjau
Baca SelengkapnyaSecara geologi situs ini terbentuk dari batu gamping koral dengan keadaan pesisir tanjung berupa pantai bertebing karang terjal hingga landai.
Baca SelengkapnyaBatu peninggalan di Pulau Samosir ini memiliki bentuk yang unik.
Baca SelengkapnyaBukit Barisan dengan gagah membentang di sepanjang pulau Sumatra ini memiliki deretan fakta unik yang belum banyak orang ketahui.
Baca SelengkapnyaSalah satu gunung api aktif yang berada di Selupu Rejang ini memiliki keindahan yang luar biasa, namun dibalik itu semua terdapat sebuah misteri.
Baca Selengkapnya