Punya Jalur Pendakian Terpanjang Kedua di Sumatra, Ini 4 Fakta Gunung Patah Bengkulu
Gunung Patah mempunyai medan pendakian yang sulit, tutupan hutan yang rapat akan menghambat perjalanan yang bisa berhari-hari.
Gunung Patah mempunyai medan pendakian yang sulit, tutupan hutan yang rapat akan menghambat perjalanan yang bisa berhari-hari.
Punya Jalur Pendakian Terpanjang Kedua di Sumatra, Ini 4 Fakta Gunung Patah Bengkulu
Pulau Sumatra tak hanya terkenal dengan Gunung Kerinci yang ada di Jambi atau Gunung Leuser yang berada di Sumatra Utara. Di Bengkulu, terdapat gunung bernama Gunung Patah yang tidak kalah mengesankan dan masih jarang dijamah oleh para pendaki dari komunitas pencinta alam.
Meski ketinggian Gunung Patah ini hanya 2.852 mdpl, jalur pendakiannya tidak bisa dianggap remeh. Gunung Patah mempunyai medan pendakian yang sulit, tutupan hutan yang rapat akan menghambat perjalanan yang bisa berhari-hari. (FOto: Instagram/khansa.syahlaa)
-
Dimana letak Gunung Padang? Sejak lama, Gunung Padang yang ada di Provinsi Jawa Barat dianggap sebagai struktur megalitik yang menduduki posisi istimewa sebagai situs suci oleh masyarakat lokal.
-
Apa nama gunung tertinggi di Indonesia? Carstenzs Pyramid atau yang lebih dikenal sebagai Puncak Jaya memiliki ketinggian 4.884 mdpl. Gunung satu ini berlokasi di Papua. Bisa dibilang, gunung ini merupakan gunung tertinggi di Indonesia.
-
Bagaimana struktur Gunung Padang? Gunung Padang terdiri dari lima teras batu berundak, dengan tembok penahan dan tangga yang menghubungkannya, yang berada di atas gunung berapi yang sudah mati.
-
Apa yang unik dari Gunung Batutara? Dihimpun dari merdeka.com, fakta menarik yang pertama dari Gunung Api Laut Batutara ini yaitu bisa meletus setiap 20 menit sekali.
-
Di mana Gunung Patenggeng berada? Sebuah bukit berdiri menjulang di tengah area persawahan, Kampung Sadarkarya, Kelurahan Linggamukti, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta.
Melansir dari kanal Liputan6.com, seorang pendaki bernama Khotaman dari Mapala Hiawata Universitas Muhammadiyah Palembang bersama rekan-rekannya pernah menjelajahi gunung ini dan menjadi orang pertama yang membuka jalur pendakian dari Desa Bandar Jaya Pagar Alam ke puncak.
Setiap orang yang ingin mendaki Gunung Patah disarankan untuk menggunakan jasa pemandu, karena potensi tersesat di tengah pendakian sangat besar. Tak hanya itu, selama mendaki juga memerlukan skill survival.
1. Jalur Pendakian Terpanjang
Meski gunung ini hanya memiliki ketinggian 2.582 mdpl, gunung ini memiliki jalur pendakian terpanjang kedua di Pulau Sumatra setelah Gunung Leuser di Aceh dan Sumatra Utara.
Hal ini terbukti dari waktu pendakian dari basecamp hingga ke puncak Gunung Patah yang harus ditempuh selama 7 hari bahkan hingga 10 hari, itu hanya untuk memantapkan jalur yang sudah dibuka oleh mahasiswa dari UMP tadi.
Selama pendakian berlangsung, ada banyak keunikan yang ditemukan di gunung ini seperti hutan lebat yang masih terisolir, lumut tebal, kawah aktif yang mengeluarkan asap yang sedikit beracun, serta air kawah yang berwarna biru.
2. Ada Anggrek Sumatra
Gunung Patah sendiri masih belum terjamah oleh manusia. Tentunya timbul sebuah pertanyaan, seperti apa kehidupan flora dan fauna di gunung ini?
Untuk mengetahui spesies flora dan fauna yang ada di Gunung Patah memicu adanya pengadaan ekspedisi tanaman bernama Anggrek Sumatra. Ekspedisi ini bertujuan untuk menelusuri lebih dalam soal tanaman endemik yang satu ini.
Selain itu, ekspedisi juga untuk menelusuri lebih jauh soal jenis-jenis anggrek yang ada di Gunung Patah dan seperti apa persebaran dari anggrek endemik Sumatra yang sampai sekarang belum terdata dengan baik. (Foto: Liputan6.com)
3. Hutan yang Masih Perawan
Fakta lain dari Gunung Patah ini adalah di beberapa titik kaki gunung terdapat vegetasi hutan yang masih tergolong lebat dan belum terjamah oleh manusia sedikitpun.
Dengan adanya hutan dengan vegetasi yang cukup lebat akan memicu siklus kehidupan satwa liar. Tentunya satwa liar sendiri bisa menjadi ancaman utama manusia ketika sedang melakukan pendakian di gunung ini.
4. Orang Basemah
Terakhir, di Gunung Patah ini terdapat penduduk yang bernama Orang Basemah. Keunikan dari masyarakat ini adalah menjunjung filosofi hidup yang memegang sistem Matrilineal dan Patrilineal.
Selain menganut dua konsep kekeluargaan, masyarakat Basemah juga memiliki budaya dalam pengelolaan hutan yakni tiap perempuan dan laki-laki memiliki derajat yang sama. Mayoritas kehidupan sehari-hari mereka itu adalah menjadi petani untuk lahan kebun mereka sendiri.
Perempuan Basemah tidak hanya mencuci, memasak, dan membersihkan rumah saja, melainkan juga mengelola kebun seperti memetik sayuran dan kopi, mencari kayu, mengambil rotan hingga memancing ikan. (Foto: Wikipedia)