Warga Jogja Diminta Waspadai Siklon Tropis Herman, Ini Penjelasan BMKG
Merdeka.com - Walaupun tengah memasuki masa musim pancaroba, namun cuaca ekstrem diprediksi masih akan terjadi pada beberapa waktu ke depan, terutama di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Terkait kabar ini, BMKG meminta warga DIY untuk mewaspadai kemunculan Siklon Tropis Herman di Samudera Hindia. Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta Warjono mengatakan bahwa siklon tropis itu diprediksi aktif hingga 4 April 2023.
“Siklon Tropis Herman memengaruhi peningkatan suplai udara di wilayah Jawa, sehingga aktivitas awan konvektif relatif meningkat. Hal ini memengaruhi terjadinya beberapa kondisi cuaca yang cukup ekstrem di wilayah Jawa dan Yogyakarta,” kata Warjono dikutip dari ANTARA pada Jumat (31/3).
-
Kenapa BMKG minta warga waspada? Akibat prediksi itu masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya.
-
Mengapa BMKG memperingatkan warga di Jateng tentang El Nino? Oleh karena itu, lembaga tersebut memperingatkan warga di berbagai daerah, termasuk di Jateng agar waspada terhadap fenomena tersebut.
-
Apa yang diprediksi BMKG tentang musim kemarau tahun ini? Musim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. BMKG memprediksi musim kemarau 2023 ini akan dibarengi dengan fenomena El Nino.
-
Kapan puncak musim kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Kapan BMKG memprediksikan hujan akan turun di Jawa-Nusa Tenggara? BMKG menjelaskan pola tekanan rendah di laut China Selatan itu akan berlangsung hingga 3-4 hari ke depan. Namun trennya akan cenderung menurun. Sehingga akan terjadi potensi peningkatan curah hujan di wilayah Jawa-Nusa Tenggara mulai 23 Desember 2023.
-
Kapan cuaca ekstrem diperkirakan terjadi di Jateng? Pada Minggu (7/4), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik khususnya yang mengendarai sepeda motor agar mewadahi potensi cuaca ekstrem dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayag Jateng.
Posisi Terkini
©2023 Merdeka.com
Mengacu pada pantauan BMKG, posisi siklon yang pertama kali terdeteksi pada Rabu (29/3) itu masih berada di Samudera Hindia di sisi selatan Jawa Tengah dan Yogyakarta. Diprediksi siklon itu bergerak ke arah tenggara dengan kecepatan 5 knot.
Siklon Tropis Herman kemudian diperkirakan bergerak menuju wilayah pertengahan perairan Indonesia dan akan kembali ke arah barat.
“Jadi posisinya akan bergerak ke wilayah sebelah selatan Jawa Tengah dan DIY. Puncaknya nanti di sebelah timurnya adalah hari ini (31/3) pukul 12.00 WIB dan akan kembali lagi ke arah barat,” kata Warjono.
Potensi Hujan Es
©Instagram/@batang.update
Warjono mengatakan, adanya Siklon Herman bisa berpotensi membawa dampak cuaca ekstrem pada beberapa wilayah DIY dalam beberapa hari terakhir. Bila hal ini terjadi, awan-awan konvektif akan mulai terbentuk di sebelah barat Gunung Merapi, seperti di wilayah Salaman, Magelang, dan Turi, Sleman.
Apabila telah berwarna gelap, awan konvektif ini, atau bisa juga disebut awan tower, akan bergerak dari Sleman menuju Kota Yogyakarta, lalu lanjut ke Bantul dan Gunungkidul.
Walaupun hujan yang terjadi relatif singkat, namun wilayah yang dilewati awan tersebut akan terdampak angin yang bersifat merusak. Bahkan angin puting beliung berpotensi terjadi di daerah datar, khususnya daerah Bantul, karena memiliki daerah yang datar.
Perlu Diwaspadai
©Instagram/@merapi_uncover
Oleh karena itu, Warjono mengatakan apabila masyarakat mulai melihat munculnya awan tower sekitar pukul 10.00 WIB atau pukul 11.00 WIB, maka kewaspadaan perlu ditingkatkan.
Sebagai mitigasi, ia mengimbau pada warga untuk memangkas pohon yang berpotensi roboh dan menghindari berteduh di bawah baliho atau pohon.
“Pola-pola pergerakan awan ini memang lokal terjadi di Yogyakarta. Ini perlu diwaspadai sehingga ketika ada tanda-tanda cuaca ekstrem di wilayah itu tentunya kita akan lebih siap untuk menghadapinya,” kata Warjono. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca Selengkapnya14 daerah tersebut berpotensi mengalami cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang disertai dengan petir serta angin kencang.
Baca SelengkapnyaBMKG menetapkan 12 daerah berstatus siaga hingga waspada cuaca ekstrem
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah di DIY diprediksi akan dilanda angin kencang.
Baca SelengkapnyaCuaca buruk akibat terbentuknya bibit siklon tropis di Samudra Hindia bagian tenggara.
Baca SelengkapnyaHujan badai yang dimaksud yaitu hujan disertai angin kencang serta kilat dan petir.
Baca SelengkapnyaPotensi terjadinya cuaca ekstrem akibat adanya intervensi tiga bibit siklon tropis secara sekaligus.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data 16 Januari 2024, Sistem Siklon Tropis Anggrek berada di posisi 9.4° LS, 93.3° BT dengan kecepatan angin maksimum 40 knot.
Baca SelengkapnyaPrakiraan BMKG: Ada Potensi Cuaca Ekstrem di Musim Mudik, Sejumlah Daerah akan Hujan Hingga Angin Kencang
Baca SelengkapnyaPuncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaBNPB menyebut terdapat sekitar 39 kejadian bencana alam yang terjadi selama periode 4-10 Maret 2024.
Baca Selengkapnya"Waspada cuaca ekstrem pada 29 Januari - 1 Februari 2024," imbau BPBD DKI.
Baca Selengkapnya