6 Juli: Wafatnya A.T Mahmud, Pencipta Lagu Anak Populer Pelangi dan Ambilkan Bulan
Merdeka.com - Siapa yang tak kenal lagu anak-anak populer seperti Pelangi, Anak Gembala, Ambilkan Bulan, hingga Cicak di Dinding? Ya, lagu-lagu anak sederhana ini seolah tak lekang ditelan zaman.
Para ibu secara turun temurun menyanyikan lagu-lagu ini untuk anak-anaknya. Para guru TK juga tak henti mengajarkan lagu-lagu ini kepada murid-murid kecilnya.
Adalah bapak Abdullah Totong Mahmud atau yang lebih dikenal sebagai A.T Mahmud yang menciptakan lagu-lagu anak Indonesia legendaris ini. Berkatnya, masa kecil anak-anak Indonesia diwarnai dengan lagu-lagu ceria dan edukatif.
-
Kapan A.T. Mahmud mulai menciptakan lagu anak? Momen ia mulai melahirkan lagu untuk anak-anak ketika tahun 1962.
-
Kenapa A.T. Mahmud membuat lagu anak-anak? Perbedaannya antara lagu anak dan dewasa terletak pada pikiran, perasaan, dan perilaku anak itu sendiri. Ia pun mempelajari pola lagu anak yang sudah ada, seperti ciptaan dari ibu Sud, salah satunya.
-
Dimana A.T. Mahmud lahir? Abdullah Totong Mahmud, lahir di Palembang, Sumatera Selatan pada 3 Februari 1930.
-
Mengapa lagu anak penting untuk tumbuh kembang? Keberadaan lagu anak-anak tidak hanya untuk hiburan anak semata, namun juga memiliki dampak positif untuk tumbuh-kembang mereka. Lagu anak-anak memiliki peranan penting dalam tumbuh kembang buah hati.
-
Siapa pencipta lagu "Pelangi"? Salah satu mahakarya dari A.T. Mahmud yang masih terus dikenal sampai detik ini adalah lagunya yang berjudul 'Pelangi'.
-
Siapa yang menciptakan lagu ini? Lagu Gundul-gundul Pacul adalah lagu tradisional Jawa yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga, salah seorang tokoh penting dalam sejarah Islam di Indonesia.
Di masa hidupnya, A.T Mahmud telah menciptakan beberapa lagu anak-anak yang masih populer dan didengar hingga sekarang. Berikut adalah ulasan singkat mengenai bapak A.T Mahmud yang menarik untuk diketahui.
Mengenal Abdullah Totong Mahmud
Masagus Abdullah Mahmud atau lebih dikenal dengan nama A.T. Mahmud lahir di Kampung 5 Ulu Kedukan Anyar, Palembang, Sumatra Selatan pada tanggal 3 Februari 1930. Beliau adalah seorang pencipta lagu anak-anak Indonesia yang hingga kini masih dikenal luas berkat lagu-lagu ciptaannya.
A.T Mahmud adalah anak kelima dari sepuluh bersaudara, dengan ibu bernama Masayu Aisyah dan ayah bernama Masagus Mahmud. Di lingkungan terdekatnya, A.T Mahmud lebih akrab dengan julukan Totong.
Tertulis dalam sebuah mini biografi berjudul A.T. Mahmud: Pencipta Lagu Anak-anak yang disusun oleh Tata Danamiharja, disebutkan bahwa nama Totong konon berasal dari keluarga Sunda yang menjadi tetangga orangtua A.T. Mahmud saat ia masih bayi.
A.T Mahmud Mahmud masuk ke Sekolah Rakyat (SD) ketika tinggal di Sembilan Ilir. Setahun kemudian, setelah berumur 7 tahun ia dipindahkan ke Hollandsch-Inlandsche School (HIS) 24 Ilir.
Pada tahun 1942, Pemerintah Hindia Belanda menyerah pada bala tentara Jepang. Saat itu A.T Mahmud duduk di kelas V HIS. Dalam keadaan peralihan kekuasaan pemerintahan, ia pindah ke Muaraenim. Di sana, ia dimasukkan ke sekolah eks HIS yang telah berganti nama menjadi Kanzen Syogakko. Di sinilah ia mulai bermain sandiwara dan mengenal musik.
Perjalanan Pendidikan A.T Mahmud
Saat pindah ke Muaraeni, A.T Mahmud berkenalan dengan Ishak Mahmuddin, seorang anggota orkes musik Ming yang terkenal di kota tersebut. Ming adalah nama pemimpin orkes. Alat yang dikuasai Ishak adalah alat musik tiup saksofon, selain beberapa alat musik lain. Ishak jugalah yang kemudian mengajarinya bermain gitar. Selain itu, Ishak yang pandai mengarang lagu juga turut membimbingnya mengarang lagu.
A.T. Mahmud menulis dalam pengantar buku Pustaka Nada: 230 Lagu Anak-anak (2008) bahwa Ishak Mahmudin adalah orang pertama yang mengajarinya bermain gitar sekitar tahun 1943 di kota Muaraenim, sekaligus mengenalkannya pada dunia musik. Ishak adalah pemusik dan salah seorang pencipta lagu Sumatera Selatan yang telah memberikan pengaruh pada A.T Mahmud dalam hal menciptakan lagu.
Di masa revolusi pada tahun 1945-1949, A.T Mahmud tak dapat bersekolah dengan baik. Ia ikut masuk dalam kancah perjuangan dengan menjadi anggota Tentara Pelajar. Setelah Belnada menyerah kepada Jepang, A.T Mahmud pun memutuskan untuk meneruskan pendidikannya.
A.T Mahmud dinyatakan lulus dari SMU bagian Pertama (SLTP) setelah mengikuti ujian akhir pada tanggal 11-16 Agustus 1950. Namun, ketiadaan biaya membuatnya tidak dapat segera melanjutkan pendidikan. Ia lantas ditawari pekerjaan di bank oleh pamannya, Masagus Alwi. Selama beberapa tahu, A.T Mahmud bekerja bersama pamannya di bank ini.
Sudah bekerja tak lantas menyurutkan semangat A.T Mahmud untuk mengenyam pendidikan. Saat itu, kebetulan di Palembang sedang dibuka Sekolah Guru bagian A (SGA) yang memberi tunjangan belajar bagi siswanya selama tiga tahun, dengan syarat setelah tamat bersedia ditempatkan di mana saja sebagai guru.
Ia pun berhenti bekerja di bank dan segera mendaftar sebagai siswa baru di SGA. Selama tiga tahun, yakni dari tahun 1951 hingga 1953 ia menghabiskan waktunya belajar di SGA. Segera setelah lulus dari SGA, ia ditempatkan di Tanjungpinang, Riau, untuk menjadi guru SGB di kota itu.
Pernikahan A.T Mahmud dengan Mulyani Sumarman
Kala itu di kota Tanjungpinang, para guru dan pegawai negeri sipil dibayar menggunakan mata uang dollar. Hal itu tentu membuat kehidupan A.T Mahmud berkecukupan. Di kota ini pula ia bertemu dengan calon istrinya, Mulyani Sumarman yang adalah seorang guru Bahasa Inggris SMP Negeri. Hubungan mereka pun semakin dekat dan erat.
Menjelang tahun ketiga berada di Tanjungpinang, A.T Mahmud memutuskan untukpindah ke Jakarta. Dirinya ingin melanjutkan pendidikan di B.I. Jurusan Bahasa Inggris dan membangun rumah tangga dengan Mulyani. Pada tahun 1956, ia akhirnya pindah ke Jakarta dan diangkat menjadi guru di SGB V Kebayoran Baru.
Selanjutnya, ia pun mendaftarkan diri di B.I. Jurusan Bahasa Inggris. Tanggal 2 Februari 1958, ia menikah dengan Mulyani. Kemudian Mulyani diboyong ke Jakarta setelah mengajukan permohonan pindah mengajar. Mereka dikarunia tiga orang anak, yakni seorang laki-laki dan dua orang anak perempuan bernama Ruri Mahmud, Rika Vitrina, dan Revina Ayu.
Asal Mula Lagu "Pelangi" yang Legendaris
Inspirasi lagu Pelangi karya A.T Mahmud hadir saat ia mengantar anaknya, Rika, yang masih berusia lima tahun sekolah di TK. Di tengah perjalanan, Rika berteriak, "Pelangi!" sambil menunjuk ke arah langit.
Berkat momen itu, ia mulai menyanyikan pelangi degan mencari kata-kata yang tepat yang dapat mewakilkan pikiran anak kecil. Selanjutnya saar tiba di rumah, ide lagu pelangi ini ia iringi dengan gitar dan jadilah sebuah lagu.
Lagu anak-anak tentu berbeda dengan lagu untuk orang dewasa. Perbedaannya terletak pada pikiran, perasaan, dan perilaku anak itu sendiri. A.T Mahmud berusaha untuk memahami hal ini saat menciptakan lagu-lagu anak lainnya.
Sementara itu, lagu Ambilkan Bulan tercipta saat anaknya Rika tengah bermain di beranda rumah. Kala itu bulan tengah purnama, dan sang anak menyeletuk minta diambilkan bulan. Tertulis dalam A.T. Mahmud Meniti Pelangi: Sebuah Memoar (2003), saat itu ia terdiam. Agaknya ia kaget mendengar permintaan ‘aneh’ tersebut. Kejadian ini berlalu begitu saja. Akan tetapi, permintaan Rika akan bulan tidak mudah untuk dilupakan. Berkat momen ini, lahirlah lagu Ambilkan Bulan.
Lagu anak-anak karya A.T Mahmud lainnya juga digubah berkat momen-momen tak terduga bersama anak-anaknya ini. A.T Mahmud sendiri wafat pada tanggal 6 Juli 2010 di Jakarta dengan meninggalkan banyak sekali karya tak terlupakan yang akan terus menghiasi masa kecil anak-anak Indonesia. (mdk/edl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Abdullah Totong Mahmud, atau yang dikenal A.T Mahmud karya-karyanya terus abadi. Salah satu lagu yang populer ialah 'Pelangi'.
Baca SelengkapnyaMuhamad Arief pencipta lagu Genjer-Genjer pernah dimarahi ayahnya karena menciptakan lagu hingga dini hari.
Baca SelengkapnyaRizky Billar buatkan lagu untuk putranya. Berharap anak-anak nyanyikan lagu sesuai usianya.
Baca SelengkapnyaBahkan Abdul Mu'ti berkelakar nantinya tidak ada lagi anak TK yang bernyanyi lagi 'Ada Pelangi di Mata Mu'
Baca SelengkapnyaCak Diqin meninggal dunia pada Jumat 10 November 2023. Kepergiannya jadi duka mendalam bagi banyak pihak.
Baca SelengkapnyaGalang Rambu Anarki lahir di Jakarta pada 1 Januari 1982 dari pasangan Iwan Fals dan Rosana. Dirinya sempat berkarir sebagai musisi bersama band Bunga.
Baca SelengkapnyaMomen itu terjadi saat Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan istri mendengarkan lagu yang dinyanyikan Aquene puteri dari Sultan Djorghi.
Baca SelengkapnyaNadhif Basalamah saat ini viral usai lagu ciptaannya viral.
Baca SelengkapnyaSelama hidupnya, ia menciptakan lebih dari 100 lagu. Lagu ciptaannya cenderung menggambarkan sebuah kehidupan yang sepi.
Baca SelengkapnyaPuput Novel telah menghembuskan napas terakhirnya. Semasa hidupnya, Puput dikenal sebagai mantan penyanyi cilik yang sudah banyam mencetak lagu hits.
Baca SelengkapnyaRumah Abiem Ngesti diketahui berlokasi di Desa Kali Putu, Kudus, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaVideo anak-anak di YouTube berhasil meraih popularitas yang tinggi dan sangat digemari. Apa saja video tersebut?
Baca Selengkapnya