75 Peribahasa Jawa Bijak dan Penuh Nasihat Baik, Cocok untuk Status
Merdeka.com - Memahami sebuah kehidupan bisa melalui berbagai cara. Pengalaman mungkin menjadi yang terbaik jika ingin merasakannya, namun tidak semua orang memilikinya. Oleh karena itu, orang-orang menggunakan kalimat-kalimat peribahasa atau pepatah untuk membantu memahami hidup.
Salah satu pepatah yang dapat dijadikan sebagai acuan adalah pepatah Jawa. Seperti yang kita tahu, budaya Jawa terkenal dengan sopan santunnya. Dan hal tersebut juga tergambar dalam peribahasa Jawa.
PeribahasaJawa menjadi pepatah yang masih sering digunakan hingga saat ini. Di dalam peribahasa Jawa terdapat pesan dan nasihat tentang kehidupan yang dapat menjadi inspirasi. Peribahasa Jawa juga memiliki makna yang kaya akan nilai-nilai moral, sehingga peribahasa Jawa ini cocok dijadikan sebagai penuntun dalam bersikap.
-
Bagaimana cara kata-kata bijak bahasa Jawa membantu memotivasi? 'Aja adigang adigung adiguna' – Jangan sombong dengan kekuatan, kebesaran dan kepandaian
-
Apa pesan inti kata motivasi Jawa? Dengan memahami dan menerapkan kata-kata mutiara tersebut, diharapkan kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan bijaksana dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
-
Bagaimana kata-kata Jawa Kuno dijadikan petuah dan sindiran? Oleh karena itu, kata-kata Jawa Kuno cocok dijadikan petuah dan sindiran yang sulit dilupakan.
-
Apa fungsi utama dari kata-kata bijak dalam bahasa Jawa? 'Urip iku urup' – Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita
-
Dimana kita dapat menemukan filosofi Jawa tentang kehidupan? Bahasa Jawa memiliki beragam kalimat yang mengandung filosofi tentang kehidupan.
-
Mengapa kata-kata Jawa Kuno tentang kehidupan banyak dicari oleh masyarakat? Tidak bisa dipungkiri, sering kali kata-kata Jawa Kuno menceritakan tentang kehidupan.
Tak hanya sebagai inspirasi, menggunakan peribahasa Jawa juga menjadi langkah untuk melestarikan kebudayaan Jawa. Berikut ini telah kami rangkum dari berbagai sumber, beberapa peribahasa Jawa yang bisa Anda jadikan sebagai nasehat dalam menjalani hidup.
Peribahasa Jawa Sebagai Sarana Nasihat
1. "Mikul dhuwur mendhem jero".
Seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tua.
2. "Becik ketitik, ala ketara".
Perbuatan baik akan selalu dikenali, dan perbuatan buruk nantinya juga akan diketahui juga.
3. "Dhemit ora ndulit, setan ora doyan".
Berupa doa dan harapan agar selalu diberi keselamatan, tidak ada suatu halangan dan rintangan.
4. "Kakehan gludug kurang udan".
Terlalu banyak bicara namun tidak pernah memberi bukti.
5. "Desa mawa cara, negara mawa tata".Setiap daerah memiliki adat istiadat atau aturan yang berbeda.
6. "Dudu sanak dudu kadang, yen mati melu kelangan".
Meskipun tidak ada ikatan darah, namun terasa sudah seperti bagian dari keluarga, yang jika ada duka, ikut merasa sedih dan kehilangan.
7. "Ngajari bebek nglangi".
Pekerjaan yang tidak ada manfaatnya.
8. "Adigang, adigung, adiguna".
Mengandalkan kekuatan, kekuasaan, dan kepintarannya.
9. "Sepi ing pamrih, rame ing gawe".
Melakukan pekerjaan tanpa pamrih.
10. "Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah".
Hidup rukun pasti akan hidup sentosa, sebaliknya jika selalu bertikai pasti akan bercerai.
11. "Nabok nyilih tangan".
Menggambarkan orang yang tidak berani menghadapi musuhnya dan meminta bantuan orang lain diam-diam.
12. "Urip iku urup".
Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita. Sekecil apa pun manfaat yang kita berikan, jangan sampai menjadi orang yang meresahkan masyarakat.
13. "Ngono ya ngono ning aja ngono".
Boleh saja engkau berperilaku sekehendak mu, namun jangan sampai melanggar nilai atau norma sehingga merugikan orang lain.
14. "Sapa sira sapa ingsun".
Janganlah menggurui, memerintah serta mencampuri urusan orang lain tanpa izin, apalagi memaksakan kehendak, biarlah masing-masing memiliki prinsip, pandangan, keyakinan serta pemikiran.
15. "Surga manut neroko katut".
Kehidupan seorang istri ditentukan dari baik-buruknya agama suami.
16. "Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja aleman".
Jangan mudah terheran-heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut-kejut, jangan manja.
17. "Aja kuminter mundak keblinger, aja cidra mundak cilaka".
Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.
18. "Mangan ora mangan sing penting ngumpul".
Makan tidak makan yang terpenting adalah bisa berkumpul.
19. "Kena iwake aja nganti buthek banyune."
Berusahalah mencapai tujuan tanpa menimbulkan kerusakan.
20. "Ana dina, ana upa."
Tiap perjuangan selalu ada hasil yang nyata.
21. "Kacang ora ninggal lanjaran".
Kebiasaan anak selalu meniru dari orang tuanya.
22. "Kebo mulih menyang kandhange".
Sejauh-jauh seseorang pergi, akhirnya akan pulang ke kampung halamannya.
23. "Bathok bolu isi madu".
Menggambarkan orang dari kalangan bawah, tapi kaya ilmu pengetahuan.
24. "Anak polah bapa kepradah."
Tingkah laku anak mempunyai imbas bagi orang tua, tingkah laku anak yang buruk orang tua ikut terdampak buruk, begitu pula sebaliknya, jika perilaku anak baik, orang tua pun akan ikut terdampak baik.
25. "Busuk ketekuk, pinter keblinger".
Orang bodoh atau pandai suatu saat sama-sama akan mengalami keusulitan.
Peribahasa Jawa yang Penuh Makna Mendalam
1. "Pitik trondhol diumbar ing padaringan".
Orang yang diberi kepercayaan barang berharga, pada akhirnya hanya bisa menghabiskannya.
2. "Dandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dandhang".
Perkara yang buruk dianggap baik, sedangkan yang baik dianggap buruk.
3. "Bibit, bebet, bobot".
Menilai kualitas berdasarkan asal muasal, peranan, dan kiprah yang telah diperbuat.
4. "Dhuwur wekasane, endhek wiwitane".
Kesengsaraan yang membuahkan kemuliaan
5. "Diobong ora kobong, disiram ora teles".
Menjadi pribadi yang ulet, tekun, tangguh menghadapi segala ujian dan rintangan, hingga berhasil merengkuh kemuliaan serta kejayaan
6. "Dumadining sira iku lantaran anane bapa biyung ira".
Terjadinya dirimu karena diciptakannya ibu bapakmu sehingga kedua orang tua harus dimuliakan.
7. "Jaman iku owah gingsir".
Ruang, waktu, serta zaman akan selalu dinamis dan berubah.
8. "Kaya banyu karo lenga".
Tidak pernah rukun ibarat air dan minyak.
9. "Nguyahi banyu segara".
Melakukan suatu perbuatan yang sia-sia belaka, ibarat menggarami lautan.
10. "Urip iku saka Pangeran, bali marang Pangeran".
Hidup itu berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan
11. "Manunggaling kawula gusti."Manunggalnya atau bersatunya antara kawula (hamba) dengan sifat-sifat Tuhannya.
12. "Gupak pulute ora mangan nangkane".
Sudah ikut berjuang susah payah, tapi tidak ikut menikmati hasilnya.
13. "Lambe satumang kari samerang".
Orang yang sudah berkali-kali dinasehati, tapi tak juga didengarkan.
14. "Wani ngalah, luhur wekasane".
Berani mengalah demi kepentingan bersama adalah sikap yang luhur. Begitulah watak kesatria yang berjiwa besar dan lapang dada.
15. "Wani silit, wedi rai".
Seorang pengecut yang hanya berani di belakang layar, namun takut ketika behadapan secara langsung.
16. "Asu rebutan balung".
Manusia berkonflik untuk memperebutkan suatu hal yang sifatnya sepele atau remeh temeh.
17. "Beda-beda pandumaning dumadi".
Tuhan Yang Maha Adil memberikan anugerah yang adil kepada seluruh makhluk ciptaanNya.
18. "Kebo nyusu gudel".
Kaum tua menimba ilmu atau berguru kepada kaum muda
19. "Crah agawe bubrah."
Pertentangan atau konflik menyebabkan perpecahan/kerusakan
20. "Krido lumahing asto".
Hamba yang mengemis dan peminta-minta.
21. "Kutuk marani sunduk".
Mendekati mara bahaya
22. "Lamun sira durung wikan alamira pribadi, mara takona marang wong kang wus wikan".
Jikalau engkau belum memahami alam pribadimu, hendaknya engkau bertanya kepada yang telah memahaminya.
23. "Manungsa iku kanggonan sipating Pangeran".
Manusia itu memiliki sifat Tuhan.
24. "Witing tresna jalaran saka kulina".
Awal mulanya tumbuh bibit cinta itu karena terbiasa
25. "Yen wedi aja wani-wani, yen wani aja wedi-wedi".
Jadilah engkau pribadi yang mempunyai prinsip, tegas, dan tidak ragu ragu.
Peribahasa Jawa yang Bijaksana
1. "Ngunduh wohing pakerti."
Memetik buah perbuatannya sendiri.
2. "Anak polah, bapak kepradhah."
Sebagai peringatan kepada para orang tua supaya lebih bertanggung jawab terhadap kehidupan anak-anaknya.
3. "Nabok nyilih tangan."
Memukul meminjam tangan orang lain.
4. "Mikul dhuwur mendem jeru."
Kita senantiasa menjujung tinggi kebaikan orang tua serta merahasiakan segala kejelekanya.
5. "Ana dina ana upa. Ora obah ora mamah."
Ada hari ada nasi. Tidak mau bergerak tidak mendapatkan makanan.
6. "Diwenehi ati ngrogoh rempelo."
Orang yang tidak mau bersyukur atas pemberian yang baik, dan inginnya lebih banyak.
7. "Aja ngomong waton, nanging ngomonga nganggo waton."
Jangan asal bicara, tapi berbicaralah dengan menggunakan landasan yang baik.
8. "Withing teresno jalaran songko kulina."
Pertama cinta itu penyebabnya karena terbiasa.
9. "Kekudhung wewulang macan."
Memiliki keinginan, tetapi mengusahakannya dengan mengandalkan atau menggunakan nama besar orang lain maupun pengaruh orang lain.
10. "Cakra manggilingan."
Hidup itu bagaikan roda yang terus berputar.
11. "Becik ketitik, olo ketoro."
Baik akan terbukti, dan buruk akan kelihatan dengan sendirinya.
12. "Kegedhen empyak kurang cagak."
Besar pasak daripada tiang. Pengeluaran lebih besar daripada pemasukan.
13. "Tuna satak bathi sanak."
Rugi sedikit tidak apa-apa asalkan bertambah saudara.
14. "Ngono yo ngono, nanging ojo ngono."
Begitu ya begitu, tapi ya jangan gitu.
15. "Mimi lan mintuno."
Sepasang kekasih yang saling mencintai.
16. "Nabok nyilih tangan."
Memanfaatkan orang untuk melakukan sesuatu.
17. "Sanyari bumi, sakdhumuk bathuk, ditohi pati."
Orang harus berani dan mau membela kehormatan isterinya serta mempertahankan setiap jengkal tanah yang dimilikinya.
18. "Sadawa dawane lurung, ijik dawa gurung."
Pembicaraan orang dapat tersebar luas hingga tak terbatas.
19. "Dudu sanak lan dudu kadang, nek mati melu kelangan."
Bukan saudara dan bukan kerabat, jika mati ikut merasa kehilangan.
20. "Sak begja-begjane wong lali, ijik luwih begja wong eling."
Seberuntung-beruntungnya orang lupa, masih beruntung orang yang ingat.
21. "Cegah dahar lawan guling."
Mengurangi makan dan mengurangi tidur.
22. "Janma tan kena ing ina."
Manusia jangan dihina.
23. "Utha-uthu nggoleki salahe garu."
Berjuang tanpa kenal lelah.
24. "Alon-alon sing penting kelakon."
Pelan-pelan yang penting tercapai.
25. "Durung gedhe yen durung wani cilik. Durung unggul yen durung wani asor. Durung menang yen durung wani kalah."
Belum menang jika belum berani kalah, belum tinggi (unggul) jika belum berani rendah, belum besar jika belum berani kecil. (mdk/edl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seperti yang kita tahu, budaya Jawa terkenal dengan sopan santunnya. Dan hal tersebut juga tergambar dalam kata-kata pepatah Jawa.
Baca SelengkapnyaKata pepatah Jawa ini mempunyai makna yang kaya akan nilai-nilai moral, sehingga cocok dijadikan sebagai penuntun dalam bersikap.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 50 kata-kata bijak bahasa Jawa tentang kehidupan sehari-hari yang bermakna.
Baca SelengkapnyaKata-kata pepatah Jawa mengandung makna yang mendalam tentang nasihat hidup.
Baca SelengkapnyaKumpulan kata bijak bahasa Jawa yang penuh makna dan bisa dijadikan inspirasi dalam hidup.
Baca SelengkapnyaBerikut filosofi Jawa bijak berbagai topik beserta artinya yang bisa menjadi sebuah bacaan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaKata-kata istilah Jawa kuno dapat berisi banyak makna dan pesan positif.
Baca SelengkapnyaPepatah Jawa adalah peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran, yang biasanya diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya.
Baca SelengkapnyaKumpulan kata-kata nasihat bahasa Jawa yang penuh pelajaran positif dan petuah baik.
Baca SelengkapnyaQuotes bijak lucu bahasa Jawa selain menghibur juga berisi nasihat-nasihat yang penuh makna.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 70 pantun lucu bahasa Jawa yang kocak dan bikin ngakak, serta punya makna yang mendalam.
Baca SelengkapnyaKumpulan kata bijak bahasa Jawa yang penuh makna sehingga bisa memberikan inspirasi.
Baca Selengkapnya